Pada tanggal 19 Februari 1945, sebuah pertempuran dahsyat pecah di sebuah pulau kecil di Samudra Pasifik, yaitu Pertempuran Iwo Jima. Lebih dari sekadar pertempuran, momen ini menjadi simbol keberanian, pengorbanan, dan strategi perang yang menentukan jalannya Perang Dunia II.
Setiap tahun, peringatan Iwo Jima menjadi pengingat akan harga yang harus dibayar dalam perang serta penghormatan bagi mereka yang bertempur di sana. Bagaimana pertempuran ini berlangsung? Apa dampaknya bagi sejarah militer dunia? Dirangkum dari The National WWII Museum, berikut kisah di balik peristiwa bersejarah ini.
Latar Belakang Pertempuran
Peringatan Iwo Jima diperingati sebagai bentuk penghormatan terhadap salah satu pertempuran paling ikonik dalam Perang Dunia II. Pertempuran Iwo Jima berlangsung selama lima minggu, mulai 19 Februari 1945, antara pasukan Amerika Serikat dan Jepang di Pulau Iwo Jima. Pertempuran ini menjadi simbol pengorbanan besar bagi kedua belah pihak dan memberikan dampak besar dalam sejarah perang di Pasifik.
Pulau Iwo Jima memiliki lokasi strategis, terletak di antara Kepulauan Mariana dan Jepang. Jepang, menyadari nilai strategis pulau ini, membangun jaringan benteng bawah tanah yang kompleks. Jenderal Tadamichi Kuribayashi, komandan Jepang di Iwo Jima, memahami bahwa mengalahkan pasukan Amerika dalam pertempuran terbuka adalah hal yang mustahil. Oleh karena itu, ia mengadopsi strategi pertahanan yang bertujuan memperlambat dan memberikan korban yang besar kepada pihak Amerika.
Ketika Marinir AS mendarat di pantai Iwo Jima, mereka menghadapi perlawanan sengit dari pasukan Jepang yang tersembunyi dalam bunker bawah tanah dan gua-gua yang diperkuat. Pertempuran pun berubah menjadi pertempuran jarak dekat yang brutal. Wilayah-wilayah pertempuran seperti “The Meat Grinder” dan “Bloody Gorge” menjadi saksi bisu dari perlawanan tanpa henti pasukan Jepang dan keberanian pasukan Amerika.
Pertempuran ini mengakibatkan korban yang sangat besar di kedua belah pihak. Pasukan Amerika kehilangan 6.821 prajurit dan 19.217 lainnya terluka. Di sisi lain, dari sekitar 20.000 pasukan Jepang yang bertahan di pulau itu, hanya beberapa ratus yang selamat dan ditawan. Kekejaman dan tingkat korban jiwa dalam pertempuran ini membuat banyak pihak khawatir tentang potensi jumlah korban yang jauh lebih besar jika Sekutu benar-benar melakukan invasi ke daratan Jepang.
Pengibaran Bendera di Gunung Suribachi
Salah satu momen paling terkenal dari Pertempuran Iwo Jima adalah pengibaran bendera Amerika di puncak Gunung Suribachi pada 23 Februari 1945. Pengibaran bendera pertama dilakukan oleh sekelompok Marinir yang mencapai puncak, diikuti oleh pengibaran bendera kedua yang lebih besar beberapa saat kemudian. Momen ini diabadikan oleh fotografer Associated Press, Joe Rosenthal, dan fotonya menjadi salah satu gambar paling ikonik dalam sejarah Perang Dunia II.
Di Amerika Serikat, Peringatan Iwo Jima sering diadakan di berbagai museum militer dan lokasi memorial. Para veteran, keluarga mereka, serta masyarakat umum berkumpul untuk mengenang jasa para prajurit yang gugur. Sejumlah sekolah juga mengajarkan sejarah pertempuran ini untuk memastikan generasi muda memahami pengorbanan yang telah dilakukan.
Mengunjungi museum sejarah yang membahas Perang Dunia II, membaca buku atau menonton dokumenter seperti Flags of Our Fathers yang mengisahkan pertempuran ini, serta mengikuti diskusi sejarah atau acara peringatan yang diadakan oleh komunitas veteran adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperingati hari bersejarah ini. Peringatan Iwo Jima bukan hanya sekadar mengenang pertempuran, tetapi juga menjadi refleksi tentang dampak perang serta penghormatan terhadap para prajurit yang telah berkorban demi negara mereka. [UN]