Aktivitas Gunung Merapi kembali meningkat Rabu malam (01/12), terjadi dua kali luncuran awan panas guguran dengan jarak luncur maksimumnya mencapai tiga kilometer menuju barat daya. Warga di sekitar lokasi mendengar suara gemuruh dan melihat pijaran di puncak Merapi.
Berdasarkan pantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), luncuran awan panas terjadi pada pukul 20.00 dan pukul 21.04 WIB.
Guguran disertai luncuran awan panas pertama tercatat di seismogram BPPTKG memiliki amplitudo 62 mm dengan durasi 186 detik. Luncuran awan panas diamati menuju arah barat daya sejauh 2,2 km.
Kemudian awan panas guguran kedua terpantau kembali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimum tiga kilometer. Luncuran kedua memiliki durasi lebih panjang yaitu 702 detik memiliki besar amplitudo maksimum 41 mm.
Di puncak Merapi kondisi terpantau hujan sejak sore hari sehingga material guguran dapat terbawa menuju aliran sungai hingga lereng. Untuk itu warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, sejak November tahun lalu ditetapkan statusnya menjadi siaga III.
Merapi memiliki ketinggian 2.968 MDPL, gunung api ini termasuk yang paling aktif di Indonesia. Aktivitasnya tercatat sejak waktu 10.000 tahun yang lalu dan terus dipantau hingga kini.
Karakter erupsi Merapi
Erupsi Merapi terjadi relatif sering hal ini ditengarai karena faktor geometri internal sistem vulkanis. Gunung Merapi merupakan gunung api tipe vulkanian lemah dengan ciri khas adanya peranan kubah lava dalam tiap-tiap erupsinya.
Salah satu ciri dari erupsi vulkanian yaitu adanya asap erupsi yang membumbung tinggi ke atas, kemudian asap tersebut melebar menyerupai cendawan. Asap erupsi membawa abu dan pasir yang akan turun sebagai hujan abu dan pasir.
Awan panas yang terjadi di Gunung Merapi umumnya termasuk awan panas guguran. Gaya berat kubah lava atau bagian dari kubah lava yang runtuh akan menentukan laju awan panas. Semakin besar volume yang runtuh akan semakin cepat laju awan panas maka jarak jangkaunya semakin jauh. [DES]