Koran Sulindo – Pada 11 November 1923, tiga hari setelah Kudeta Beer Hall (Beer Hall Putsch), polisi menggerebek sebuah villa di kota Uffing, sekitar tiga puluh lima mil selatan Munich, Jerman.
Mereka menemukan Adolf Hitler bersembunyi di loteng, mengenakan piyama putih dan jubah mandi biru, lengannya diperban. Mereka membawanya ke Penjara Landsberg yang terletak 50 mil di sebelah barat Munich. Hitler menjadi Tahanan No. 45 dan menempati Sel 5.
Di tempat yang disebut “penjara benteng” ini, Hitler justru merasa bebas. Dia makan enak dan tertawa bersama tahanan lainnya, bernyanyi bersama band penjara, menyusuri jalan setapak yang dipenuhi bunga dan pohon buah, dan bisa mengakses perpustakaan serta taman penjara.
Bahkan di selnya, dia bisa menggambar dan menulis sebuah buku yang nantinya dikenal sebagai kitab suci Nazi. Buku ini disebut Mein Kampf (Perjuanganku).
Pada lembar awal Mein Kampf, yang ditulis pada 16 Oktober 1924, Hitler mengatakan bahwa dia mempersembahkan karyanya ini kepada 16 orang yang ditolak oleh otoritas nasional Jerman, gugur sebagai pahlawan, dan dimakamkan di pemakaman biasa.
Apa Itu Mein Kampf?
Mein Kampf adalah sebuah buku otobiografi sekaligus manifesto politik yang terdiri atas 2 volume dan memiliki 720 halaman. Versi terjemahan Indonesianya memiliki 1020 halaman.
Diterbitkan pada 18 Juli 1925, buku ini berisi sejarah hidup Hitler dari ketika dia masih anak-anak hingga dia berpolitik, pandangan-pandangan ekstrimnya, dan cita-citanya untuk menyediakan sebuah tempat hidup (lebensraum) yang layak bagi ras Arya.
Melansir dari beberapa sumber, Mein Kampf terjual sebanyak 9.473 eksemplar pada tahun pertamanya. Kemudian dari tahun 1925 hingga musim panas 1945, buku ini terjual lebih dari 12 juta eksemplar dan diterjemahkan ke lebih dari selusin bahasa, termasuk edisi braille untuk warga Jerman yang tuna netra. Penyebaran buku ini mendorong kesuksesan partai Nazi hingga berujung pada meletusnya Perang Dunia 2.
Di masa kini, Mein Kampf tersedia luas dalam bentuk online dan cetak. Di Indonesia, Mein Kampf dapat dipesan dengan mudah melalui toko online.
Buku ini sangat rasis dan antisemitis, karena Hitler menggunakan bahasa yang kasar, agresif, dan provokatif untuk mengkritik Yahudi.
Dia dengan brutal membandingkan Yahudi dengan hewan, menyebut agama dan budaya Yahudi itu palsu, dan menuduh Yahudi mengeksploitasi sesama manusia melalui berbagai cara destruktif.
Dia bahkan menyebut aktivitas Yahudi di penerbitan, seni, literatur, dan teater Jerman sebagai wabah yang lebih parah dari Wabah Hitam.
Selain menghina Yahudi, Hitler mengagungkan ras Arya secara berlebihan dengan menulis pernyataan-pernyataan rasis seperti “Segala di dunia ini yang bukan termasuk ras Arya adalah sampah”, “Ras Arya memang paling hebat”, dan lainnya.
Gaya penulisan Mein Kampf yang meledak-ledak dan penuh amarah menunjukkan kepribadian sekaligus mentalitas Hitler sebagai seorang antisemit.
Mein Kampf juga sangat chauvinistis karena Hitler sangat mengagungkan bangsa Jerman. Pada halaman 405, misalnya, Hitler menggolongkan umat manusia ke dalam tiga kelompok: pendiri budaya, pembawa budaya, dan penghancur budaya.
Dia menyebut hanya ras Arya yang dapat dianggap sebagai wakil dari kelompok pertama. Uniknya, dia mengklaim bahwa budaya Jepang berasal dari masyarakat Arya dan oleh karenanya perkembangan Jepang berutang budi pada Arya.
Semua penjelasan dan kesimpulan rasis yang ada di Mein Kampf bersumber dari pengalaman-pengalaman Hitler selama dia berada di Austria.
Dalam volume satu Mein Kampf, tepatnya di halaman 73 contohnya, Hitler menceritakan momen ketika dia bertemu dengan seorang pria berambut keriting hitam mengenakan kaftan panjang. Dia bertanya-tanya apakah pria tersebut adalah orang Yahudi atau Jerman.
