Ilustrasi: Presiden Joko Widodo berkunjung ke rumah Prabowo Subianto/akun Facebook Presiden Joko Widodo

Koran Sulindo – Partai Gerindra menolak undangan calon presiden dan wakil presiden untuk melakukan tes baca Al Quran yang diajukan Dewan Dai Aceh.

Ketua DPP Gerindra Sodik Mujahid dalam keterangan tertulisnya menyebut hal itu tak substansial untuk menentukan kualitas seorang capres.

“Yang sangat dan lebih penting adalah pemahaman terhadap isinya (Alquran) dan bagaimana mengamalkannya secara demokratis dan konstitusional di NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” kata Sodik Mujahid, Minggu (30/12).

Menurut Sodik, meski pemahaman Al Quran menjadi salah satu hal penting namun ia tak setuju jika pemahaman dan kemampuan membaca Al Quran menjadi satu-satunya tolak ukur kepemimpinan.

Menurutnya, memahami Al Quran dan kitab-kitab suci lain sangat penting sebagai syarat seorang capres. Sedangkan kemampuan membaca Alquran tetaplah bukan syarat.

Lebih lanjut Sodik menganalogikan hubungan kemampuan baca Al Quran pada capres-cawapres seperti kemampuan bermain sepak bola terhadap Ketua Umum PSSI. Ia menyebut, Ketua Umum PSSI terpilih tak mesti jago bermain sepak bola.

“Seperti waktu tes calon Ketua Umum PSSI. Apakah dilakukan tes cara menendang bola, cara setop bola, dan cara dribble bola? Tidak, kan? Tapi visi, misi, dan programnya dalam memajukan sepak bola,” kata Sodik yang juga menjabat sebagai juru debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

“Tes, amati, cermati pemahamannya terhadap Alquran. Tapi tidak melalui tes khusus karena bisa tampak dalam debat, dalam pidato, dan dalam ungkapan pendapat dan pikirannya selama ini,” kata dia.

Senada dengan Sodik, sebelumnya Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Faldo Maldini menyebut meski menghormati undangan tes baca Al Quran namun Prabowo disebutnya lebih senang mendengar tausiah ulama karena sungkan dengan mereka yang ilmu agamanya lebih tinggi.

“Kami sangat hormati undangan dari ulama-ulama Aceh. Kami akan coba bahas di tim. Tetapi, Mas Prabowo tentunya lebih senang datang untuk mendengarkan tausiyah dan lantunan Al Quran dari para ulama untuk memperkuat keimanan dan keilmuan,” kata Faldo Maldini, Sabtu (30/12).

Faldo justru menilai undangan itu sebagai wujud publik yang lelah dengan narasi ibadah, yang menurutnya dimainkan kubu petahana. Ia mengaku di Tim Prabowo-Sandi tak etis mempertanyakan hal-hal pribadi seperti ibadah di ruang publik.

“Ini membuktikan publik lelah dengan narasi ibadah yang dimainkan oleh kubu petahana ini. Bagi kami dari awal, tidak etis seorang politisi mempertanyakan persoalan privat seperti ini di ruang publik, yang dimulai oleh pihak petahana,” kata Faldo.

Berbeda dengan kubu Prabowo–Sandi yang langsung menolak,  Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo – Ma’ruf Amin menyatakan siap menerima undangan tersebut.

“Kita dari pihak TKN menyatakan Pak Jokowi sangat siap menerima tawaran yang diberikan kawan-kawan Ikatan Dai Aceh,” kata juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Arya Sinulingga, dalam keterangan tertulis, Minggu (30/120.

Arya menyebut TKN memahami undangan yang disampaikan Dewan Ikatan Dai Aceh itu, karena salah satu syarat menjadi pemimpin di Aceh adalah mampu membaca Alquran.

“Kita harus menghargai, karena ini adalah permintaan dari masyarakat Aceh. Mereka memang dikenal sangat menjunjung ajaran dan melandaskan semuanya dari agama Islam,” kata dia.

Lebih lanjut menurut Arya, TKN akan membuat kesepakatan bersama tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terkait undangan tersebut. Bahkan ia menyebut tak masalah jika Prabowo menginginkan tes itu diselenggarakan tertutup.

“Bahkan, kalau kubu Prabowo meminta, misalnya, dibuat tertutup dan hanya didengarkan oleh para juri, itu pun kita bersedia,” kata Arya.

Seperti diketahui, undangan tes baca Alquran datang dari Dewan Ikatan Dai Aceh. Kedua pasang calon diundang tes baca Al Quran untuk mengakhiri polemik soal keislaman para capres dan cawapres. Te situ menurut rencana bakal dilaksanakan di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh pada 15 Januari 2019 mendatang.

“Untuk mengakhiri polemik keislaman capres dan cawapres, kami mengusulkan tes baca Alquran terhadap kedua pasangan calon,” kata Ketua Dewan Pimpinan Ikatan Dai Aceh Tgk Marsyuddin Ishak di Banda Aceh seperti disampaikan di berbagai media massa,  Sabtu (29/12).[TGU]