Cari Gara-gara, Inggris Kirim Frigat ke Laut China Selatan

Frigat Tipe 23, HMS Sutherland.

Koran Sulindo – Angkatan Laut Kerajaan Inggris mengirim sebuah kapal perang untuk menegaskan kebebasan hak navigasi di Laut China Selatan, kawasan di mana Beijing makin memperluas kontrolnya.

Menteri Pertahanan Gavin Williamson menyebut AL Inggris akan mengirim HMS Sutherland untuk beroperasi di Laut China Selatan setelah mengakhiri kunjungan ke Australia.

Kepada The Australian Williamson menyebut HMS Sutherland akan berlayar melewati Laut Cina Selatan dan memperjelas hak bahwa kawasan tersebut merupakan daerah bebas navigasi.

“Dinamika dunia bergeser begitu besar. AS tak bisa berkonsentrasi pada begitu banyak hal sekaligus. AS mencari negara lain yang sanggup berbuat lebih banyak. Ini adalah kesempatan besar bagi Inggris dan Australia untuk berbuat lebih banyak, untuk menjalankan kepemimpinan,” kata Williamson.

HMS Sutherland yang merupakan frigat Tipe 23 itu berkunjung ke Australia dalam rangka merayu negeri itu agar mau membeli pengganti Tipe 23 yakni Tipe 26 yang saat ini tengah dibangun oleh BAE.

China mengklaim wilayah yang luas di Laut China Selatan dan memperkuat penempatan militernya, termasuk membangun terumbu karang atol sebagai pangkalan udara.

Kepada ABC Williamson menambahkan bahwa sangat penting bagi Inggris untuk menunjukkan bahwa ini Laut China Selatan adalah laut yang bisa dilewati siapapun termasuk memastikan AL Inggris akan melindungi hak-hak internasional tersebut.

“Australia dan Inggris melihat China sebagai negara yang memiliki banyak peluang, tapi itu tidak membuat kta buta terhadap ambisi yang China. Kita harus mempertahankan kepentingan keamanan nasional kita,” kata Williamson.

Saat ditanya apakah kapal-kapal tersebut akan berlayar dalam radius 12 mil laut dari pulau-pulau buatan China, Williamson menolak memberikan komentar. PBB menyepakati jarark 12 mil laut sebagai perairan territorial territorial sebuah negara.

“Kami benar-benar mendukung pendekatan AS mengenai hal ini, kami sangat mendukung apa telah dilakukan AS,” kata Williamson.

Tahun lalu, AS mengirim USS Stethem dari kelas Arleigh Burke ke Laut China Selatan. Kapal tersebut berlayar dalam jarak 12 mil laut dari Pulau Triton di Kepulauan Paracel yang diklaim China. Beijing menyebut tindakan tersebut sebagai provokasi politik dan militer serius di perairan territorial China.

Menyusul USS Stethem, AL AS mengirim USS Hopper dari kelas yang sama melewati Pulau Scarborough Shoal dalam pada jarak yang sama. Provokasi itu mendorong Beijing menyuarakan keberatannya dan mengancam bakal mengambil “tindakan yang diperlukan untuk memastikan kedaulatannya.”

Sementara itu, berbicara di Beijing juru bicara kementerian luar negeri China, Geng Shuang mengatakan bahwa, “semua negara sesuai dengan hukum internasional memiliki kebebasan navigasi dan melakukan overflight di Laut Cina Selatan. Tidak ada ketidaksepakatan mengenai hal ini.”

Geng menambahkan, situasi di Laut Cina Selatan terus membaik setiap harinya dan berharap semua pihak terutama mereka yang berada di luar wilayah sanggup menghormati upaya yang tengah diupayakan oleh negara-negara di regional. “Saat ini Laut Cina Selatan tenang dan tenang dan kami berharap pihak yang tidak terkait membuat masalah,” kata Geng.[TGU]