Bom Meledak di Kampung Melayu, Kemana Kapolri?

Ilustrasi

Koran Sulindo – Serangan bom bunuh diri menyebabkan 3 anggota Polri tewas di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) pukul 20.45 WIB. Sementara, 2 anggota polisi lainnya dan 5 masyarakat sipil mengalami luka-luka. 2 pelaku bom bunuh diri juga mati.

Wakapolri, Komjen Syafruddin dan Kapolda Metro Jaya, Irjen Mochamad Iriawan langsung meninjau langsung ke lokasi pada Rabu malam. Kemana Kapolri Jenderal Tito Karnavian?

Tito ternyata sedang melakukan lawatan balasan ke Arab Saudi untuk menemui kepala kepolisian Negeri Padang Pasir. Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Setyo Wasisto mengatakan kunjungan ke Arab Saudi melakukan kegiatan dengan kaitan Divisi Hubungan Internasional.

“Ada kegiatan di sana. Karena sudah dua kali kepala polisi Arab kesini dalam rangka kerjasama terorisme,” kata Setyo di Mabes Polri, Rabu (24/5) siang.

Setyo pada Rabu malam, tidak menampik bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu ada kaitannya dengan serangan teror di beberapa negara pada Senin dan Selasa kemarin.

“Menurut saya ini serangan global ada kaitannya dengan bom-bom secara global. Rekan-rekan tahu ada kejadian global di Manchester ketika ada show Ariana Grande. Lalu di negara Filipina dari kelompok ISIS menyerang (Kota) Marawi,” kata Setyo.

Setelah serangan teror di Inggris dan Filipina itu Polri mempersiapkan diri bila akan terjadi serangan serupa.

“Kami juga siap-siap tapi kita enggak tahu ke mana itu akan terjadi,” ujarnya.

Polisi belum mengetahui identitas 2 pelaku bom bunuh diri. Sementara, 3 korban tewas dari anggota polisi baru diketahui satu orang, bernama Bripda Taufan.

Latar Belakang

Untuk diketahui serangan bom bunuh diri Kampung Melayu yang menargetkan anggota polisi itu merupakan yang paling mematikan sejak Tito didapuk sebagai Kapolri pada Juli 2016 lalu. Beberapa aksi teror yang kerap terjadi kepada polisi seperti di Mapolres Banyumas.

Pria bercadar yang diketahui bernama M Ibnu Dar nekat masuk ke Mapolres Banyumas menggunakan motor. Dia menyerang polisi menggunakan pedang. Dua anggota Satreskrim Polres Banyumas terluka akibat sabetan pedang. Bukan kali pertama terjadi.

Kejadian terjadi, Selasa (11/4) pukul 10.10 WIB. Dalam melakukan aksinya, pelaku sambil meneriakkan kata ‘Thagut’ dan mengacungkan pedang.

Pelaku segera ditangkap setelah menerobos masuk dan menyerang 2 polisi, Bripka Irfan dan Bripka Karsono, dengan menggunakan parang.

Selain di Banyumas, ada sejumlah serangan nekat kepada polisi. Berikut antara lain:

Serangan Teroris di Pos Polisi Tuban

Sebanyak 6 orang melakukan penyerangan dengan menembaki anggota Sat Lantas Polres Tuban di wilayah Jenu, Tuban, Sabtu 8 April 2017. Mereka menumpang mobil Daihatsu Terios dengan nopol H 9037 BZ yang disewa dari Semarang.

Setelah dilakukan pengejaran dan penghadangan, mobil Terios ditinggalkan pelaku di tepi jalan. Seluruh penumpang dan sopirnya kabur ke kebun di sekitar perkampungan Desa Beji, Kecamatan Jenu.

Brimob Polda Jateng dan Densus 88 Antiteror melakukan pengepungan dan menewaskan 6 orang tersebut.

Pemuda Serang Pos Polisi Cikokol, Tangerang

Pemuda bergolok menyerang Kapolsek Tangerang Kota Kompol Effendi dan 4 anggotanya di Pos Polisi Cikokol, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Tangerang, Kamis 20 Oktober 2016 pukul 07.00 WIB. Penyerangan dilakukan saat Kompol Effendi dan empat anggotanya mengatur

Pelaku yang diketahui bernama Sultan Azianzah (22) datang dan menyerang kelima korban dengan senjata tajam jenis golok. Keempatnya terluka sebelum akhirnya pelaku berhasil dilumpuhkan dan tewas saat dibawa ke rumah sakit.

Serangan Bom Thamrin

Serangan teror yang diwarnai ledakan dan baku tembak di Sarinah, Jakarta Pusat pada Kamis pagi, 14 Januari 2016, telah memakan 33 korban baik masyarakat sipil maupun aparat kepolisian. Delapan tewas, diantaranya tiga masyarakat sipil dan lima pelaku penyerangan di Pos Polisi Sarinah. Saat itu Tito masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya. [YMA]