Busana Muslim Gerakkan Ekonomi

BELANJA konsumen muslim untuk pakaian meningkat. Pada tahun 2016, uang yang dibelanjakan untuk pakaian muslim di seluruh dunia, menurut The State of Global Islamic Economy Report 2016, sebesar US$ 254 miliar, sementara pada tahun 2015 sebesar US$ 243 miliar. Angka itu diperkirakan akan meningkat menjadi US$ 373 miliar pada tahun 2022.

Berdasarkan laporan yang sama, Indonesia pada tahun 2016 lalu menghabiskan konsumsi untuk busana muslim sebesar US$ 13,5 miliar atau terbesar kelima di dunia. Menurut Ketua Pokja Industri Kreatif Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Irfan Wahid dalam keterangan persnya pada 20 April 2018 lalu, angka ini semakin mengindikasikan tingkat konsumsi yang tinggi dari negara kita, yang juga dipengaruhi oleh total populasi muslim Indonesia yang merupakan terbesar di dunia saat ini. Potensi ini seharusnya bisa dimanfaatkan untuk menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai “pasar”, tapi menjadi produsen utama fashion muslim dunia.

Performa sektor fashion umumnya di Indonesia sangat baik. Pada tahun 2016, sektor fashion menyumbang total 18% terhadap Produk Domestik Bruto sektor ekonomi kreatif atau yang paling besar dibanding subsektor ekonomi kreatif lainnya.

“Industri fashion muslim Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bisa menjadi pusat fashion muslim dunia. Hanya saja masih ada beberapa pekerjaan rumah yang masih mendera industri fashion muslim kita dan ini harus segera diselesaikan. Pasar kita besar dan budaya kita sangat kuat, ini bisa menjadi kekuatan terbesar kita nantinya,” kata Irfan Wahid.

KEIN, menurut Irfan, telah menjadikan fashion muslim sebagai salah satu bahan kajian bersama para pemangku kepentingan industri fashion muslim. Dalam diskusi dan kajian tersebut dihasilkan beberapa poin penting, antara lain soal positioning industri fashion muslim Indonesia; keterhubungan industri hulu dan hilir fashion muslim; pelatihan dan pendidikan sumber daya manusia; pencanangan design district fashion muslim di Indonesia; isu fashion internasional; perpajakan dan pembiayaan, serta; biaya ekspor dan logistik.

“Isu di atas merupakan rangkuman dari permasalahan-permasalahan yang selama ini masih menjadi batu sandungan bagi industri fashion muslim Indonesia untuk bertumbuh lebih jauh,” tutur Irfan.

KEIN berharap, Indonesia dapat segera mengejar ketertinggalannya, sehingga bisa menyaingi Singapura dan Malaysia yang masuk ke dalam jajaran 10 besar fashion muslim dunia. “Untuk itu, kita perlu menata ekosistem bisnis yang kondusif dan suportif terhadap industri fashion muslim. Kita harus bisa membantu industri ini tumbuh menjadi salah satu industri masa depan yang menjanjikan bagi perekonomian bangsa,” ujar Irfan.

Muslim Fashion Festival 2018

Di Indonesia sendiri telah ada acara tahunan Muslim Fashion Festival atau Muffest sejak tahun 2016 lalu. Sebelumnya, pada tahun 2012, kelompok Kompas-Gramedia juga menggelar Jakarta Islamic Fashion Week, yang punya pengaruh signifikan dalam perkembangan fashion muslim di Tanah Air.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian sedang mengincar Eropa sebagai tujuan ekspor utama masa depannya dan ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat industri fashion muslim pada tahun 2020. Menurut pihak Kementerian Perindustrian, penjualan tahunan pakaian muslim di Eropa kini mencapai US$ 1,5 miliar. Ada pula rencana kerja sama Indonesia dan Thailand untuk memasarkan produk fashion muslim Indonesia di Eropa dengan memanfaatkan akses mudah Thailand ke benua itu. [Amy Wirabudi, Konsultan Fashion]