Bulan Ramadhan, Arab Saudi Larang Salat Tarawih di Masjidil Haram dan Nabawi

Ilustrasi: Suasana Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi, Kamis (5/3/2020)/AFP- ABDEL GHANI BASHIR

Koran Sulindo – Kerajaan Arab Saudi memperpanjang larangan salat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi hingga selama bulan Ramadhan nanti. Larangan sementara salat di dua masjid suci itu termasuk salat lima waktu, tarawih, hingga itikaf.

Kepala urusan Dua Masjid Suci, Sheikh Dr Abdulrahman bin Abdulaziz Al-Sudais, mengatakan melalui akun Twitter-nya, Selasa (21/4/2020), bahwa Masjidil Haram (Masjid al-Haram) di Makkah dan Masjid Al-Nabawi tetap mengumandangkan azan sepanjang bulan Ramadhan, tetapi kedua masjid akan tetap tertutup bagi para jamaah salat.

Kedua masjid itu, yang dianggap sebagai tempat paling suci dalam Islam, juga tetap menggelar sholat lima waktu dan tarawih selama Ramadhan tetapi tanpa jamaah umum, sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus corona dan untuk meningkatkan operasi penyemprotan disinfektan.

Sebelumnya, Mufti Agung tersebut mengatakan Salat tarawih Ramadan dapat dilakukan di rumah jika tidak dapat dilakukan di masjid, “karena langkah-langkah pencegahan yang diambil untuk memerangi penyebaran virus corona.”

Arab Saudi sejak bulan lalu mulai mengintensifkan tindakan pencegahan penyebaran Covid-19.

Sebelum muncul wabah virus corona baru, setiap Ramadhan jamaah Muslim menghabiskan sepuluh hari terakhir pada bulan suci untuk itikaf atau atau mengisolasi di dalam masjid atau di rumah mereka untuk semata-mata mendedikasikan waktu mereka dengan salat dan membaca Alquran.

Awal pekan lalu, Dewan Ulama Senior Arab Saudi mendesak umat Islam di seluruh dunia untuk salat di dalam rumah mereka selama Ramadhan jika mereka tinggal di negara-negara yang memberlakukan pembatasan untuk pencegahan penyebaran Covid-19 seperti jam malam dan lockdown atau penguncian.

Keputusan untuk menangguhkan salat di masjid-masjid di Arab Saudi diberlakukan setelah pertemuan antara badan keagamaan tertinggi Arab Saudi, Dewan Ulama Senior, dan Menteri Kesehatan.

“Ini dianggap sebagai kewajiban agama yang ditentukan oleh Syariah Islam dan aturan umum serta spesifiknya. Semua orang tahu bahwa pandemi ini membutuhkan tindakan pencegahan termasuk mencegah segala bentuk pertemuan tanpa terkecuali,” kata Mohammed al-Issa, Sekretaris Jenderal Liga Dunia Muslim yang berbasis di Mekah.

Arab Saudi telah melaporkan 6.380 kasus COVID-19, penyakit pernapasan yang sangat menular yang disebabkan oleh virus corona baru, dan 83 kematian sejauh ini. Pada hari Minggu, Arab Saudi memperpanjang jam malam yang berlaku karena virus corona di tengah lonjakan infeksi baru. Kebijakan tersebut mencakup ibu kota, Riyadh, dan kota-kota besar lainnya selama 24 jam sehari.

Lebih dari 180.000 tes telah dilakukan di Arab Saudi.

Menteri Kesehatan Arab Saudi Tawfiq al-Rabiah mengatakan kasus Covid-19 Saudi hampir mendekati 10.000, sedangkan jumlah pasien yang terinfeksi saat ini mencapai 9.362 kasus. Dalam satu hari ada lima orang pasien Covid-19 meninggal dunia. Sehingga total korban meninggal dunia akibat virus corona di Saudi sebanyak 97 orang.

“Lima orang korban meninggal dunia ini bukan penduduk Saudi, mereka yakni empat orang yang tinggal di Makkah, dan satu orang yang tinggal di Jeddah,” Juru bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Dr. Muhammad Al-Abdel Ali, di Riyadh, Senin (20/4/2020) waktu setempat.

Sebanyak 251 kasus Covid-19 ditemukan di Makkah, 210 di Jeddah, 194 di Dammam, 177 di Madinah, dan 123 dilaporkan di Hufof. Kasus-kasus baru lainnya dilaporkan di daerah lain di seluruh Arab Saudi. [RED]