Koran Sulindo – Hujan lebat yang disertai guntur dan kilat yang terjadi di Sentani, Papua, sejak Sabtu malam (16/3/2019) mengakibatkan banjir bandang yang menghancurkan fasilitas umum seperti jalan raya, pertokoan, perkantoran, dan perumahan warga.
Kapolda Papua Irjen Pol Martuani Sormin mengatakan, hingga saat ini korban banjir di Kota dan Kabupaten Jayapura sebanyak 50 orang tewas. Dari jumlah tersebut tercatat 38 jenazah korban masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara dan 5 korban di RS Youwari.
Sedangkan sisa sebanyak 7 jenazah merupakan korban tanah longsor yang terjadi di kawasan Ampera, Kota Jayapura.
“Identifikasi perlu dilakukan untuk memastikan identitas korban sebelum diserahkan ke keluarga,” kata Sormin, di Jayapura,Minggu(17/3/2019), seperti dikutip antaranews.
Mantan Kadiv Propam Mabes Polri tersebut mengatakan korban banjir bandang tersebut kemungkinan masih akan bertambah.
“Anggota saat ini dikerahkan untuk membantu melakukan pencaharian korban banjir di Kabupaten Jayapura,” kata Sormin.
Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan hujan deras yang mengguyur wilayah Jayapura tersebut telah menyebabkan banjir bandang di Kecamatan Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua pada Sabtu 16/3/2019 pukul 21.30 WIT. Hujan deras turun sejak pukul 18.00 WIT.
Sebanyak 3 kelurahan diterjang banjir, yaitu Kelurahan Sentani Kota, Hinekombe, Dobonsolo. Juga 6 kampung di Distrik Sentani Kota, antara lain Kampung Sereh, Yoboy, Yahim, Yobeh dan Ifar besar.
“Evakuasi dan pendataan masih dilakukan karena banjir masih berlangsung. Data sementara 3 orang meninggal dunia. Ketiga korban sudah ditemukan. Kerusakan meliputi 9 unit rumah warga hanyut, 1 unit mobil hanyut, 3 jembatan rusak dan kerusakan lainnya,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, melalui rilis media.
Sementara itu, berdasarkan pengamatan jubi.co.id, mulai dari Kampung Doyo Baru hingga Pasar Lama Sentani, semua fasilitas umum rusak parah, puluhan unit kendaraan terdampar di jalan raya. Jalan raya dipenuhi lumpur, dan sisa bongkahan pohon besar yang dibawa banjir semalam.
Landasan pacu Adventist Aviation Mission, hanggar pesawat, satu unit pesawat dan helikopter yang parkir di hanggar juga terseret arus banjir sejauh ratusan meter hingga mencapai ruas jalan raya.
Perumahan warga yang berada di sekitar bandara itu juga rusak parah dan tertimbun pasir.
BTN yang berdekatan dengan Polres Jayapura sebagian besar tertimbun lumpur dan pasir serta bongkahan pohon-pohon yang hanyut dari gunung di belakang RSUD Yowari.
Rumah warga yang tinggal di daerah Kemiri sebagian besar tertimbun pasir hingga menenggelamkan setengah rumah.
Pangkalan LANUD Jayapura, kantor dan perumahan mess perwira rusak parah serta tertimbun pasir.
Kantor Kelurahan Hinekombe rusak parah, terimbun pasir dan tertimpa pohon yang besar sehingga kantor nampak berantakan.
Ruas jalan raya dari Doyo, Kemiri menuju sosial dan depan 751 Raider dipenuhi lumpur dan bongkahan kayu-kayu hutan.
Permukiman sekitar Ifar Gunung dikabarkan ikut diterjang banjir dan beberapa rumah telah terendam. Sejumlah warga, dikabarkan berusaha menyelamatkan diri ke lokasi yang lebih tinggi. Sementara itu, di Sekolah Menengah Atas (SMA) Advent Doyo Baru, pagar belakang sekolah rubuh dihantam lumpur dan air mulai masuk ke lingkungan asrama sekolah.
Bahkan sebuah pesawat berbadan kecil dan sebuah helikopter yang ada di hanggar milik perusahaan penerbangan missionaris Adventis, terbawa hingga ke tengah jalan raya.
