Wakapolri Komjen Syafruddin/YMA

Koran Sulindo – Wakapolri Komjen Syafruddin geram pada peristiwa penggusuran lahan di Tanjung Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Senin (19/3/2018) lalu yang dinilainya tidak toleran.

“Karena beritanya sangat dahsyat, sangat mengiris hati umat Islam. Karena kalau itu beritanya benar, itu ibu-ibu zikir terus dieksekusi, oleh karena itu saya memerintahkan untuk investigasi menyeluruh,” kata Syafruddin, usai shalat Jumat di Masjid Al-Azhar, Jakarta Selatan, Jumat (23/3/2018).

Saat ini Wakapolri sudah menurunkan tim dari Propam Mabes Polri yang dipimpin oleh Karo Paminal Brigjen Teddy Minahasa. Jika terjadi pelanggaran prosedur maka, Syafruddin akan mencopot Kapolres Banggai, AKBP Heru Pramukarno. Apalagi dalam penggusuran lahan seluas 20 hektar itu, polisi menembakkan gas air mata.

“Ya justru itu tidak sesuai dengan prosedur. Tidak boleh, tidak boleh. Pengajian dibubarkan dengan gas air mata,” katanya.

Selain kepada internal juga dilakukan investigasi terhadap Pemerintah Daerah (Pemda) selaku pengambil kebijakan. Syafruddin menegaskan Pemda dan perusahaan terlihat tidak toleran. Sebab di pemukiman tersebut ada majelis taklim.

“Yang membuat saya sangat reaktif karena kelihatannya tidak toleran. Pemerintah harus toleran terhadap masyarakat. Polri juga walaupun itu menegakan hukum, tapi harus berkeadilan. Oleh karena itu saya berjanji untuk menuntaskan ini semuanya. Kita tunggu laporannya Senin,” kata Wakapolri. [YMA].