Koran Sulindo – Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings mendongkrak peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB. Pada Pada Juli 2017 lalu, Fitch mempertahankan peringkat Indonesia di BBB-.
Bulan lalu lembaga pemeringkat S&P juga menaikkan status Indonesia.
Rating yang menilai utang jangka panjang Indonesia itu diberikan karena prospeknya yang stabil. Menurut situs bloomberg.com, kini peringkat RI selevel dengan Filipina dan Portugis.
Kenaikan cadangan devisa negara dan pertumbuhan ekonomi yang kuat adalah alasan lain penaikan peringkat itu. Fitch meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di titik 5,4 persen pada 2018, 5,5 persen pada 2019.
Mengutip laman Fitch, Indonesia dinilai disiplin menjaga kebijakan moneternya sehingga membatasi dampak dari aliran dana investor asing yang keluar dari Indonesia. Namun ketergantungan Indonesia terhadap komoditas juga masih tinggi padahal harga-harga komoditas belum pulih jyga sejak jatuh sekitar 2 tahun lalu.
Tantangan paling dekat Indonesia adalah tahun-tahun politik mulai awal 2018 nanti. Sentimen domestik ini dicemaskan dapat mengganggu pasar.
Pemerintah juga masih harus terus memperbaiki lingkungan bisnis, walau peringkat kemudahan berusaha Indonesia naik tajam ke posisi 72 dari 192 beberapa waktu lalu.
Reformasi yang dilakukan Indonesia berkontribusi pada aliran dana investor asing masuk, yang bisa menutup defisit transaksi berjalan dalam beberapa tahun ke depan.
Beban utang pemerintah saat ini yang di angka 28,5 persen dari PDB bisa menjadi katalis positif. Pemerintah harus berupaya keras mematuhi batas defisit anggaran sebesar 3 persen dari PDB seperti amanat UU APBN agar membantu kepercayaan investor.
Fitch meramalkan defisit Indonesia stabil di angka 2,7 persen dan bertahan di bawah batas maksimum 3 persen. [DAS]