Perangkat Ivy Mike. Bentuknya yang lonjong membuatnya mendapat julukan
Perangkat Ivy Mike. Bentuknya yang lonjong membuatnya mendapat julukan "Sang Sosis". (Sumber: atomicarchive.com)

Koran Sulindo – Ivy Mike, atau yang juga dikenal sebagai “Mike”, adalah bom hidrogen pertama yang diuji oleh Amerika Serikat dalam Operasi Ivy di Elugelab, Atol Enewatak, Kepulauan Marshall pada tanggal 1 November 1952.

Sumber-sumber yang ada menyebutkan bahwa kesuksesan uji coba bom atom Uni Soviet pada tahun 1949 dan pengungkapan aktivitas mata-mata Klaus Fuchs di Los Alamos membuat fisikawan Hungaria-Amerika, Edward Teller, mendesak Presiden AS Harry S. Truman untuk mengembangkan program bom hidrogen.

Presiden Truman segera menyetujui usulan ini. Pada tanggal 31 Januari 1950, dia mengumumkan bahwa Komisi Energi Atom (AEC) akan melanjutkan pembuatan berbagai senjata nuklir, termasuk bom hidrogen. Meski ketua AEC saat itu, David Lilienthal, memiliki keraguan kuat, proyek berjalan terus.

Pada tanggal 25 Juli 1950, Presiden Truman menulis surat kepada Presiden E.I. du Pont de Nemours and Company Crawford H. Greenewalt, memintanya merancang, membangun, dan mengoperasikan lokasi baru untuk memproduksi plutonium dan tritium. Keduanya adalah bahan yang diperlukan untuk bom hidrogen.

Bom hidrogen merupakan jenis bom nuklir yang mengandalkan fusi sebagai sumber energi. Fusi adalah reaksi di mana dua inti atom bergabung menjadi satu atom yang lebih besar dan lebih berat, lalu melepaskan energi nuklir. Proses itu membutuhkan panas dan tekanan yang sangat besar.

Pada tahun 1951, Edward Teller dan Stanislaw Ulam menghasilkan sebuah desain yang secara teoritis dapat memulai fusi nuklir di dalam sebuah wadah. Caranya adalah menaruh bom di atas bom.

Bom pertama adalah alat fisi nuklir tradisional yang akan meledak dan, dalam waktu yang sangat singkat, tetap berada di tempat dengan casingnya. Panas dan gaya yang dihasilkan akan disalurkan ke bawah dan menghantam bom kedua di bawahnya. Dengan kekuatan yang cukup, proses fusi akan dimulai dan bom hidrogen akan tercipta.

Ivy Mike dibuat untuk membuktikan teori Teller-Ulam. Bom ini menggunakan bom fisi TX-5 sebagai tahap utama, dan tahap sekunder terdiri dari bahan bakar fusi deuterium cair yang disimpan dalam Silinder Dewar.

Dikelilingi oleh penumbuk uranium alam yang beratnya lebih dari 5 metrik ton, Silinder Dewar memiliki batang “busi” plutonium yang bergerak di bagian tengahnya dan memicu reaksi fusi. Dengan berat lebih dari 82 ton, seluruh rakitan ini ditempatkan dalam sebuah casing baja dengan lebar 80 inci, panjang 244 inci, dan berdinding setebal 10-12 inci.

Permukaan bagian dalam casing dilapisi lembaran timah dan polietilena untuk membentuk saluran radiasi yang mengalirkan panas dari bom pertama ke bom kedua. Untuk menjaga agar deuterium cair tidak menguap, lebih dari 18 ton pendingin kriogenik dipasang pada rakitan tersebut.

Secara keseluruhan, Ivy Mike lebih tampak seperti sebuah bangunan atau pabrik pesawat terbang ketimbang bom yang akan diterbangkan dari pesawat. Bom ini ditempatkan di dalam sebuah bangunan besar berbahan alumunium bergelombang yang disebut shot cab, dengan panjang 27 meter, lebar 14 meter, dan tinggi 19 meter, serta dilengkapi menara sinyal setinggi 91 meter.

Karena casingnya berbentuk lonjong, Ivy Mike dijuluki sebagai “Sang Sosis”. Para insinyur Soviet dengan mengejek menyebut Ivy Mike sebagai “instalasi termonuklir”.

Pada 30 Juni 1952, ketua baru AEC Gordon Dean menunjukkan model perangkat Ivy Mike kepada Presiden Truman. Mereka sepakat untuk melaksanakan uji coba pada 1 November 1952.

Uji Coba Ivy Mike
Ivy Mike diledakkan dari kapal kendali yang berjarak 30 meter di Elugelab, Atol Enewetak, Kepulauan Marshall pada tanggal 1 November 1952 pukul 7:15 pagi waktu setempat. Ledakan yang dijuluki “Mike Shot” itu menghasilkan energi setara dengan 10 megaton TNT, kira-kira 1000 kali lebih besar dari yang dilepaskan oleh bom Hiroshima (sekitar 13 kiloton).

Ledakan tersebut juga menciptakan bola api selebar 5 kilometer dan awan jamur setinggi 17, 3 meter dalam waktu 90 detik, dan akhirnya stabil di ketinggian 37 meter. Sepuluh menit kemudian, awan jamur menyebar hingga 161 km.

Puing-puing karang radioaktif dilaporkan jatuh di atas kapal-kapal yang berada lebih dari 56 km dari titik nol. Daerah sekitar Atol Enewetak terkontaminasi parah selama beberapa waktu. Konsentrasi fluks neutron yang intens di sekitar lokasi ledakan menghasilkan dua unsur sintetis baru yang belum pernah diciptakan sebelumnya. Keduanya diberi nama Einsteinium dan Fermium.

Pulau Elugelab hancur total karena ledakan dan tidak muncul lagi dalam peta modern. Yang tersisa hanya kawah dengan diameter 1,9 km dan kedalaman 50 m, cukup dalam untuk menampung gedung 17 lantai.

Selama 30 tahun berikutnya, AS menggelontorkan ratusan juta dolar untuk mendekontaminasi Atol Enewetak. Pada tahun 1980, AS menyatakan daerah itu aman untuk ditinggali.

Uji coba Ivy Mike merupakan ledakan terbesar ke-4 yang pernah AS lakukan. Kesuksesannya membuat AS unggul untuk sementara dalam perlombaan nuklir dengan Uni Soviet. Atas jasanya dalam mendesain dan menciptakan Ivy Mike, Edward Teller dianggap sebagai “Bapak Bom Hidrogen”. [BP]