Persaingan sektor bus di Indonesia terutama didominasi dua merk Hino dan Mercedes Benz. Keduanya menawarkan berbagai keunggulan dan kelebihan produk untuk memenangkan hati para pemakainya. Akibatnya, beberapa merk yang tidak kuat bersaing di pasar mulai mundur dengan teratur, sebut saja Mitsubishi, Nissan dan Perkasa.
Bahkan masuknya merk-merk sasis baru seperti MAN, Volvo, dan Scania, semakin menegaskan hukum rimba berlaku: hanya pemain bus terkuat yang akan bertahan, meninggalkan para pemain lemah lainnya. Apalagi, kini juga hadir merk sasis baru dari Korea yang diwakili Daewoo, dengan bukti gebrakan dan kehandalannya di bus TransJakarta.
Hino sebagai pemain bus kawakan di negeri ini jelas tak tinggal diam melihat pasarnya digerogoti para pemain baru yang terus melakukan inovasi dan perbaikan dari segi performa mesinnya. Dimulai dari bus seri AK, RK, RG, lalu RK8/260 sebagai jagoan Hino mencari duit, akan terus memadati jalur Pantura Jawa dan jalur Lintas Sumatera.
Sementara itu Mercedes Benz sejak 1980-an telah mendominasi bus-bus kelas premium. Bus yang pabriknya berada di Stuttgart Jerman ini dikenal masyarakat sebagai ikon standar kenyamanan bus. Mulai dari OF/mesin depan, OH 1314, OH 1518 prima intercooler, OH 1521, dan seri yang menggebrak Indonesia OH 1525 yang diklaim lulus uji standar Euro II.
Tak ayal, persaingan itu mendorong pabrik karoseri berlomba menghasilkan produk karoseri kendaraan bus yang nyaman dan aman. Unsur prestise dan tampilan sangat diperhatikan dalam industri karoseri bus. Sebut saja karoseri New Armada dengan bangga memperkenalkan bus evolutionnya, serta Laksana, Adi Putro dan Rahayu Sentosa mengedepankan air suspensionnya.
Hanya saja, khusus untuk bus tingkat dua lantai atau double decker, Mercedes-Benz belum tersaingi. Hino belum sepenuhnya masuk wilayah ini. Puluhan bus double decker produk Mercedes Benz model OC500RF 2542 sudah dimiliki Lorena Transport Tbk dan Karina Transport sejak 2017 untuk melayani rute transportasi Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Madura.
Sasis bus dua tingkat itu didatangkan langsung dari pabriknya di Stuttgart Jerman. Menurut spesifikasinya, bus mewah yang memiliki fasilitas premium ini mengusung mesin berkubikasi 11.967 cc dengan standar emisi Euro III.
Dikombinasikan dengan sistem transmisi enam percepatan otomatis, mesin diesel tersebut mampu memproduksi tenaga sebesar 422 tk dan torsi sebesar 1.900 Nm pada 1.100 rpm. Kecepatan jelajahnya mencapai 120 kpj dengan daya tanjak 48 persen.
Salah satu kelebihan bus double decker OC 500 RF 2542 adalah sistem tiga gandar (axle) dan suspensi independen RL75E yang ditopang suspensi udara (air suspension). Teknologi ini diklaim mampu menghadirkan kenyamanan dan kemudahan dalam bermanuver.
Dengan suspensi independen, maka saat salah satu ban masuk lubang, getarannya tidak akan tersalurkan ke sistem suspensi lain, sehingga penumpang tetap nyaman. Tiga gardan memungkinkan roda belakang ikut berbelok saat bus melakukan manuver. Hal ini membuat bus tetap nyaman saat berbelok di ruas yang minim.
Tidak hanya menawarkan kenyaman, bus ini juga sudah dilengkapi dengan sistem keselamatan terpadu. Hal ini didapat dari sistem pengereman yang sudah dilengkapi dengan electronic braking system (EBS), anti-lock braking system (ABS), acceleration skid system (ASR), dan electronic stability program (ESP).
Kapasitas angkutnya 250 ton, sementara kemudinya sudah power steering. Kenyamanan ini ditambah lagi dengan electronic stability program (ESP) yang mampu memberikan kestabilan serta keakuratan kemudi saat sedang berjalan. Semua sudah serba otomatis.
Saat saya masuk ke dalam kabin bus dua tingkat ini, pemandangan utama yang langsung terlihat adalah sisi kelapangan. Bus yang memiliki kapasitas 44 orang garapan karoseri Adiputro ini sudah dilengkapi jok berlapis kulit sintetis. Layout kokpit pengendara dibuat sederhana dan serba fungsional.
Menariknya, tuas transmisi otomatis digantikan melalui rangkaian tombol pengaturan gearbox. Hal ini membuat pengemudi hanya cukup menekan tombol saja untuk melakukan pergantian transmisi. Begitu juga dengan sistem pengeremannya.
Tepat di belakang kemudi tersedia dek untuk meletakan barang bawaan penumpang di bawah. Bagian tangga ditempatkan dekat dengan pintu tengah sebelah kiri berseberangan dengan toilet. Hal ini memudahkan akses keluar-masuk dan naik ke atas bagi penumpang.
Setiap jok sudah dilengkapi dengan monitor 10 inch berikut headrest yang mampu memberikan hiburan. Juga tersedia sandaran kaki yang membuat perjalanan makin nyaman. Penumpangnya pun tidak perlu khawatir dehidrasi, karena tersedia dispenser air yang bebas digunakan.
Bagi yang ingin merokok tinggal naik ke atas menuju area smoking room yang dirancang sebagai fasilitas tambahan. Itulah yang saya rasakan saat menaiki bus dua tingkat jurusan Jakarta-Madura pp. Baru kali saya mencobanya, meskipun bus ini sudah mulai beroperasi sejak 11 Juni 2017. [Ahmadie Thaha]