Hasto Ajak Budayawan dan Seniman Bangun Politik Kebudayaan

Ilustrasi: Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan yang Sekretaris TKN 01, Hasto Kristiyanto berkunjung ke kediaman budayawan Budi Dalton dan sejumlah seniman Jawa Barat/Istimewa

Koran Sulindo – Rombongan Safari Kebangsaan VIII yang dipimpin Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bersilaturahim ke kediaman pemerhati seni dan  budaya Budi Dalton, di jalan Rengkong, Kota Bandung, Jumat (22/2/2019). Hasto disambut sejumlah budayawan dan seniman Jawa Barat. Tampak hadir presenter yang juga aktor Edi Brokoli.

Turut mendampingi Hasto antara lain, Tim KH Ma’ruf Amin, Habib Sholeh Al Muhdar, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat  Tubagus Hasannudin, Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari, sejumlah caleg partai seperti Ramond Dony Adam.

Di bawah rintik hujan, pertemuan berlangsung akrab. Para seniman dan budayawan bertukar gagasan, dan pemikiran dengan Hasto dan rombongan. Suguhan kue tradisional dan kopi, sembari berdiskusi membahas berbagai persoalan seni dan kebudayaan hingga menjaga kelestarian lingkungan.

Budi Dalton mengungkapkan, banyak program yang bisa disinergikan dengan para budayawan di Jabar khususnya yang ada di pinggiran yang jarang tersentuh.

“Saya tidak mewakili tetapi sebagai pelaku budaya, berterima kasih pada PDI Perjuangan telah meluangkan waktunya mendengarkan keluhan budayawan Jabar,” kata aktor dan musisi itu.

Menurut Budi, target dari berbagai macam programnya adalah merangkul kaum milenial, dan wilayah yang belum tersentuh.

“Sebetulnya di kalangan milenial sekarang melakukan sesuatu dengan cara masing-masing. Jadi perlu dirangkul dan diarahkan,” kata Budi yang bergabung di Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB) di bawah pimpinan almarhum Harry Rusli.

Dalam kesempatan itu, Hasto mengatakan bahwa provinsi Jabar kaya dengan tradisi kebudayaan. Namun jika modernitas berdiri tanpa keseluruhan jati diri, maka kebudayaan akan kehilangan akarnya.

“Untuk itu, berbagai strategi kebudayaan harus dijalankan bersama-sama karena sangat sesuai dengan kepribadian kita apalagi di Jawa Barat,” ungkap Hasto.

Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) 01 itu berharap dari pertemuan ini, para tokoh kebudayaan memperindah politik pada kesejatiannya. Selain itu juga memperindah politik dengan kebudayaan, tari-tariannya makanannya, kuliner, dan seluruh nilai-nilai luhur sebagai bangsa.

“Sekali lagi, kami bertemu dengan para tokoh kebudayaan ini untuk mendorong hijrah politik menjadi wajah yang membangun keadaan politik yang santun, yang toleran, yang mencintai seluruh isi alam raya,” katanya.

Ia mengajak seniman dan budayawan menjadi bagian penting dalam upaya pelestarian lingkungan Jabar. Menurutnya, salah satu langkah konkret pelestarian lingkungan adalah menjaga sumber mata air di Sungai Citarum. Hasto mengatakan pemerintahan Jokowi telah berupaya keras selama ini agar bisa membersihkan Sungai Citarum dari sampah plastik dan botol bekas.

Pelestarian terhadap kesenian, adat istiadat hingga makanan juga perlu dilakukan. Dia menegaskan jangan sampai masuknya budaya-budaya asing, membuat masyarakat Jabar hilang dari akar budayanya. Menurut dia, upaya ini juga bagian dari visi pembangunan Presiden Jokowi.

“Inilah yang membuat politik benar-benar membumi. Jokowi-Ma’ruf turun ke rakyat dan menyentuh hal-hal yang fundamental. Tidak lagi bicara fitnah, tebar hoaks sana-sini tetapi benar-benar yang dibutuhkan rakyat,” kata Hasto.

Hasto juga bercerita saat Bung Karno tengah giat melawan penjajahan di Indonesia, banyak sekali hasil pemikirannya berasal dari kontemplasi panjang di bumi Parahiyangan itu.

“Seluruh kontemplasi ideologis Bung Karno, tentang nasionalisme sebelum pertemuan dengan Pak Marhaen, tidak terlepas keindahan alam raya Bumi Pasundan ini,” kata Hasto. [CHA]