Banyak Ibu Tak Paham Pentingnya Asupan Gizi 1.000 Hari Pertama

Sulindomedia – Seribu hari pertama kehidupan anak merupakan periode emas pertumbuhan dan perkembangan anak.  Pemenuhan asupan gizi sejak bayi dalam kandungan hingga usia 2 tahun bisa mempengaruhi kecerdasan dan kesehatan anak di masa berikutnya, Bahkan juga rentan terhadap berbagai penyakit.

Kesadaran pentingnya asupan gizi yang tercukupi pada 1000 hari pertama kehidupan anak inilah yang banyak belum dipahami  masyarakat, khususnya ibu dan calon ibu. Maka tak heran bila banyak terjadi kasus-kasus kekurangan gizi di Indonesia justru terjadi di periode ini.

Persoalan itulah yang membuat lima mahasiswi UGM yaitu Eria Riski Artanti (Ilmu Keperawatan), Aprilia Ayu Sholihati Nafisah (Gizi Kesehatan), Melinda Diah Asmoro (Ilmu Keperawatan), Nisrina Maulida Rozanti (Pendidikan Dokter), dan Yuni Rahmawati (Kebidanan) membentuk “Kader

Mahir Gizi Terlatih Indonesia”, atau yang disebut KARTINI ini kemudian  mengusung tema “1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)” yang merupakan program pemerintah untuk menghasilkan generasi bangsa yang berkualitas. Program 1000 HPK ini dimakaudkan untuk menciptakan generasi yang sehat dengan mencukupi kebutuhan gizi pada masa 270 hari kehamilan dan 730 hari setelah bayi lahir.

“Kami berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan asupan gizi di periode keemasan anak ini,” tutur  Erika mewakili rekan-rekannya saat berbincang-bincang dengan wartawan di kampus UGM, Jumat (22/4).

Apa yang dilakukan oleh kelima mahasiswa UGM ini dengan memberdayakan kader posyandu dalam pelaksanaan program penyebarluasan informasi terkait pentingnya pemenuhan nutrisi seimbang selama 1000 hari pertama kehidupan anak. Ada setidaknya 30 orang kader posyandu yang terlibat dalam kegiatan ini antara lain dari dusun Toragan, dusun Gansekan, dan dusun Kalongan, desa Tlogodadi, kecamatan Mlati, Sleman.

Ada 4 program yang mereka jalankan. Pertama, mengusung tema konsep 1000 HPK pada masa pre-natal atau sebelum melahirkan. Sedangkan untuk tiga kegiatan lainnya, tema yang diusung tiap sesinya adalah konsep 1000 HPK pada masa post-natal (setelah lahir hingga anak usia dua tahun), pentingnya gizi di masa 1000 HPK, dan konsep posyandu ideal. Jenis kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan KARTINI ini antara lain dengan melakukan penyuluhan, praktek memasak makanan bayi, simulasi/workshop teknik menyusui dan pengukuran antropometri.

Dalam melakukan penyuluhan, mereka menggandeng ahli gizi dari Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI). Salah satunya adalah Dr dr Emy Huriyati, MKes.

“Selain itu kami juga melakukan edukasi langsung kepada masyarakat dengan cara kunjungan door to door,” ujar Erika.

Ditambahkan Melinda, apa yang mereka lakukan selama ini, ke depan, juga akan bekerjasama dengan puskesmas setempat. “Harapan kami dengan bekerja sama dengan Puskesmas setempat maka program ini dapat dilaksanakan di dusun lainnya, dan  program ini bisa berjalan secara berkelanjutan di masyarakat,” katanya. [YUK]