Koran Sulindo – Sebuah ledakan bom melukai pejabat kelompok Hamas Palestina Mohammed Hamdan di kota Sidon, Lebanon. Ledakan itu menghancurkan mobilnya, sebuah BMW warna silver.

Seorang pejabat keamanan Lebanon mengatakan bom seberat 500 gram ditempatkan di bawah jok mobil dan meledak ketika Hamdan masuk ke dalam mobil. Hamdan juga dikenal sebagai Abu Hamza di Lebanon.

Sidon adalah sebuah kota yang terletak 40 kilometer sebelah selatan Beirut. Sebuah rekaman dari tempat kejadian yang disiarkan oleh stasiun televisi Lebanon menunjukkan sebuah kolom asap hitam mengepul dari lokasi kejadian.

Ledakan tersebut menghancurkan kendaraan dan menyebabkan kerusakan pada bangunan di dekatnya. Petugas pemadam kebakaran bergegas ke tempat kejadian untuk memadamkan api, sementara pasukan keamanan menutup daerah tersebut.

Media lokal mengutip sumber-sumber keamanan di Sidon menyebut Hamdan terluka di kakinya akibat ledakan tersebut. Hal tersebut dikomfirmasi saksi mata yang mengatakan bahwa orang yang menjadi sasaran serangan terluka dan segera dibawa ke rumah sakit karena luka-lukanya.

Saksi lain menyebut sebuah pesawat tak berawak terbang di atas Sidon ketika ledakan tersebut terjadi.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun televisi al-Manar yang menjadi sayap Hizbullah melaporkan bahwa Hamdan adalah orang penting dalam kelompok Hamas dan perannya memang dilacak Israel.

Sementara itu Mounir al-Maqdah seorang pemimpin Fatah di Lebanon kepada Reuters mengatakan bahwa Hamdan terlibat dalam operasi di Israel. Ia menyebut insiden tersebut jelas memiliki sidik jari Israel.

“Israel adalah satu-satunya pihak yang mendapatkan keuntungan dari peristiwa itu,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan setelah pemboman tersebut. “Indikasi awal menunjuk pada jari-jari Zionis di balik tindakan kriminal ini.”

Meski begitu, Hamas menambahkan mereka akan menyerahkan penyelidikan pemboman itu kepada aparat Lebanon untuk mengungkapkan siapa yang berada di balik upaya pembunuhan tersebut. Hamas menyebut Hamdan adalah salah satu kader mereka di Sidon.

Kelompok secara konsiten menuduh Israel terlibat dalam pembunuhan sejumlah anggotanya di dalam dan di luar Palestina.

Lebanon menjadi rumah dari sedikitnya 147.000 warga Palestina yang tinggal di 12 kamp pengungsian, dengan dua kamp yang terbesar terletak di Sidon. Lebanon juga menjadi basis dari berbagai faksi bersenjata yang saling bersaing satu sama lain dan seringkali memicu bentrokan bersenjata.

Tahun 2006 dua anggota Jihad Islam terbunuh di lingkungan yang sama di Sidon ketika sebuah bom dipasang di sebuah kendaraan diledakkan ketika mereka melewatinya. Israel dituding bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Pada bulan November 2017, Hamas menuduh agen-agen Mossad bertanggung jawab atas pembunuhan Mohammed al-Zawari, komandan Brigade Qassam sebuah sayap militer Hamas Hamas.

Pembunuhan politik lazim terjadi di Lebanon selama bertahun-tahun setelah berakhirnya perang saudara tahun 1990 yang mereda dalam beberapa tahun terakhir. (TGU)