Ilustrasi/antarafoto

Koran Sulindo – Sebanyak 82 orang meninggal dunia, ratusan orang luka-luka, dan ribuan rumah rusak akibat gempabumi berkekuatan 7 skala Richter yang mengguncang wilayah di Nusa Tenggara Barat, Minggu (5/8/2018) pukul 18.46 WIB.

Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa 7 SR tersebut adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya. Kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar.

Menurut BMKG, seperti dikutip bmkg.go.id, gempa dengan kekuatan 7 SR itu terjadi pada kedalaman 15 km dengan pusat gempa di darat 18 km barat laut Lombok Timur NTB qtau 22 km timur laut Lombok Utara NTB pada 5/8/2018 pukul 18.46 WIb. Gempa berpotensi tsunami.

Peringatan dini tsunami telah berakhir. Tsunami memang terjadi di pantai tetapi kecil hanya setinggi 9-13 cm. Tsunami tidak menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan.

Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, korban berasal dari Kabupaten Lombok Utara 65 orang, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Daerah yang terparah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, dan Kota Mataram.

Bangunan dan rumah yang sebelumnya sudah rusak akibat gempa sebelumnya, minggulaluyang berkekuatan 6,4 SR, makin rusak dan beberapa roboh. Peringatan dini tsunami menyebabkan masyarakat makin panik dan trauma sehingga mengungsi.

Hingga Minggu (5/8/2018) pukul 24.00 WIB terjadi 80 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.

Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Diperkirakan korban terus bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.

Tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan. 2 helikopter untuk mendukung penanganan darurat dikirimkan.

TNI memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda dan alat komunikasi pada 6/8/2018 pagi.

Fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar. Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, permakanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram akan diliburkan hari inikarena dikhawatirkan bangunan sekolah membahayakan siswa.

Berdasarkan analisis peta guncangan gempa dirasakan. Intensitas gempa di Kota Mataram VIII MMI, Karangasem VI MMI, Ubud V MMI, Denpasar IV MMI, Kuta IV MMI, Tabanan V MMI, Singaraja III MMI, Negara IV MMI, Banyuwangi III MMI, Jember III MMI, dan Malang II MMI.

Dengan melihat kondisi tersebut diperkirakan kerusakan bangunan banyak terjadi terjadi di Kota Mataram.

“Umumnya bangunan-bangunan yang dibangun dengan kurang memperhatikan kontruksi tahan gempa akan mengalami kerusakan jika terkena guncangan gempa dengan intensitas di atas VI MMI Apalagi saat ini di Kota Mataram intensitas gempa VIII MMI,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Senin (6/8/2018), seperti di dikutip bnpb.go.id.