Koran Sulindo – Situs web Komisi Pemilihan Umum (KPU) ada yang mengganggu sehingga sempat tidak bisa diakses pada Kamis ini (16/2). ”Memang ada upaya mengganggu, tapi tidak terganggu. Artinya, mereka berupaya, tapi tidak mengganggu,” ungkap Komisioner KPU Pusat Hadar Nafis Gumay.
Kendati demikian, ya, itu tadi: meski tidak mengganggu, lalu-lintas (traffic) menuju situs tersebut menjadi lebih rendah. ”Memperlambat. Kebetulan akses masyarakat yang mau lihat juga sangat tinggi,” kata Hadar lagi. Toh, ia tidak mau menginformasikan, siapa yang hendak mengganggu situs KPU.
Di media sosial sebelumnya sempat beredar kabar adanya ancaman peretas (hacker) yang akan menyerang situs KPU. Dikatakan, serangan akan dilakukan dengan mengirimkan jutaan traffic dalam hitungan menit sehingga server KPU akan down.
Penyerangan terhadap situs-situs web pada masa pemilihan umum atau kepala daerah memang bukan pertama kali terjadi. Pada Pemilihan Presiden-Wakil Presiden 2014 lalu, beberapa situs juga dikabarkan diserang oleh kelompok hacker yang menamakan dirinya Garuda Luka.
Pada tahun 2014 juga, situs web KPU Kota Surabaya pun dibobol hacker. Gambar halaman depannya diganti dengan gambar dua setan pocong. Menurut anggota KPU Jawa Timur, Choirul Anam, situs KPU Jawa Timur sudah tiga kali dibobol hacker. “Pada tahun 2010, situs di-hack dengan gambar bendera Partai Demokrat. Pada 2011 di-hack lagi dengan bahasa atau kata-kata mesin. Yang ketiga, ya, gambar pocong,” kata Choirul Anam, 3 Maret 2014.
Tahun 2004, situs KPU Puxsat juga pernah dibobol, tepatnya 17 April 2004. Hacker—yang belakangan diketahui bernama Dani Firmansyah dan telah ditangkap—mengubah nama-nama partai politik di situs KPU tesebut menjadi nama-nama yang lucu-lucu. Menurut pengakuan Dani kepada polisi, ia melakukan itu hanya untuk mau membuktikan bahwa peralatan teknologi infromatika KPU yang berharga ratusan miliaran rupiah ternyata tidak aman. [RAF]