Christine Hakim: Papua Perlu Sering Ditengok

Christine Hakim . Foto: Didang P. Sasmita

Koran Sulindo – Artis peran senior Christine Hakim baru saja memperkenalkan film terbarunya berjudul Boven Digoel. Ia pun mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih mengenal saudara sebangsa yang berada di ujung timur Indonesia melalui film tersebut.

Kisah filmnya sendiri tentang perjuangan seorang dokter bernama John Manangsang yang bekerja di pelosok Papua pada tahun 1990an—kala itu masih disebut Irian Jaya. “Saya ingin mengatakan film ini bukan sekadar hiburan, tapi ada pesan yang dalam tentang kondisi masyarakat Papua masa lalu hingga kini, khususnya mengenai kondisi kesehatan dan infrastruktur yang perlu sering ditengok oleh kita sebagai saudara satu bangsa,” ungkap artis kelahiran Kuala Tungkal, Jambi, 25 Desember 1956, ini.

Dijelaskan artis yang telah mengoleksi lebih dari 10 Piala Citra ini, alasan dia mau menerima tawaran main film tersebut, selain alasan kemanusiaan, ia juga ingin membantu perusahaan film asli Papua. ”Karena perusahaan ini didirikan di tanah Papua dan dikelola oleh saudara-saudara kita dari Papua. Di samping itu, visi dan misinya serta semangatnya sejalan dengan pemikiran saya. Jadi, saya sangat senang sekali terlibat dalam film ini,” tuturnya.

Diakui Christine, pemerintahan sekarang ini sedikit demi sedikit sudah mengubah wajah Papua melalui pembangunan infrastruktur, yang hingga kini masih berlanjut. ”Tapi, semua itu harus juga ada peran serta seniman, dalam hal ini saudara kita yang di Papua, agar terus menampilkan cerita menarik tentang seni dan budaya Papua serta alamnya melalui film. Karena jaraknya sangat jauh, paling tidak kita yang ada di Indonesia Barat dan Tengah bisa sering melongok Papua melalui jendela film,” kata Christine dengan semangat.

Pemeran Mama John dalam film produksi Foromoko Matia Indah Film dan disutradarai F.X. Purnomo ini menceritakan pengalaman syutingnya di Papua. Ia mengaku banyak tantangannya karena lokasi syuting di pedalaman hutan yang sebagian baru tersentuh manusia. ”Tapi, itu memberikan pengalaman yang luar biasa mengenai Tanah Papua yang indah di satu sisi, di sisi lain khususnya mengenai kesehatan harus mendapat perhatian yang lebih serius. Karena, dari John Manangsang, saya mendapat informasi, kematian ibu dan anak di sana sangat tinggi. Nyaris terjadi lost generation karena pengetahuan mereka tentang kesehatan sangat minim, khususnya kesehatan ibu ketika mengandung dan saat melahirkan,” tutur Christine Hakim. [DPS]