Densus 88 Antiteror Dalami Kasus Penembakan Polisi di Bima

Ilustrasi: Polisi pada saat teror Thmarin Januari 2016/AP

Koran Sulindo – Densus 88 Antiteror sedang mendalami kasus penembakan di Bima, Nusa Tenggara Barat. Pelaku diduga sudah menargetkan korban, sebab kedua orang polisi utu, Bripka Abdul Gafur dan Bripka Zainal Abidin, ditembak saat mengantar anak ke sekolah dan tidak memakai pakaian dinas.

“Kita belum nyatakan bahwa dari kelompok mana mereka, lone wolf atau leaderless terorism belum menyatakan itu,” kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/9).

Sebanyak empat dari lima orang yang sebelumnya ditangkap telah dipulangkan.

“Karena kurang bukti, kita belum bisa memastikan siapa pelakunya,” katanya.

Kasus penembakan dua anggota polisi di Kota Bima, Senin (11/9) kemarin, diduga kuat ada kaitannya dengan aktivitas kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Bima merupakan basis MIT pimpinan Santoso alias Abu Wardah yang ditembak mati dalam penyergapan Satgas Tinombala di Poso, Sulawesi Tengah, 2016 lalu. Istri kedua Santoso juga berasal dari Bima, meski tidak tidak terkait dengan aktivitas terorisme, keberadaan Mujahidin Indonesia Timur di sana tidak jadi sebuah kejutan.

Kelompok teroris di Bima kerap mengikuti pelatihan militer teroris di Poso. Beberapa diantaranya tewas tertembak yang terakhir adalah Askar alias Zaid dan Firdaus alias Daus. Keduanya terlibat baku tembak di Poso Pesisir Utara, pada 15 Mei 2017.

Di Bima, aksi teror juga kerap terjadi. Pada 17 Juni 2017, misalnya, Densus 88 Antiteror menangkap tiga tersangka teroris di Bima, yaitu Kurniawan bin Hamzah, Nasrul Hidayat dan Rasyid Andriansyah. Ketiganya diduga telah mempersiapkan aksi pengeboman di Markas Polsek Woha, Bima. Mereka juga telah menyiapkan bom rakitan.

Sementara itu Kabid Humas Polda NTB, AKBP Tri Budi Pangastuti mengatakan secara umum di Bima dalam kondisi kondusif. Kendati begitu, Polda NTB menetapkan siaga penuh di Polres Bima dan Polres Kota Bima.

“Semua anggota Polri baik itu di kabupaten dan kota pada taraf siaga yang paling tinggi. Namun ini tidak mengurangi kesiapsiagaan di Polres-Polres lainnya di wilayah Polda,” kata  Tri, melalui rilis media.

Saat ini kondisi kedua korban sudah membaik setelah pengangkatan proyektil di tubuh melalui operasi.

“Bripka Zainal sedang dalam fase pemulihan di RS Bhayangkara Kota Bima. Dan Bripka Abdul Gofur, pengangkatan proyektil peluru yang bersarang pada tulang panggul sebelah kanan dilakukan di RS Bhayangkara Mataram, telah dilakukan,” kata Tri. [YMA]