Untuk memuaskan keingintahuan sekaligus menghilangkan keraguannya, dia menghabiskan waktu untuk mengamati lingkungan sekitarnya, membaca pamflet-pamflet antisemit yang dijual seharga beberapa sen, dan menghadiri diskusi-diskusi tentang permasalahan Yahudi. Lama-kelamaan kebenciannya terhadap Yahudi tumbuh.
Hitler mengenang masa-masa pengamatannya itu dengan menulis, “Akan tetapi, bahkan aku tak ragu lagi bahwa mereka bukanlah warga Jerman yang punya agama khusus, tetapi ras yang sangat jauh berbeda. Sejak aku mulai memikirkan tentang masalah ini, sejak perhatianku terarah pada Yahudi, aku mulai melihat Wina dengan sudut pandang yang berbeda dari sebelumnya. Ke manapun aku pergi, aku melihat Yahudi dan semakin sering aku melihat mereka, semakin terasah kemampuanku untuk membedakan mereka dari orang-orang lain. Terutama di pusat kota dan di utara distrik Danube Canal dikerumuni oleh orang-orang yang dilihat dari penampilannya tidak memiliki kemiripan dengan orang-orang Jerman.”
Apa Saja Rencana Hitler dalam Mein Kampf?
Kebencian Hitler yang ekstrim terhadap Yahudi membuatnya memaparkan dalam Mein Kampf hal-hal yang dia sebut sebagai tugas bangsa.
Pertama, perbaikan kondisi sosial dengan meningkatkan jumlah perumahan, memperbaiki sistem penggajian, dan memperhatikan tunjangan keluarga. Menurutnya, cara-cara ini efektif untuk melawan prostitusi dan memperbanyak pernikahan dini antar ras Arya di Jerman.
Hitler secara spesifik menjelaskan di halaman 349 bahwa pernikahan dini adalah hal yang tepat karena memungkinkan pasangan muda menghasilkan generasi sehat yang mampu melawan. Akan tetapi, Hitler melarang keras pernikahan beda ras.
Kedua, pendidikan bagi pemuda. Hitler ingin ada keseimbangan antara pengajaran intelektual dan pelatihan fisik. Dari segi intelektual, dia menyarankan agar sekolah-sekolah memfokuskan pengajaran bagian-bagian paling penting saja dan tidak membebani otak para murid dengan memberikan terlalu banyak materi pelajaran.
Misalnya untuk pelajaran bahasa, sekolah cukup memperkenalkan tata bahasa, cara pengucapan, sintaksis, dan unsur-unsur lainnya melalui contoh model.
Dari segi kesehatan fisik, Hitler ingin insitusi pendidikan mewajibkan olahraga dan gimnastik sejak dini. Dia sangat percaya bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Terkait pendidikan militer, dia menghimbau agar orang-orang memandang tentara sebagai sekolah tempat pendidikan patriotisme paling besar dan paling tinggi.
Namun di halaman 354 buku Mein Kampf, Hitler memberi penekanan ekstrim terkait kesehatan fisik dengan melarang orang-orang yang mengidap penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan kaum difabel untuk mempunyai anak.
Dia menghendaki agar negara mengisolasi dan membinasakan mereka tanpa ampun. Kemudian dia ingin negara menyediakan peralatan medis paling modern untuk memudahkan pengawasan kesehatan dan kesuburan rakyat Jerman.
Ketiga, Hitler mengusulkan pembersihan budaya dari unsur-unsur Yahudi dan erotisme modern ke hampir semua wilayah, seperti teater, seni, literatur, film, surat kabar, pengiklan, dan etalase-etalase. Dia menyebut pembersihan ini harus dilakukan dengan mengesampingkan hak kebebasan perseorangan demi menjaga kesehatan tubuh dan jiwa rakyat Jerman.
Keempat, Hitler ingin memberantas kebodohan spiritual dengan membangun simbol-simbol yang merepresentasikan kehebatan dan kepentingan masyarakat Jerman, seperti gedung-gedung besar dan monumen. Dia mengecam orang-orang dan pejabat-pejabat yang mendewakan uang serta memamerkan kekayaan individu mereka.
Terakhir, Hitler menggarisbawahi pentingnya propaganda. Hitler mengatakan propaganda harus memenangkan orang-orang agar bisa menghancurkan kondisi yang ada dan menggantikannya dengan sebuah doktrin yang baru. Dia juga memandang organisasi sebagai tempat terpenting untuk memperoleh kekuatan dan memulai revolusi.
Semakin besar anggota suatu organisasi, semakin intensif propagandanya. Akan tetapi perekrutan anggota harus diawasi dengan ketat dan ketidaksetujuan antar anggota harus diperkecil agar bisa menjaga kesucian tujuan dan pergerakan organisasi.
Pembaca di masa kini hendaknya memandang Mein Kampf sebagai bagian dari sejarah dan bukan sebagai penuntun hidup. Kita harus mengutuk rasisme, antisemitisme, dan chauvinisme sebab ketiganya hanya akan merusak perdamaian. [BP]