Emir Moeis Telah Mendaftar sebagai Bakal Calon Gubernur Kaltim

Pendiri dan Pemimpin Umum Koran Suluh Indonesia, Emir Moeis.

Koran Sulindo – Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik PDI Perjuangan Kalimantan Timur, Agus Salim, mengungkapkan politisi senior dari partainya, Emir Moeis, telah mendaftarkan diri sebagai bakal calon Gubernur Kalimantan Timur untuk Pemilihan Kepala Daerah 2018. Emir telah menyerahkan kembali formulir berkas pendaftaran ke Sekretariat DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur di Jalan Kartini, Samarinda, Kamis (1/6).

Selain Emir, yang juga mendaftar ke PDI Perjuangan Kalimantan Timur untuk maksud yang sama adalah anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Awang Ferdian, Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari, Suriansyah, dan Zuhdi Yahya. “Pada hari pertama, sejak Kamis pagi, kami telah menerima lima bakal calon yang mengambil formulir pendaftaran, lima calon tersebut adalah Awang Ferdian, Rita Widyasari, Suriansyah, Emir Moeis dan Zuhdi Yahya,” ujar Agus. Dari kelima calon tersebut, baru tiga orang yang menyerahkan berkas, yakni Emir Moeis, Awang Ferdian, dan Rita Widyasari.

Dijelaskan Agus, tahapan pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur dibuka mulai 1 Juni sampai 15 Juni 2017. Namun, khusus untuk pengambilan formulir dibatasi hanya sampai 7 Juni 2017. “Untuk penyerahan kembali berkasnya tetap akan kami terima sesuai dengan jadwal, yakni 15 Juni,” tuturnya.

Awang Ferdian sebelumnya telah mendaftar sebagai bakal calon wakil gubernur ke DPD Partai Golkar Kalimantan Timur. Akan halnya Rita Widyasari sudah ditetapkan oleh Partai Golkar sebagai calon Gubernur Kalimantan Timur. “Kami ingin memenangi Pilkada 2018 mendatang bersama-sama dengan partai politik lain, bukan hanya satu partai, dan kami akan membangun bersama-sama menuju Kaliamntan Timur yang lebih baik lagi,” ujar Rita setelah pendaftaran di Sekretariat DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur. Rita mendaftar sekitar pukul 13.00 Wita, dengan didampingi sejumlah tim sukses dan relawan dari DPD Partai Golkar Kalimantan Timur

Rita mengaku, dirinya yakin PDI Perjuangan punya perhitungan sendiri untuk bakal calon yang diusung. “Karena, PDI Perjuangan pasti punya lembaga survei independen yang akan menjaring aspirasi masyarakat Kalimantan Timur dan semoga saya termasuk dalam survei tersebut,” tutur Rita.

Sementara itu, Emir Moeis sebelumnya telah diusulkan secara aklamasi oleh jajaran pengurus Dewan Pimpinan Cabang dan Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Kalimantan Timur dalam Rapat Kerja Nasional II PDI Perjuangan pada 20 dan 21 Mei 2017 lalu di Bali. Emir Moeis adalah anak pertama dari Inche Abdoel Moeis, Gubernur Pertama Provinsi Kalimantan Timur, yang kala itu bernama Swatantra Tingkat I Kalimantan Timur.

Emir Moeis aktif di PDI Perjuangan sejak tahun 1998. Sebelumnya, di masa mudanya, sekitar tahun 1970, ia menjadi anggota muda Partai Nasional Indonesia (PNI) dan menjadi staf khusus di dewan pimpinan pusat partai itu, saat sang ayah menjadi Ketua  DPP PNI periode terakhir, sebelum fusi menjadi Partai Demokrasi Indonesia.

Pada pertengahan Mei 2017 lalu, Emir diberi tugas oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi Eksekutif Perencanaan Kebijakan PDI Perjuangan. Posisinya tersebut masuk dalam Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, meski tidak masuk dalam struktur kepengurusan. Tugas utamanya antara lain menjalin hubungan internasional serta penggalangan negara-negara The New Emerging Forces (Nefos) sebagaimana digagas dan dijalankan Presiden Soekarno dulu—gagasan terakhir Presiden Soekarno yang tak sempat terwujud walau gedungnya sempat selesai dan kemudian dijadikan gedung MPR/DPR/DPD sekarang, karena Bung Karno keburu dijatuhkan oleh kaum imperialis.

Emir Moeis juga pernah diberi amanat untuk menjadi Ketua DPP Bidang Ekonomi dan Keuangan PDI Perjuangan selama dua periode kepengurusan. Lewat partai itu pula, master teknik industri dan lingkungan hidup lulusan Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, dan terakhir lulus dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, ini pernah menjadi anggota DPR selama tiga periode. Di DPR, Emir pernah menjadi Ketua Komisi IX DPR RI dan Ketua Panitia Anggaran DPR RI (yang sekarang namanya menjadi Badan Anggaran).

Sebelum aktif berpolitik di PDI Perjuangan, Emir Moeis adalah seorang akademisi yang mendedikasikan dirinya sebagai tenaga pengajar di Fakultas Teknik Universitas Indonesia selama  29 tahun. Gelar insinyur Emir sendiri diperoleh dari Intistut Teknologi Bandung. [MKS]