Seminar Milenial Anti-Hoax diselenggarakan di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia, Senin (4/2/2019)

Koran Sulindo – Kepolisian Republik Indonesia menggandeng seluruh elemen lapisan masyarakat terutama mahasiswa dalam memerangi meningkatnya hoax menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Melalui program seminar Milenial Anti-Hoax yang diinisiasi oleh Divisi Humas Polri, mahasiswa dinilai memiliki pengaruh besar sebagai pengguna media sosial. Sejauh ini seminar tersebut sudah digelar di 75 kampus di seluruh Indonesia.

Dalam seminar ‘Milenial Anti-Hoax’ diselenggarakan di Auditorium Vokasi Universitas Indonesia, Senin (4/2) hadir pembicara dari beragam kalanga termasuk pengamat media sosial, Iwan Setyawan, pengamat sosial Devie Rahmawati, serta dua orang Tim Sukses Paslon Presiden Fiktif Nurhadi-Aldo.

Dan sebagai keynote speaker adalah Kepala Biro Misi Internasional (Karominister) Divisi Hubungan Internasional Polri,  Brigjen Krishna Murti.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Mohammad Iqbal menyebut rangkaian acara yang digelar sejak Januari 2019 telah menggandeng 75 kampus di seluruh Indonesia.

Menurut Iqbal sementara gelaran pesta demokrasi makin dekat waktunya, suhu politik juga bertambah meman dengan banyak ujaran kebencian, hoax hinga fake news yang secara kuantitatif jumlahnya naik hingga 85 persen.

Iqbal menyebut tugas polisilah yang bertindak sebagai pendingin.

“Polri tampil dimana saja, dari ujung wilayah, Bhabinkamtibmas, Kapolsek, Kapolres, Kapolda, bahkan Mabes Polri, saya yang mewakili turut mendekat masyarakat, semua elemen masyarakat, untuk apa? Untuk penambah kekuatan kami.  Semua yang tadi kalau kita tidak kelola dapat memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi panas,” kata Iqbal.

Saat ini keberadaan Polri di Vokasi Komuniasi UI sebagai salah satu bukti, bagaimana Polri mendekat ke masyarakat kelompok milenial yakni mahasiswa yang merupakan pengguna gadget terbanyak.

Iqbal berharap para mahasiswa bisa sebagai agen Polri untuk memberantas hoax.

“Alhamdulillah semua pembicara kredibel ada Brigjen Krishna Murti, Mas Iwan, Mba Devie, bahkan adminnya Nurhadi-Aldo juga kita hadirkan, bergandengan tangan mengantisipasi hoax, karema hoax ini bisa membuat onar,” kata Iqbal.

“Sudah banyak negara-negara lain seperti Syria itu porak-poranda karena hoax. Kita tidak mau itu, dan polisi merasa tidak optimal, polisi menggandeng semua masyarakat agar Pemilu 2019, aman, damai dan kondusif.”

Iqbal menambahkan, polisi akan terus mengajak para milenial sebagai pasukan dan sahabat Polri. Sehingga tahu mana yang benar dan mana yang harus dikesampingkan.

“Senjata polisi bukan hanya pada kekuatan hukum apalagi pistol dan lain-lain, senjata kami adek-adek untuk sampaikan yang baik, antihoax,” kata mantan Wakapolda Jawa Timur itu.

Usai seminar selesai, 400 mahasiswa dan mahasiswi dari Program Studi Vokasi Komunikasi UI deklarasi memerangi hoax bersama Polri. Berikut pernyataannya;

KAMI, MAHASISWA MAHASISWI UNIVERSITAS INDONESIA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN DI NEGERI KAMI TERCINTA INDONESIA, MENYATAKAN SIKAP SEBAGAI BERIKUT

  1. MENOLAK PENYEBARAN KABAR BOHONG ATAU HOAX, YANG BISA MENIMBULKAN RASA PERPECAHAN, KEBENCIAN ATAU PERMUSUHAN ANTAR SESAMA.
  2. BERSATU PADU, MELAWAN BERBAGAI MACAM FITNAH, UJARAN KEBENCIAN TENTANG SARA BERITA BOHONG ATAU HOAX, YANG DAPAT MERUSAK PERSAUDARAAN KAMI, DAN KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.
  3. MENGAJAK SELURUH ELEMEN MASYARAKAT, KHUSUSNYA GENERASI MUDA, MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL SECARA POSITIF, PRODUKTIF DAN MENGEDUKASI MASYARAKAT.

UNIVERSITAS INDONESIA, 4 FEBRUARI 2019.

[YMA]