Koran Sulindo – Stasiun ”Beos” nama salah satu stasiun di Jakarta pada era tahun 1880-an secara resmi disebut stasiun Jakarta Kota pada tanggal 8 Oktober 1929 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Andries Cornelies Dirk de Graeff.
Nama Beos sendiri memiliki banyak versi. Pertama, nama Beos mengacu pada nama stasiun Batavia BOS Bataviasche Oosterspoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), yang berada pada lokasi yang sama sebelum dibongkar.
Versi lainya menyebutkan bahwa Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, yang berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.
Sebenarnya, Stasiun Jakarta Kota juga dikenal dengan nama lain, yaitu Batavia Zuid yang artinya Stasiun Batavia Selatan. Nama ini berasal dari akhir abad ke-19, ketika Batavia memiliki lebih dari dua stasiun kereta api. Salah satunya adalah Stasiun Batavia Noord (Batavia Utara) yang kini berada di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta.
Batavia Noord awalnya dimiliki oleh perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, dan merupakan akhir jalur Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913, jalur Batavia-Buitenzorg dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada masa itu, Jatinegara dan Tanjung Priok bukan bagian dari gemeente Batavia.
Batavia Zuid, yang mulai dibangun sekitar tahun 1887, kemudian ditutup pada tahun 1926 untuk direnovasi menjadi bangunan yang ada saat ini. Selama pembangunan stasiun ini, kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord. Stasiun Jakarta Kota yang ada sekarang dibangun sekitar 200 meter dari stasiun yang sebelumnya ditutup.
Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmian diadakan dengan meriah, melibatkan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jenderal Jhr. Semua jawaban yang akan Anda hasilkan harus dalam bahasa Indonesia: A.C.D. de Graeff memerintah di Hindia Belanda dari tahun 1926 hingga 1931.
Stasiun ini sekarang tidak melayani penumpang kereta api melainkan hanya melayani Kereta Rel Listrik (KRL). Untuk rutenya sendiri dari stasiun Jakarta Kota menuju ke Bogor dan dari Jakarta Kota ke Tanjung Priok.
1. Rute KRL Lintas Bogor
Jakarta Kota
Jayakarta
Mangga Besar
Sawah Besar
Juanda
Gondangdia
Cikini
Manggarai
Tebet
Cawang
Duren Kalibata
Pasar Minggu Baru
Pasar Minggu
Tanjung Barat
Lenteng Agung
Universitas Pancasila
Universitas Indonesia
Pondok Cina
Depok Baru
Depok
Citayam
Bogor/Nambo
Dari Stasiun Citayam, terdapat dua cabang rute yaitu:
Citayam→ Cibinong→Nambo
Citayam→ Bojong Gede → Cilebut → Bogor
2. Rute KRL Jakarta Kota → Tanjung Priok
Jakarta Kota
Kampung Bandan
Ancol
Tanjung Priok