Koran Sulindo – Sebanyak 15 orang mengalami luka bakar berat dan 15 lainnya mengalami luka ringan akibat kebakaran yang terjadi di kilang minyak RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
“Data sementara ada lima orang yang mengalami luka bakar berat,” kata Plt Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Indramayu Caya, Senin (29/3).
Total korban sampai saat ini yang terdata, kata Caya, sebanyak 20 orang yang sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat dan dari jumlah tersebut 15 mengalami luka ringan serta lima lainnya luka berat.
Menurut Caya, para korban yang mengalami luka-luka tersebut karena rumahnya dekat dengan lokasi kejadian, serta ada juga yang sedang melintas jalan ketika terjadi kebakaran.
“Korbannya beragam ada warga sekitar dan juga pengguna jalan,” tutur Caya.
Selain menyebabkan korban luka, kata Caya, ada juga warga sekitar lokasi kebakaran yang mengungsi ke tempat lebih aman.
“200 orang di GOR milik Pertamina dan 300 lainnya di Pendopo Indramayu,” kata Caya.
Dalam insiden itu, seorang nenek berusia 100 tahun bernama Tiah menjadi salah satu dari 19 orang warga yang menjadi korban luka akibat kebakaran di Pertamina RU VI Balongan tersebut.
Kemudian, seorang warga berusia 61 tahun Mashadi Dulkodir dilaporkan tewas akibat kejadian tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Provinsi Jawa Barat, ada 14 orang warga yang mengalami luka ringan yakni Noaf Firmansyah (21 tahun), Muhammad Sidiq Maulana (13 tahun), Guntur Mauluna (13 tahun), Suteni (53 tahun), Yasmin, Mulyana (82 tahun) Dawin (80 tahun), Romalah (55 tahun), Sanusi (90 tahun), Warti (80 tahun), Rokamah (80 tahun), Tiah (100 tahun), Raminah (60 tahun) dan Ade Suratman (satpam).
Sedangkan lima orang warga mengalami luka berat Kosim B Durakman (18 tahun), Abdul alias adil (18 tahun), Ibnu ajis (18 tahun), Ahmad Asrori (18 tahun) dan Khoirul Ikhwan (16 tahun).
Akibat kejadian itu, sebanyak 1.000 orang mengungsi dibagi ke tiga titik pengungsi yakni di Pendopo Kabupaten Indramayu, Gor Bumi Patra dan Masjid Islamic Center Indramayu.
Kemudian tiga orang dinyatakan hilang atau belum di ketemukan akibat kebakaran ini. Saat ini, BPBD Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Indramayu.
BPBD Kabupaten Indramayu melakukan kaji cepat ke lokasi kejadian dan aparat TNI dan Polri yg berada di lapangan sudah mengimbau kepada masyarakat sekitar agar mengungsi ke tempat yg lebih aman.
BPBD Jabar juga telah erkoordinasi dengan pihak terkait dan mendirikan pengungsian di tiga titik, yaitu Islamic Center, GOR Bumi Patra dan Pendopo Indramayu.
Kebakaran kilang minyak sendiri terjadi pada Senin (29/3) dini hari sekitar jam 01.00 WIB, kebakaran yang menimbulkan ledakan itu terdengar hingga lima kilometer lebih.
Kebakaran yang terjadi di salah satu tangki kilang minyak RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, belum dapat dipadamkan, namun dipastikan sudah dapat dikendalikan.
“Dibanding dengan semalam, saat ini kobaran api sudah mulai berkurang,” kata Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Ahmad Dofiri.
Dofiri mengaku langsung melihat ke lokasi kejadian dan mendapatkan penjelasan dari Pertamina, terkait proses penanganan kebakaran di kilang minyak Pertamina.
Dofiri mengatakan saat ini lokasi tangki yang terbakar sudah dilakukan isolasi, agar api tidak menyebar ke tangki lainnya yang berada di sekitar lokasi.
“Langkah awal yang bisa dilakukan yaitu dengan mengisolasi kobaran api, jangan sampai menyambar ke tangki lainnya,” ujarnya.
Dofiri menambahkan penanganan kebakaran di kilang minyak memang tidak seperti biasa, karena butuh cara khusus dan penanganan juga terus berkoordinasi dengan Pertamina.
Selain itu, dari informasi yang ada juga bantuan dari Pertamina Cilacap dan juga Jakarta. Bantuan itu diharapkan bisa segera menangani kebakaran yang terjadi.
“Apabila apinya sudah mulai meredup kemungkinan akan dilakukan segera pemadaman, karena penanganannya tidak seperti kebakaran biasa. Kami mendapatkan laporan adanya bantuan dari Cilacap dan Jakarta, mudah-mudahan nanti siang bisa datang,” kata Dofiri. [Wis]