Sejak zaman kuno hingga era eksplorasi modern, Mars telah menjadi sumber inspirasi, teka-teki, dan mimpi besar bagi umat manusia.
Warna merahnya yang mencolok di langit malam tidak hanya memantik imajinasi para astronom, namun juga melahirkan kisah mitologi yang bertahan hingga ribuan tahun.
Dengan kemajuan teknologi dan eksplorasi ruang angkasa, Mars kini bukan hanya simbol dewa perang dalam mitos, tetapi juga lambang harapan akan kehidupan di luar Bumi. Bagaimana perjalanan panjang ketertarikan manusia terhadap Planet Merah ini berlangsung? Mari kita telusuri lebih jauh.
Mars, planet merah yang memukau umat manusia selama ribuan tahun, telah menjadi pusat perhatian budaya, sains, dan imajinasi manusia. Melansir laman National Today, kisah ketertarikan terhadap planet ini bermula sejak sekitar tahun 400 SM, ketika bangsa Babilonia mencatat peristiwa-peristiwa langit.
Mereka menyebut Mars sebagai “Nergal,” Sang Raja Konflik, mengaitkan warna merahnya dengan darah dan peperangan. Hubungan ini kemudian diteruskan oleh bangsa Yunani dan Romawi kuno yang mempersonifikasikan Mars sebagai dewa perang, masing-masing dengan nama Ares dan Mars.
Namun, daya tarik terhadap Mars tidak hanya berhenti pada mitologi. Seiring berkembangnya peradaban, Mars menjadi simbol eksplorasi dan sumber inspirasi bagi karya-karya fiksi ilmiah.
Dari novel klasik Stranger in a Strange Land karya Robert Heinlein hingga film The Martian yang dibintangi Matt Damon, Planet Merah terus memancing imajinasi. Dalam karya-karya ini, manusia membayangkan berjalan di atas tanah berkarat Mars dan menjelajahi kemungkinan kehidupan di sana.
Salah satu misteri terbesar Mars adalah potensi keberadaan air dan kehidupan. Observasi awal menunjukkan adanya “kanal” di permukaan Mars, meskipun kemudian terbukti sebagai ilusi optik.
Namun, misi penjelajahan menemukan bukti lapisan es di kutub Mars, menandakan bahwa air pernah ada atau masih ada dalam bentuk tertentu di planet ini. Temuan ini memicu diskusi panjang tentang kemungkinan adanya kehidupan di masa lalu atau bahkan di masa kini.
Era Eksplorasi Modern
Abad ke-20 dan 21 menandai era eksplorasi Mars yang lebih konkret. Dimulai dengan peluncuran Mariner 4 pada 28 November 1964, manusia mulai mengungkap misteri Mars secara langsung. Mariner 4 berhasil melakukan penerbangan lintas pertama dan mengirimkan gambar permukaan Mars, membuka jalan bagi misi-misi berikutnya. Selama beberapa dekade, misi pengorbit dan penjelajah terus memperkaya pemahaman kita tentang Mars, membawa kita lebih dekat ke kemungkinan misi berawak.
Merayakan Planet Merah
Hari Planet Merah Nasional, yang diperingati setiap 28 November, menjadi momen penting untuk menghargai pencapaian luar angkasa terkait Mars. Dengan semakin banyaknya rencana untuk misi berawak ke planet ini, Mars tidak hanya menjadi simbol perang dan fiksi ilmiah, tetapi juga harapan akan masa depan manusia di luar Bumi.
Mars, dari mitos kuno hingga teknologi mutakhir, terus memancarkan daya tarik yang memotivasi umat manusia untuk bermimpi besar dan menjelajah lebih jauh. Akankah langkah pertama manusia di tanah Mars terjadi di masa depan kita? Hanya waktu yang dapat menjawab. [UN]