Berbicara tentang perkembangan teknologi roket modern, nama-nama besar seperti Wernher von Braun atau Robert H. Goddard sering kali muncul di permukaan. Namun, di balik gemerlap pencapaian luar angkasa Amerika Serikat, terdapat sosok lain yang tak kalah penting, meski penuh kontroversi: Jack Parsons.
Sebagai seorang ilmuwan roket sekaligus tokoh dengan kehidupan eksentrik, Parsons tidak hanya membawa terobosan besar dalam teknologi roket, tetapi juga mengukir jejak unik melalui perpaduan sains dan spiritualitas yang tak biasa.
Artikel ini akan mengupas perjalanan hidup Parsons, dari kontribusi briliannya di Jet Propulsion Laboratory (JPL) hingga sisi gelap kehidupannya yang berakhir tragis.
Kehidupan Awal Jack Parsons
Jack Parsons, seorang ilmuwan roket yang misterius, adalah salah satu pendiri Jet Propulsion Laboratory (JPL) di California. Sosoknya yang penuh warna dan kontroversi menjadikannya tokoh yang tak terlupakan dalam sejarah sains dan teknologi.
Melansir beberapa sumber, Jack Parsons lahir pada 2 Oktober 1914, di Los Angeles, California. Sejak kecil, ia menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap sains dan teknologi, meskipun pendidikan formalnya tidak lengkap.
Ketertarikannya pada kimia dan fisika membawanya pada eksperimen-eksperimen berani di bidang roket sejak tahun 1930-an. Ia menjadi salah satu pelopor dalam pengembangan bahan bakar roket padat, yang kemudian menjadi dasar penting dalam teknologi roket modern.
Karya dan Kontribusi
Parsons adalah sosok kunci dalam pengembangan teknologi roket di Amerika Serikat. Selama Perang Dunia II, ia berkontribusi pada proyek-proyek penting yang mendukung Angkatan Laut AS. Salah satu pencapaian besarnya adalah pengembangan bahan bakar roket berbasis campuran yang lebih efisien, yang menjadi terobosan besar dalam dunia teknologi penerbangan.
Sebagai pendiri Jet Propulsion Laboratory (JPL), Parsons dan rekan-rekannya menciptakan sebuah institusi yang menjadi pusat penelitian roket terkemuka. JPL kini dikenal sebagai salah satu pilar utama dalam eksplorasi luar angkasa.
Namun, hidup Parsons tidak hanya diwarnai oleh pencapaian ilmiah. Ia juga terlibat dalam praktik okultisme dan merupakan pengikut Alistair Crowley, seorang tokoh ternama dalam dunia spiritualisme dan okultisme.
Parsons kerap menggabungkan minatnya pada ilmu pengetahuan dengan ritual-ritual okultisme, yang sering kali membuatnya dianggap aneh oleh masyarakat pada masanya.
Akhir Hidup yang Tragis
Pada 10 Juni 1952, kehidupan Parsons berakhir secara tragis. Ia meninggal dunia akibat ledakan di laboratoriumnya di Pasadena. Ledakan tersebut terjadi saat ia melakukan eksperimen dengan bahan peledak. Kematian ini menambah aura misteri di sekitar kehidupannya, yang telah penuh dengan kontroversi.
Jack Parsons dikenang sebagai seorang ilmuwan brilian sekaligus tokoh yang hidup di luar norma-norma masyarakat. Pencapaian ilmiahnya di bidang teknologi roket menjadikannya salah satu tokoh penting dalam sejarah eksplorasi luar angkasa.
Namun, minatnya pada okultisme menambah dimensi unik pada kehidupannya, menjadikannya figur yang penuh teka-teki dan daya tarik.
Kombinasi antara inovasi teknologi dan gaya hidup yang tidak konvensional membuat Jack Parsons tetap menjadi salah satu sosok paling menarik dan kontroversial dalam sejarah sains modern. Warisannya terus hidup melalui kontribusinya di JPL dan teknologi roket yang kini memungkinkan umat manusia menjelajahi luar angkasa. [UN]