Rudal Zircon juga bisa dimuat dalam platform pesawat pengebom.

Koran Sulindo – Sebuah televisi Rusia membeberkan target-target di Amerika Serikat yang bisa menjadi sasaran rudal nuklir .Beberapa targe-target rata-rata tersebut mencakup pusat-pusat komando kepresidenan atau komando militer AS.

Dmitry Kiselyov, presenter TV Vesti Nedeli dalam tayangan Minggu malam, (24/2) memaparkan sejumlah tempat yang bisa menjadi sasaran rudal nuklir jika antara Rusia dan AS pecah perang.

Beberapa sasaran itu meliputi markas Kementerian Pertahanan AS Pentagon serta rumah peristirahatan Presiden AS di Camp David.

Selain kedua tempat itu, Kiselyov juga menyebut target lainnya yakni Fort Ritchie yang merupakan pusat pelatihan militer di Maryland yang ditutup pada 1998 dan Pangkalan AU McClellan di California yang ditutup 18 tahun silam.

Kiselyov juga menambahkan serangan bisa menggunakan rudal hipersonik Zircon yang bisa mencapai target kurang dari lima menit setelah diluncurkan dari kapal selam Rusia.

“Saat ini, kami tidak mengancam siapapun. Namun jika penempatan itu sudah terjadi, kami bakal bertindak cepat,” kata dia.

Kiselyov dikenal sebagai presenter yang anti-AS dan pernah mengatakan bahwa seharusnya Moskow mengubah AS menjadi debu radioaktif. Laporan semacam itu dari televisi nasional Rusia tergolong tidak biasa.

Sebelumnya, dalam pidato kenegaraannya, Presiden Vladimir Putin memperingatkan Rusia bakalan siap dengan Krisis Rudal Kuba baru jika memang ada pihak-pihak lain yang menginginkannya.

Putin menjelaskan meski krisis yang terjadi saat ini tidak sebanding dengan Krisis Rudal Kuba, “namun jika ada yang menginginkannya, kami sudah siap. Saya telah mempersiapkan jika kondisi itu terjadi,” kata Putin.

Putin juga memperingatkan, Rusia bisa mengerahkan rudal hipersonik berhulu ledak nuklir dekat AS jika Washington menempatkan rudal di Eropa.

“Senjata kami tidak diam. Senjata kami dinamis. Jadi mereka harus berjuang untuk menemukannya,” kata Putin.

Krisis Rudal Kuba terjadi pada 1962 ketika Uni Soviet merespon AS yang menempatkan rudal di Turki dengan mengirimkan misil ke Kuba. Pengiriman rudal balistik ke Kuba pada Oktober 1962 memicu krisis karena menempatkan AS dan Soviet di ambang perang nuklir.

Pernyataan Putin tersebut dibantah Washington yang menyebut mereka tak memiliki rencana untuk menempatkan rudal di Benua Biru. Mereka menyebut peringatan Putin sebagai propaganda tak jujur karena mereka tidak punya rudal nuklir jarak menengah yang bisa dikerahkan di Eropa. [TGU]