Ilustrasi: Masjid roboh di Pidie, Aceh/Akun Facebook Afdhal RM

Koran Sulindo – Gempa bumi yang terjadi di Pidie Jaya merupakan dampak dari aktivitas sesar aktif di wilayah tersebut. Pergerakan sesar aktif yang terjadi bersifat mendatar dan dekstral (menganan). Sesar aktif yang bergerak di Pidie Jaya ini merupakan cabang dari sesar Sumatera di bagian utara. Sesar ini berorientasi barat laut-tenggara.

“Gempa ini terjadi karena pengaruh dari pergerakan sesar yang sudah ada tapi belum terpetakan sebelumnya,” kata pakar gempa dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Gayatri Indah Marliyani, S.T., M.Sc., menganalisa gempa bumi yang terjadi di Pidie Jaya, Rabu (7/12).

Menurut Gayatri, adanya tekanan dari zona subduksi atau penunjaman di selatan Sumatera memberikan gaya tekan yang kuat ke daerah permukaan dan akibatnya membentuk sesar-sesar yang aktif.

“Nah gempa terjadi akibat pergerakan dari sesar-sesar ini,” urai geolog UGM ini.

Kalau pun guncangan gempa terasa kuat di daerah ini karena di wilayah dekat pusat gempa tersusun oleh batuan yang tidak kompak. Gelombang gempa merambat lebih cepat pada batuan kompak dan melambat ketika melewati batuan yang lepas-lepas.

‘Ketika melewati daerah dengan batuan yang lepas-lepas, amplitudo gelombang gempa akan membesar untuk bisa merambatkan energi yang sama, sehingga getaran yang dirasakan pada daerah ini lebih kuat. Getaran yang kuat dari gempa bumi ini juga bisa menimbulkan longsoran,” ujarnya.

Anggota tim revisi peta gempa nasional ini menyatakan, mengingat Indonesia merupakan wilayah rawan gempa bumi, maka perlunya  upaya mitigasi bencana gempa. Salah satu langkah yang perlu segera dilakukan adalah memetakan jalur sesar atau patahan aktif di seluruh kawasan Indonesia, terutama di kawasan padat penduduk atau perkotaan

“Indikasi bahwa sesar ini aktif adalah adanya kegempaan di daerah sesar tersebut. Ketika sesar bergerak dan menimbulkan gempa, sesar ini akan cenderung bergerak lagi di masa yang akan datang,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Gayatri, perlu dilakukan penelitian geologi secara mendalam tentang sejarah kegempaan di sepanjang sesar tersebut. Penelitian ini untuk menyingkap sejarah gempa di masa lalu, jauh melampaui batas rekaman sejarah. Selain itu, setelah terjadi gempa sebaiknya langsung melakukan pemetaan.

“Pemetaan setelah gempa penting dilakukan untuk mengetahui potensi gempa di masa mendatang,” tegasnya. [YUK]