Berpikir Realistis, Wajar Jika Yusril Pilih Jokowi-Ma’ruf

Koran Sulindo – Kesediaan Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin dianggap pilihan realistis yang paling wajar.

Namun di sisi lain, sikap profesional Yusril itu berpotensi merugikan Partai Bulan Bintang pada Pemilu Legislatif 2019.

“Saya termasuk yang tidak terkejut dengan sikap Yusril. Saya kira itu menjadi pilihan dia yang paling realistis,” kata Direktur Sinergi masyarakat untuk demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin kepada koransulindo.com, Selasa (6/11).

Sejak awal Said menyebut, Yusril sebenarnya sudah berusaha menunjukkan sikap untuk mendukung Prabowo Subianto. Tetapi kubu Prabowo sepertinya tidak menganggap Yusril sebagai faktor yang penting.

Ketika PBB mengalami permasalahan dalam proses verifikasi parpol calon Peserta Pemilu, kelompok pendukung Prabowo menurut pengakuan Yusril kan ‘cuek-cuek’ saja.

Begitu pula pada saat dilakukan pembahasan mengenai calon pendamping Prabowo, Yusril dan partainya juga seolah dianggap tidak penting. Menurut Yusril, kata Said, PBB kala itu tidak diajak bicara.

“Bahkan dalam perjalanannya kemudian saya dengar Yusril dan PBB juga seperti ditinggalkan oleh kubu pasangan nomot urut dua. Padahal Yusril dan PBB sebetulnya punya kecenderungan untuk mendukung pasangan Prabowo-Sandi. Gelagat politiknya menunjukan begitu,” kata dia.

“Tetapi orang punya harga diri. Kalau dia sudah berusaha menunjukan sikap untuk mendukung, tetapi pihak yang ingin didukung ternyata tidak responsif, bahkan seperti menyepelekan begitu, ya susah juga.”

Bagaimanapun, Yusril adalah seorang yang punya nama besar. Dia tentu perlu melindungi muruah atau kehormatan dirinya, termasuk juga partainya.

Nah, situasi itulah yang menurut Said lihat dimanfaatkan kubu Jokowi untuk mendekati Yusril. Mereka sangat jeli dalam melihat peluang dan disitulah muncul titik singgungnya.

Mungkin, saat itu Yusril berpikir buat apa membela orang atau kelompok yang justru tidak peduli atau bahkan meremehkan dirinya.

Jadi lebih baik membela orang atau kelompok lain yang menunjukan sikap sebaliknya.

“Jadi saya kira kubu Prabowo harus belajar betul dari kasus Yusril ini. Jika mereka terus merasa pintar sendiri, merasa hebat sendiri, merasa bisa sendiri, pelan tapi pasti mungkin saja akan muncul ‘Yusril-yusril’ yang lain,” kata Said.

Tetapi pada sisi yang lain, pilihan Yusril untuk membela pasangan Jokowi-Ma’ruf boleh jadi akan merugikan partai yang dipimpinnya.

Padahal dapat dipastikan, mayoritas simpatisan PBB itu adalah pendukung militan Prabowo-Sandi. Bahkan tidak sedikit caleg PBB yang berlatar belakang sebagai pengurus atau anggota dari ormas seperti FPI dan HTI yang boleh dibilang alergi terhadap Jokowi.

Nah, ketika sebagai profesional Yusril memilih untuk membela Jokowi, para caleg dan pendukung PBB itu tentu akan kebingungan. Disatu sisi mereka mendukung Prabowo, tetapi disisi lain ketua umum mereka justru menjadi pengacara Jokowi.

Dalam situasi yang demikian, caleg PBB yang mengandalkan dukungan dari pemilih yang pro pada Prabowo, tentu akan kesulitan untuk memperoleh suara di Pemilu legislatif.

Yusril sebelumnya mengatakan, dirinya memutuskan untuk setuju dan menjadi lawyer bagi Jokowi dan Ma’ruf Amin.

“Saya memutuskan untuk setuju dan menjadi lawyernya kedua beliau itu,” kata Yusril, di Jakarta, Senin (5/11).

Ia menjelaskan, persetujuan itu berawal dari pertemuan Yusril dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir beberapa waktu lalu.

“Minggu yang lalu saya bertemu Pak Erick Thohir di Hotel Mulia, Jakarta. Pak Erick adalah Ketua Timsesnya Pak Jokowi. Pak Erick menyampaikan salam Pak Jokowi kepada saya, dan saya pun menyampaikan salam saya kepada Pak Jokowi melalui Pak Erick,” kata dia.

“Kami bincang-bincang dan Pak Erick menanyakan kepastian apakah saya bersedia menjadi lawyernya Pak Jokowi-Pak Kiai Ma’ruf Amin dalam kedudukan beliau sebagai paslon capres-cawapres.”

Ia mengaku sudah cukup lama mendiskusikan kemungkinan menjadi lawyer Jokowi-Ma’ruf untuk 2019. Saat bertemu Erick saat itulah menyatakan persetujuannya. Yusril juga mengaku menjadi lawyer Jokowi-Ma’ruf tak akan dibayar. [SAE/TGU]