Brimob, Kebobolan di Markas Sendiri

Koran Sulindo – Napi teroris di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat diduga berhasil merebut senjata anggota polisi dan melakukan panyanderaan.

Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane kericuhan yang lambat dikendalikan membuat keadaan makin panas.

“Bagaimana Brimob bisa berpatroli menjaga kantor orang lain sementara menjaga markasnya sendiri kebobolan.  Bagaimana Brimob bisa diharapkan maksimal menjaga pilkada serentak.” kata Neta seperti dalam keterangannya, Rabu (9/5).

Menurut Neta, kericuhan yang lambat dikendalikan membuat situasi makin bertambah panas. Menurutnya  kericuhan yang bermula sejak Selasa (8/5) pukul 15.30 sore itu bertambah tegang  setelah para napi menjebol teralis tahanan.

“Napi juga berhasil merampas senjata polisi dan menyandera empat anggota polisi yang satu di antaranya wanita berpangkat iptu,” kata Neta.

Dia juga menyayangkan sikap polisi yang terlihat enggan untuk menjelaskan secara transparan tentang apa sesungguhnya yang terjadi di Mako Brimob.

Neta juga menyesalkan situasi yang gagal dikendalikan tersebut dan membuat aktivitas masyarakat terganggu akibat jalanan diblokir.

“Ironisnya tidak ada penjelasan yang transparan dari kepolisian tentang kekacauan yang terjadi di Mako Brimob,” kata Neta.

Polisi, menurutnya harus memberikan penjelasan transparan mengenai situasi di lokasi, jumlah korban dan hal-hal yang lain. Polisi juga harus menerangkan tentang berapa korban tewas dan mereka luka termasuk bagaimana senjata tersebut bisa dirampas napi.

Sejak semalam informasi yang beredar di media sosial menyebutkan terjadi tembak menembak di Mako Brimob. Informasi juga menyebut para napi berhasil menewaskan enam anggota polisi.

Di media sosial juga beredar berbagai foto dan video termasuk di Twitter yang menulis “tahanan Anshar Daulah Islamiyyah berhasil merebut senjata dari pasukan Brimob. Menewaskan beberapa personil Brimob.”

Keamanan Nasional

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal M Iqbal dalam konferensi pers, Rabu (9/5/2018) dini hari membantah kabar tersebut. Ia menyebut polisi masih melakukan penanganan kerusuhan antara petugas dan tahanan tersebut.

“Saat ini, kami sedang melakukan tindakan-tindakan kepolisian, baik melalui pendekatan halus, maupun tindakan-tindakan lain. Kerusuhan diduga karena keributan antara tahanan dan petugas, dan situasi kini sudah berhasil dikendalikan,” kata Iqbal, di Jakarta, Rabu (9/5/2018), seperti dikutip antaranews.com.

Iqbal menyebut foto-foto dan video yang beredar di media sosial adalah hoaks.

“Foto dan informasi yang beredar di media sosial jangan dipercaya. Mari kita saring dulu sebelum memvonis bahwa itu benar,” kata Iqbal, seperti dikutip Tribratanews.polri.go.id.

Namun yang disampaikan Iqbal tersebut berbeda dari yang terjadi di lapangan. Setelah rusuh lebih dari 18 jam, enam kantong jenasah dan enam peti mati terlihat dibawa ke RS Polri Kramat Jati.

Sejauh ini belum ada penjelasan tentang jenazah siapa dalam kantong kuning itu.

Belakangan keterangan Iqbal tersebut dianulir Menteri koordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanan Wiranto. Ia mengkonfirmasi kabar tersebut meski tak merinci siapa yang terbunuh dalam kerusuhan tersebut.

“Ya kalau sudah ada yang terbunuh ya urgen,” kata Wiranto usai rapat dadakan bersama Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius di Kantor Menkopolhukam pada Rabu (9/5) siang.

Para petinggi itu bertemu Wiranto untuk membahas perkembangan terbaru dan penanganan kerusuhan di Mako Brimob tersebut.  “Ini harus hati-hati dan sungguh-sungguh, ini menyangkut masalah kemanan nasional,” kata Wiranto.(TGU)