Bagi para penggemar serial Pokémon, nama Golem mungkin sudah tidak asing lagi. Dalam waralaba tersebut, Golem digambarkan sebagai Pokémon tipe batu, bertubuh bulat menyerupai kura-kura yang dilapisi cangkang keras berwarna hijau tua. Tapi tahukah Anda bahwa nama “Golem” bukan sekadar ciptaan dunia fiksi semata? Ia sesungguhnya berasal dari kisah mitologi kuno yang mengakar kuat dalam budaya Yahudi.
Asal-Usul Mistis Golem
Menurut laman mythology.net, dalam mitologi Yahudi, Golem adalah makhluk buatan, monster raksasa yang diciptakan dari tanah liat oleh para Rabi atau penyihir. Tujuan penciptaannya sederhana yaitu menjadi pelayan setia. Namun, meskipun mereka diciptakan untuk membantu, legenda-legenda memperingatkan tentang bahaya yang muncul ketika Golem kehilangan kendali atau melampaui batas kuasa sang pencipta.
Secara harfiah, kata “golem” berasal dari bahasa Ibrani yang berarti “mentah” atau “belum selesai”. Referensi paling awal tentang Golem terdapat dalam teks Kitab Penciptaan (Sefer Yetzirah) pada abad ke-2 M dan dalam Talmud yang ditulis pada abad ke-4 M.
Wujud dan Karakteristik Golem
Secara fisik, Golem digambarkan sebagai sosok humanoid besar yang terbuat dari tanah liat kasar. Tubuhnya kekar, penuh otot, namun biasanya memiliki kepala kecil dan terkadang bahkan tanpa wajah. Meski demikian, beberapa versi menggambarkan Golem dengan mata atau mulut yang terpahat, bahkan dihiasi dengan batu permata atau mantra yang diukir di dahinya.
Kepribadian Golem pun tidak jauh berbeda dari penampilannya yang kaku, ia patuh tanpa pertanyaan, bahkan bisa dibilang tak memiliki kehendak atau kecerdasan sendiri. Karena itu, sang pencipta harus memberinya instruksi yang sangat rinci. Kesalahan dalam memberi perintah bisa mengakibatkan malapetaka. Dalam beberapa kisah, Golem bahkan dikisahkan mampu memberontak dan membawa kehancuran, ketika ia tak lagi terkendali.
Meskipun Golem tidak memiliki kemampuan magis dari dirinya sendiri, ia kerap dilengkapi dengan jimat, senjata, atau mantra yang diberikan oleh penciptanya. Salah satu Golem paling terkenal, misalnya, diberi kekuatan untuk menjadi tak terlihat atau memanggil roh orang mati sebagai pelindung.
Pembuatan Golem juga bukan perkara sembarangan. Berbagai teks spiritual menggambarkan prosesnya dengan detail yang mistis dan sakral. Langkah pertama adalah membentuk tubuh raksasa dari tanah liat. Untuk menghidupkannya, beberapa sumber menyebut bahwa sang pembuat harus menari mengelilingi makhluk itu sambil melantunkan huruf-huruf Ibrani dan nama rahasia Tuhan hingga mencapai keadaan ekstase spiritual.
Sumber lain menyebutkan bahwa kata Ibrani untuk “kebenaran” harus ditulis di dahinya. Menghapus huruf pertama dari kata itu akan mengubahnya menjadi “kematian”, dan dengan begitu, Golem akan kembali menjadi tanah.
Ada pula versi yang menyebut penggunaan kertas bertuliskan nama suci Tuhan, yang disisipkan ke dalam mulut atau mata Golem. Untuk menghancurkan makhluk ini, penciptanya harus berani mendekat dan mencabut kertas tersebut, yang merupakan sebuah tindakan penuh risiko.
Golem dalam Legenda
1. Golem dari Chelm
Salah satu kisah Golem paling awal datang dari kota Chelm, di mana Rabbi Eliyahu dikatakan menciptakan Golem yang kuat untuk membantunya. Namun, ketika Golem itu mulai tumbuh tanpa henti dan menjadi ancaman, sang Rabi menghentikannya dengan mencabut gulungan mantra dari dahinya.
2. Golem dari Praha
Ini adalah cerita Golem paling terkenal. Rabbi Judah Loew ben Bezalel dari Praha menciptakan Golem untuk melindungi komunitas Yahudi dari kekerasan anti-Semit. Namun, makhluk yang awalnya menjadi pelindung ini akhirnya kehilangan kendali dan mengamuk, membunuh orang-orang tak berdosa dan menghancurkan kota. Rabbi Loew berhasil menghentikannya dan menyimpan tubuhnya di loteng sinagoge, yang konon masih dijaga hingga kini—untuk berjaga-jaga jika Praha kembali memerlukan perlindungan.
3. Golem dari Vilna
Berbeda dari cerita lainnya yang muncul setelah kematian tokoh terkait, kisah Golem dari Vilna disampaikan langsung oleh Rabbi Vilna Gaon. Ia mengaku hampir menyelesaikan penciptaan Golem demi menghadapi ancaman spiritual di Yerusalem, namun menghentikan prosesnya setelah menerima tanda dari Tuhan.
Golem di Budaya Modern
Dalam budaya kontemporer, Golem telah bertransformasi menjadi simbol dalam berbagai bentuk media. Di dunia Yahudi, kata “golem” atau “goylem” dalam bahasa Yiddish digunakan sebagai hinaan untuk orang bodoh atau kikuk.
Dalam sastra dan hiburan modern, Golem tampil sebagai tokoh dalam Frankenstein karya Mary Shelley, The Golem’s Eye karya Jonathan Stroud, serta The Alchemyst karya Michael Scott. Mereka juga menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia permainan fantasi seperti Dungeons and Dragons maupun berbagai permainan video.
Dalam konteks Pokémon, Golem dipersonifikasikan sebagai makhluk keras, kuat, dan nyaris tak terkalahkan—mewakili esensi dari makhluk tanah liat mitologis yang menjadi simbol kekuatan, ketahanan, dan bahaya tersembunyi ketika ciptaan manusia lepas kendali.
Golem bukan sekadar makhluk fiksi dalam dunia Pokémon atau cerita fantasi lainnya. Ia adalah refleksi dari imajinasi kolektif manusia tentang kuasa penciptaan dan batas kendali. Dari tanah liat hingga legenda, dari sinagoge hingga layar kaca, Golem terus hidup sebagai pengingat akan kekuatan, bahaya, dan misteri. [UN]