Ilustrasi Armada RI (sumber: maritimnews)
Ilustrasi Armada RI (sumber: maritimnews)

Di balik birunya cakrawala laut Indonesia, Armada Republik Indonesia (RI) telah menjadi saksi bisu perjalanan sejarah bangsa. Sebagai penjaga kedaulatan di garis terluar wilayah Indonesia, peran Armada RI tak hanya berakar pada pertahanan maritim, tetapi juga sebagai simbol kekuatan nasional. Setiap tanggal 5 Desember, kita diajak mengenang dedikasi tanpa henti para prajurit laut yang mengabdi demi keamanan dan kejayaan negeri ini.

Dengan tema besar “Dengan Semangat Jalesveva Jayamahe, Koarmada RI Siap Mempersatukan Kekuatan Laut Nusantara untuk Mewujudkan Nusantara Baru Indonesia Maju”.

Pperingatan Hari Armada RI ke-79 pada tahun 2024 menjadi momen refleksi sekaligus motivasi untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai negara maritim yang unggul. Bagaimana perjalanan Armada RI hingga menjadi kekuatan strategis seperti sekarang? Mari kita simak sejarah dan perannya yang tak ternilai dalam menjaga marwah bangsa.

Sejarah Armada RI

Setiap tanggal 5 Desember, Indonesia memperingati Hari Armada Republik Indonesia (RI). Tahun ini, Hari Armada RI dirayakan untuk ke-79 kalinya. Dilansir dari laman resmi TNI AL, Armada RI adalah kekuatan tempur Angkatan Laut (AL) yang menjadi bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Perannya sangat vital dalam menegakkan dan mempertahankan kedaulatan negara, khususnya di wilayah laut. Dalam masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Armada RI berhasil menjalankan operasi-operasi penting, seperti menembus blokade laut Belanda, mengirim pejuang kemerdekaan, dan membangkitkan semangat perjuangan di berbagai daerah.

Armada RI resmi dibentuk pada 5 Desember 1959 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) No. A.4/2/10 tanggal 14 September 1959. Peresmian tersebut dilakukan oleh Komodor Laut R.E. Martadinata.

Momentum ini menandai modernisasi kekuatan Angkatan Laut yang telah memenuhi semua unsur Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT), yang terdiri dari kapal atas air, kapal bawah air, pesawat udara, pasukan pendarat, serta didukung pangkalan yang strategis.

Pada masa itu, Armada RI memainkan peran besar dalam pelaksanaan Operasi Trikora dan Dwikora, yang merupakan bagian dari upaya mempertahankan dan memperluas kedaulatan Indonesia.

Reorganisasi dan Konsolidasi Armada RI

Seiring waktu, struktur organisasi Armada RI mengalami berbagai penyempurnaan. Surat Keputusan Menteri/Panglima Angkatan Laut (Men/Pangal) No. 5401.7 tahun 1963 menyebutkan perlunya penyesuaian organisasi dengan kebutuhan administratif dan operasional.

Pada 1963, Armada RI diorganisasi ulang menjadi Komando Armada (Koarma), yang bertugas menyelenggarakan komando administratif dan mengoordinasikan kesiapan tempur setiap satuan.

Pada 5 Desember 1966, Koarma berubah menjadi Komando Armada Samudera (Koarsam) dan Komando Armada Nusantara (Koartar). Koarsam difokuskan pada tugas-tugas strategis pertahanan, sementara Koartar bertanggung jawab atas keamanan domestik.

Pada 1970, kedua komando tersebut dilebur menjadi satu dengan nama Komando Armada Republik Indonesia. Kemudian, pada 1985, wilayah kerja Armada RI dibagi menjadi dua kawasan, yaitu Armada RI Kawasan Barat dan Armada RI Kawasan Timur.

Penetapan Hari Armada RI

Tanggal 5 Desember akhirnya ditetapkan sebagai Hari Armada RI melalui Surat Keputusan Kasal No. Skep/4033/XI/1987 tanggal 17 November 1987. Sejak saat itu, hari tersebut dirayakan setiap tahun untuk mengenang sejarah dan jasa besar Armada RI dalam menjaga kedaulatan laut Indonesia.

Pada tahun 2024, Armada RI merayakan usianya yang ke-79. Puncak peringatan HUT Armada RI digelar pada tanggal 5 Desember 2024 dengan semangat mempersatukan kekuatan laut Nusantara demi mewujudkan visi “Nusantara Baru Indonesia Maju”. [UN]