Dawam Rahardjo/salihara

Koran Sulindo – Cendikiawan muslim Dawam Rahardjo, wafat Rabu (30/5/2018) pukul 21.55 WIB di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Dawam wafat pada usia 76 tahun.

Dawam menghembuskan napas terakhir setelah sempat dirawat selama 20 hari di ruangan Intensive Care Unit (ICU) RS itu. Pada akhir Januari 2018, ia juga menjalani perawatan intensif selama tiga bulan di rumah sakit karena penyakit yang sama.

Ekonom, pembela keberagaman, budayawan, pengusaha, cendekiawan, aktivis LSM, dan pemikir Islam tersebut belakangan menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena komplikasi penyakit diabetes, gangguan jantung, dan stroke.

Jenazah dimakamkan hari ini di Taman Makan Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

“Setelah zuhur,” kata sekretaris Dawam Rahardjo, Komala Dewi, di Jakarta, Kamis (31/5/2018), seperti dikutip tempo.co.

Sebelum wafat, Dawam memang pernah mengutarakan keinginannya untuk dimakamkan di TMP Kalibata.

Dawam lahir  di Solo, Jawa Tengah pada 1942. Ia pernah menempuh studi di Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak dan dikenal penafsir Al-Qur’an yang kontekstual..

Almarhum termasuk salah seotrang pendiri Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES). Juga menerbitkan majalah Prisma di lembaga sama serta majalah Ulumul Quran di Lembaga Studi Agama dan Filsafat (LSAF).

Ia juga pernah menjabat Rektor Universitas Islam ’45 (Unisma) Bekasi pada 1996-2000.

Sebelumnya, alumnus Universitas Gajah Mada itu juga pernah mengemban amanah sebagai dekan Fakultas Ekonomi Universitas Asy-Syafiiyah Jakarta.

Jenazah disemayamkam di rumah duka di Kelapa Tiga Blok F 1 No. 2, Kompleks Billy Moon, Kelurahan Kalimalang, Jakarta Timur.

Dawam merupakan tokoh muslim yang dikenal kritis terhadap diskriminasi terhadap pemeluk Ahmadiyah di Indonesia. Dia dikenal konsisten membela prinsip-prinsip kesetaraan dan pluralisme.

Saat mahasiswa, ia aktif di HMI bersama para pemimpin gerbong intelektual lainnya termasuk Nurcholis Madjid, Ahmad Wahib, dan Djohan Effendi.

Dawam juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan Kehormatan ICMI periode 2015-2020.

Desa Pancasila

Ucapan duka cita terhadap kepergian Dawam banyak disampaikan sejumlah tokoh di media sosial Twitter.

Staf Khusus Presiden bidang ekonomi Ahmad Erany Yustika dalam akun Twitternya @ahmarerany menyampaikan duka cita yang sangat mendalam atas wafatnya Dawam Rahardjo.

Menurut Erany, Dawam merupakan seorang pemikir besar yang fasih, aktivis yang gigih, dan pemberdaya yang tak pernah letih.

“Semoga almarhum mulia di sisinya. Salah satu cita-cita terakhir beliau merealisasikan Desa Pancasila,” kata Erany.

Ungkapan duka cita juga disampaikan tokoh nasional Rizal Ramli yang memandang Dawam adalah tokoh ekonom kerakyatan, cendikiawan muslim, dan tokoh pluralis.

“Dawam tidak gentar ketika sebagian umat Islam mencela karena pembelaannya terhadap kaum minoritas di Indonesia,” kata Rizal. [DAS]