Fadli Zon/dpr.go.id

Koran Sulindo – Rencana pengeboman gedung DPR terungkap setelah tim dari Densus 88 Antiteror berhasil menangkap tiga alumnus Universitas Riau, Jumat (1/6).

Ketiga orang yang ditangkap itu adalah Muhammad Nur Zamzam, Rio Bima Wijaya, dan Orandi Saputra.

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengaku tidak percaya jika ketiga terduga teroris yang ditangkap di gedung Gelanggang Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unri itu akan melakukan aksi pengeboman gedung DPRD Riau dan DPR.

“Saya nggak yakin, mudah-mudahan nggak benar. Dan apa tujuannya? DPR kan gedung rakyat, mereka ini siapa? Apa kepentingannya?” kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (4/6).

Selain itu, Fadli juga tak mempercayai jika kelompok terorisme itu masuk ke dalam kampus lantaran mahasiswa Indonesia dianggapnya cerdas-cerdas dan tak mungkin terlibat dalam radikalisme dan terorisme.

Ia juga menyangsikan riset Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyebut terpaparnya kampus-kampus di Indonesia oleh radikalisme. “Saya sangat yakin bahwa tidak adalah hal-hal seperti itu,” kata dia.

BNPT dalam risetnya menyebutkan ada tujuh kampus negeri yang disusupi paham radikal yakni Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Airlangga dan Universitas Brawijaya.

Menurut Fadli Zon, kalaupun pernyataan tersebut benar, ia meminta aparat berwajib untuk menginterogasi dan mengadili mereka dengan hukum yang setimpal sepanjang menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. “Kalau ketangkap jangan dibunuh tapi diadili agar kita tahu apa yang mereka rencanakan,” kata dia.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, penangkapan tiga terduga teroris di Kampus Universitas Riau memiliki keterkaitan dengan jaringan Jemaah Ansharut Daulah.

Bahkan menurut Setyo Wasisto, seorang pelaku berinisial MNZ mengaku pernah mendapat pesanan bom rakit dari pelaku penyerangan Mapolda Riau.

“MNZ alias Zam-Zam terkait secara jaringan dengan kelompok teror JAD, penyerang Polda Riau (tanggal 16 Mei 2018, Jam 9.00 WIB),” kata Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (3/6).

Tidak hanya itu, Kepada polisi, MNZ mengaku pernah dipesani bom oleh penyerang Mapolda Riau. Bom, lanjutnya, dipesan sebelum aksi penyerangan Mapolda Riau.

Diketahui MNZ ditangkap, di Kampus UNRI oleh Tim Densus 88 dan Polda Riau.

MNZ ditangkap bersama dua orang lainnya, yaitu RB alias D (34), dan OS alias K (32). Ketiganya merupakan alumni kampus UNRI. MNZ sendiri ditetapkan sebagai tersangka, sementara dua lainnya masih berstatus saksi.

Jaringan JAD sendiri diketuai oleh terdakwa kasus bom Thamrin Aman Abdurrahman. Aman juga sekaligus merupakan ketua ISIS Indonesia.(SAE)