Salah satu warga di Pos 7, Distrik Sentani Kota, Indra Sekenyap, mengatakan kondisi jembatan di Kali Tahara nyaris runtuh.
“Ini tinggal tunggu sedikit lagi, karena air terus mengikis sisi jembatan. Hotel Tahara saja salah satu sisinya sudah dikikis air,” kata Indra, di Sentani, Minggu dini hari (17/3/2019), seperti dikutip jubi.co.id.
Warga lainnya di Pos 7, Fadhel Nurfaizin, mengatakan ia hampir menjadi korban karena sempat berkunjung ke BTN Sosial.
“Tadi sempat ke BTN Sosial ada acara yasinan. Pas pulang sudah dikabarkan kalau di sana banjir besar dan air sampai di dada orang dewasa. Hampir saja saya jadi korban,” katanya, di Sentani, Minggu dini hari (17/3/2019).
Hujan sempat mengguyur Sentani, pada Sabtu dini hari (16/3/2019). Kemudian kembali mengguyur menjelang Magrib.
“Tapi lebat baru sekitar pukul 8 malam,” kata Fadhel.
Hujan Sangat Ekstrem
Sementara itu Stasiun Meteorologi Sentani mencatat intensitas hujan penyebab banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Jayapura pada Sabtu (16/3/2019) sangat ekstrem. Hujan terjadi selama 8 jam terus-menerus dengan puncak intensitas hujan yang terjadi pada pukul 18.00–20.00 WIT dan pukul 22.00 – 24.00 WIT.
Kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Jayapura, Petrus Demon Seli, mengatakan curah hujan pada Sabtu sangat lebat.
“Hujan tadi malam memang sangat lebat. Curah hujan di Kota Jayapura mencapai 50 milimeter per jam. Curah hujan yang sama terjadi di Sentani, dan pada pukul 23.00-24.00 WP masih mencapai 42,5 milimeter per jam,” kata Seli, di Papua, Minggu (17/3/2019), seperti dikutip jubi.co.id.
BMKG menggolongkan intensitas curah hujan dalam empat kategori. Kriteria untuk hujan yang paling ekstrem adalah kriteria “sangat deras”. Intensitas hujan dinyatakan “sangat deras” jika melebihi 20 milimeter per jam atau 100 milimeter per hari.
Tetapi intensitas hujan yang terjadi pada Sabtu pukul 17.00 – 24.00 WP (delapan jam) mencapai 235,1 milimeter, melebihi kriteria intensitas hujan sangat lebat selama 2 hari berturut-turut. Data Stasiun Meteorologi Sentani menunjukkan intensitas hujan pada pukul 18.00 – 19.00 WP mencapai 50,5 milimeter. Intensitas hujan itu semakin ekstrem pada pukul 19.00-20.00 WP, mencapai 52 milimeter.
Intensitas hujan sempat sedikit mereda pada pukul 20.00 – 22.00 WP. Akan tetapi, sejak pukul 22.00 hingga 24.00 WP, hujan ekstrem kembali mengguyur Kabupaten Jayapura. Stasiun Meteorologi Sentani mencatat, intensitas hujan pada pukul 22.00 – 23.00 WP mencapai 29,5 milimeter. Hujan menjadi semakin deras pada pukul 23.00 – 24.00 WP, mencapai 42,5 milimeter.
Potensi Banjir Susulan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua mengklaim masih akan ada potensi banjir susulan di Kabupaten Jayapura, karena langit di wilayah itu masih tertutup awan.
Kepala BPBD Provinsi Papua, Welliam R. Manderi, di Jayapura, hari ini, mengatakan puncak Gunung Cycloop yang berada di Kabupaten Jayapura masih tertutup awan tebal dan berpotensi hujan.
“Jenis bencana yang terjadi di Kabupaten Jayapura ini termasuk kategori banjir bandang yang melanda Kelurahan Hinekombe, Dobonsolo dan Sentani Kota, selain itu juga Kampung Yahim serta Kehiran,” katanya.
Menurut Welliam, kerusakan fasilitasi pemerintah, permukiman, pendidikan dan rumah ibadah kini dalam proses ‘assessment’ Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Jayapura.
BPBD Provinsi Papua sudah mendirikan dapur umum lapangan, tenda pengungsi tiga unit, air bersih, toilet dan ambulans. [DAS]