Koran Sulindo – “Bahasa Indonesia bahasaku! Indonesia adalah keluargaku!” teriak 90 orang peserta kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) dengan semangat. Yel-yel itu diteriakkan pada pembukaan Kursus Ke-13 BIPA di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kota Jeddah, Arab Saudi. Kursu tersebut dibuka Konsul Jenderal Republik Indonesia di Kota Jeddah, Dr. Mohamad Hery Saripudin, Senin lalu (19/2).
Menurut keterangan pihak KJRI Jeddah yang diterima di Jakarta pada Rabu kemarin (21.2), penyelenggaraan BIPA tahun ini disambut antusias oleh warga Arab Saudi, yang telah mendaftarkan diri sejak Januari lalu. Bahkan, Otoritas Imigrasi Bandar Udara King Abdulaziz memesan khusus 25 kursi untuk peserta BIPA dari pegawai mereka.
Tema kursusnya adalah “Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kedua di Arab Saudi”, yang merupakan ide dari Pelaksana Fungsi Pensosbud 1 Muhammad Sukarno.
Dijelaskan pihak KJRI Jeddah, penyelenggaraan BIPA terus dikembangkan secara maksimal, antara lain dengan menyiapkan tim-tim khusus penyelenggaraan BIPA pada masa depan di beberapa universitas di Arab Saudi. Pihak KJRI Jeddah juga menyiapkan modul pembelajaran khusus Bahasa Indonesia untuk orang Arab melalui Program Training of Trainer BIPA.
Itu sebabnya pula, penyelenggaraan BIPA tahun ini berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. Ada dua orang guru yang akan membina setap kelas pembelajaran, dengan siswa yang dibatasi maksimal 25 orang per kelas. Dengan demikian, setiap siswa dapat berinteraksi lebih banyak dengan guru. Sistem pembelajaran pun dilaksanakan secara interaktif, dengan pengaturan tempat duduk siswa yang membentuk lingkaran mengelilingi guru.
Pelatih khusus untuk guru-guru pengajar BIPA juga disiapkan, melalui pelatihan selama sepekan, yang diadakan sebelum pembukaan kursus BIPA. Pelatihan itu menghadirkan pembicara Dr. Dwiyanto Djoko Pranowo, praktisi BIPA dan dosen di Universitas Negeri Yogyakarta, dan diikuti sebanyak 25 orang calon guru BIPA.
Pada pembukaan kursus BIPA 2018 itu, KJRI Jeddah menyampaikan, bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting dan telah digunakan oleh lebih dari 300 juta penduduk dunia. Selain itu, jamaah umroh dan haji Indonesia adalah jamaah terbesar yang mendatangi Arab Saudi. “Siapa saja yang bekerja di tiga kota yang didatangi jemaah haji dan umroh pasti akan bertemu dengan orang Indonesia dan akan berbicara dengan mereka, sehingga bahasa Indonesia bukan hanya digunakan sebagai bahasa pergaulan sosial, tapi telah menjadi bahasa bisnis komersial,” kata Konjen Hery Saripudin, sebagaimana dikutip Antara.
Ia juga menyatakan, seiring dengan peningkatan hubungan bilateral kedua negara, sudah saatnya ada Pusat Studi Bahasa dan Budaya Indonesia di kampus-kampus Arab Saudi. Pihak KJRI di Jeddah, ungkap Hery, sedang memulai komunikasi dengan kampus-kampus ternama, seperti Universitas Islam Madinah dan King Abdulaziz Universitym di Jeddah. [RAF]