Densus Antiteror Malaysia Tangkap 15 Terduga Teroris

Seorang ibu rumah tangga yang diduga dalang perencana aksi terorisme di Malaysia [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Detasemen Khusus Antiteror Malaysia menangkap sekitar 15 terduga teroris dan salah satunya adalah ibu rumah tangga. Mereka disebut berencana menyerang pemilih non-Muslim di sebuah tempat pemungutan suara selama pemilihan umum pada Mei lalu.

“Ibu rumah tangga itu menyusun rencana serangan dengan menggunakan mobil dan targetnya pemilih non-Muslim,” tutur Inspektur Jenderal Polisi Mohd Fuzi Harun seperti dikutip Channel News Asia pada Jumat (1/6).

Dalam keterangan resminya, kepolisian menjelaskan, perempuan tersebut telah berusia 51 tahun. Selain ingin menyerang TPS non-Muslim, juga berencana menyerang tempat ibadah non-Muslim. Mobil yang akan digunakan untuk menyerang itu akan dilengkapi dengan tabung gas yang akan memicu ledakan.

Kepada Channel News Asia, sumber intelijen Malaysia mengatakan, perempuan tersebut adalah dalang dari rencana aksi terorisme itu. Kepada pengikutnya, ia menyampaikan untuk menolak sistem demokrasi yang ada di Malaysia dan menggantinya dengan sistem kekhalifahan.

Gagasan untuk menggunakan mobil dalam menyerang non-Muslim, perempuan tersebut terinspirasi dari orang-orang Negara Islam (ISIS) Prancis dan Inggris. Di sana mereka menggunakan mobil untuk melindas orang-orang yang menjadi target mereka. Pengamat terorisme Malaysia, Ahmad El-Muhammady mengatakan, seorang ibu rumah tangga dan menjadi dalang dari rencana aksi terosrisme adalah yang pertama di Malaysia.

Sebelumnya, kata Ahmad, pihak keamanan pernah menangkap perempuan yang terlibat dalam jaringan teroris, namun hanya berperan sebagai perekrut, menggalang dana dan membentuk kelompok teroris. “Sebagai dalang, ini baru pertama kali,” kata Ahmad menimpali.

Masih menurut sumber intelijen, dalam aktivitas tersebut, perempuan itu tidak mengikutkan suami dan anak-anaknya. Akan tetapi, ia melibatkan adiknya dan setidaknya memiliki 10 pengikut yang setia serta militan. Ia merekrut pengikutnya lewat media sosial Facebook, Telegram dan WhatsApp.

Rencana operasi aksi terorisme itu semestinya dilakukan pada 27 Maret hingga 9 Mei di Kuala Lumpur, Selangor, Johor, Kelantan dan Sabah. Ia juga merekrut seorang siswa yang masih berusia 17 tahun. [KRG]