Koran Sulindo – Puluhan murid kelas X dan XI di SMAN 77 Cempaka Putih Tengah, Jakarta Pusat, mengikuti ujian Penilaian Akhir Tahun saat pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka tahap dua di sekolah.

Dalam PTM hari pertama ini, ada 6 kelas yang dibuka, yakni 3 kelas X IPS dan 3 kelas X IPA. “Hari ini ‘piloting’ di SMAN 77 Jakarta adalah hari pertama di mana yang masuk kelas X, yang tentunya sudah mendapatkan izin orang tua,” kata Kepala Sekolah SMAN 77 Jakarta, Sri Rahmina Utami, Rabu (9/6).

Ada pun dalam penyelenggaraan PTM hari pertama, para siswa tengah mengikuti ujian PAT atau ujian untuk kenaikan kelas. Dalam setiap kelas, sekolah membatasi tidak lebih dari 10 siswa yang mengikuti PTM. Sisanya, siswa mengikuti ujian lewat aplikasi daring yang telah disediakan oleh sekolah.

Dari pantauan, setiap kelas hanya diisi sekitar 3-4 siswa. Meski sekolah telah mengantongi lebih dari 50 persen izin dari orang tua murid, kenyataannya isi setiap kelas tidak sampai 10 murid.

“Dari ‘assesment’ dan jadwal yang ada memang sekitar 60 siswa, tapi dari yang hadir ternyata ada konfirmasi dari keluarga yang sakit dan sebagainya, hanya sekitar 50 siswa,” kata Utami.

Pihaknya, kata Utami, selalu melakukan sosialisasi kepada orang tua murid, agar selalu menginformasikan jika anaknya mengalami gejala sakit, seperti kenaikan suhu badan, pusing hingga demam.

Ada pun ‘piloting’ PTM di SMAN 77 Jakarta dilakukan selama tiga hari dalam seminggu, yakni Senin, Rabu dan Jumat dengan pergantian kelas. Pada Jumat (11/6) nanti, PTM di SMAN 77 diikuti oleh kelas XI.

Selain SMAN 77 Jakarta, piloting PTM di wilayah Jakarta Pusat II juga dilaksanakan di SDN Kenari 07 Jakarta, SMK Muhammadiyah 11 Kemayoran dan SMK 21 Kemayoran.

Sedangkan, Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan 2 menjelaskan PTM kedua hanya boleh diikuti siswa maksimal sebanyak 25 persen dari kapasitas setiap kelas.

“Mekanisme sama persis dengan PTM terbatas yang awal,” kata Kepala Seksi Pendidikan Menengah Suku Dinas Pendidikan Wilayah 2 Jakarta Selatan Sarwoko saat memantau PTM di SMKN 47 Jakarta.

Dengan aturan kapasitas itu, per kelas hanya diisi oleh sekitar 12-15 orang pelajar. Adapun PTM yang merupakan percontohan tahap pertama setelah PTM terbatas itu dilaksanakan tiga kali dalam seminggu yakni setiap hari Senin, Rabu dan Jumat.

Sedangkan hari Selasa, Kamis, dan Sabtu sekolah akan disemprot disinfektan untuk memastikan kebersihan dan kenyamanan ruang kelas.

Sarwoko menjelaskan pelajar yang ikut dalam kelas PTM tersebut merupakan pelajar yang saat ini berada di jenjang besar misalnya untuk SD diikuti pelajar kelas V dan VI.

Begitu juga untuk sekolah menengah untuk SMP diikuti kelas VII dan VIII serta jenjang SMA diikuti kelas X dan XI.

Di wilayah Jakarta Selatan, PTM diikuti 37 sekolah, sebanyak 19 di antaranya berada di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan 2 dan sisanya sebanyak 18 berada di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan 1.

“Sekolah-sekolah ini benar-benar memenuhi standar protokol kesehatan dari segi kesehatan, sarana prasarana memenuhi,” ucap Sarwoko.

Sekolah dalam PTM itu, lanjut Sarwoko, juga sudah melalui penilaian dari kementerian dan tahapan penilaian termasuk kepada guru, kepala sekolah hingga orang tua siswa untuk pelatihan modul.

“Kemudian nilai turun ke dinas dan turun ke sudin, langsung ke sekolah, setelah itu tim sudin melakukan verifikasi, kami cek dan setelah itu data diunggah pengawas, disampaikan lagi baru pelaksanaan PTM,” kata Sarwoko. [Wis]