Koran Sulindo – Paus Fransiskus, Paus Gereja Katolik ke-266, terpilih sebagai pemimpin umat Katolik pada tanggal 13 Maret 2013, saat berusia 76 tahun. Sebelum menduduki tahta suci, ia menjabat sebagai Uskup Agung di Buenos Aires, Argentina.
Sejak menjadi Paus, Fransiskus telah menunjukkan komitmen kuat untuk mempromosikan perdamaian, dialog antaragama, dan penanganan isu-isu global melalui perjalanan-perjalanan apostoliknya ke berbagai penjuru dunia.
Melansir dari website resmi United States Conference of Catholic Bishops (USCCB), Perjalanan apostolik pertama Paus Fransiskus dilakukan ke Rio de Janeiro, Brasil, pada tanggal 22 hingga 29 Juli 2013, dalam rangka Hari Kaum Muda Sedunia.
Di sana, ia berbicara kepada jutaan umat Katolik muda, menekankan pentingnya peran mereka dalam gereja dan dunia.
Perjalanan ini menjadi langkah awal dalam upaya Paus untuk mendekatkan diri dengan kaum muda dan mendorong mereka untuk menjadi agen perubahan positif.
Pada tanggal 24 hingga 26 Mei 2014, Paus Fransiskus melakukan perjalanan yang penuh makna ke Tanah Suci. Kunjungan ini bertujuan untuk memperingati 50 tahun pertemuan bersejarah antara Paus Paulus VI dan Patriark Athenagoras, sebuah momen penting dalam dialog ekumenis antara Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks.
Selama kunjungannya, Paus Fransiskus mengundang Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Presiden Israel Shimon Peres untuk berdoa bersama, sebuah langkah simbolis untuk mempromosikan perdamaian di wilayah yang penuh dengan konflik.
Pada bulan November 2014, Paus Fransiskus mengunjungi Strasbourg, Prancis, dan Turki. Di Turki, ia membuat langkah yang signifikan dengan mengunjungi Masjid Sultan Ahmet, atau yang dikenal sebagai Masjid Biru, dan berdoa bersama seorang ulama Muslim.
Kunjungan ini memperkuat pesan Paus tentang pentingnya dialog antaragama dan toleransi. Perjalanan ini diakhiri dengan kehadirannya dalam liturgi Ilahi di Gereja St. George setelah pertemuan dengan Patriark Ekumenis Bartholomeus.
Pada tanggal 12 hingga 19 Januari 2015, Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke Sri Lanka dan Filipina. Di Sri Lanka, ia memimpin Misa kanonisasi untuk Santo Joseph Vaz, santo pertama negara tersebut, dan berbicara tentang rekonsiliasi di negara yang baru pulih dari perang saudara.
Di Filipina, Paus bertemu dengan jutaan umat Katolik dan menekankan pentingnya solidaritas dan keberpihakan pada kaum miskin.
Paus Fransiskus juga melakukan perjalanan ke Sarajevo, Bosnia, pada tanggal 6 Mei 2015 untuk mempromosikan perdamaian dan dialog antaragama di kawasan yang pernah dilanda perang.
Di sana, ia merayakan Misa di Stadion Kosovo dan bertemu dengan berbagai tokoh agama serta kaum muda, menekankan pentingnya persatuan dan perdamaian.
Pada bulan Juli 2015, Paus Fransiskus mengunjungi tiga negara di Amerika Selatan: Ekuador, Bolivia, dan Paraguay. Dalam perjalanan ini, ia mengunjungi panti jompo miskin di Ekuador, penjara di Bolivia, dan permukiman miskin di Paraguay, menunjukkan kepeduliannya terhadap mereka yang terpinggirkan dan menderita.
Kunjungan pertama Paus Fransiskus ke Amerika Serikat pada tanggal 19 hingga 28 September 2018 menjadi momen bersejarah. Di sana, ia mengunjungi Washington, New York, dan Philadelphia, di mana ia berbicara di hadapan Kongres AS dan PBB, menyampaikan pesan tentang perdamaian, keadilan sosial, dan perlindungan lingkungan.
Pada tanggal 16 April 2016, Paus Fransiskus melakukan kunjungan singkat ke Lesbos, Yunani, untuk menyoroti krisis pengungsi yang sedang berlangsung. Kunjungan ini memperlihatkan kepedulian Paus terhadap penderitaan para pengungsi dan seruannya kepada dunia untuk lebih peduli terhadap nasib mereka.
Perjalanan apostolik terbaru Paus Fransiskus dilakukan pada tanggal 2 hingga 13 September 2024, ketika ia mengunjungi Asia Tenggara dan Oseania, termasuk Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.
Perjalanan ini mencerminkan upaya Paus untuk mempererat hubungan dengan negara-negara di kawasan tersebut dan untuk mempromosikan pesan perdamaian, persatuan, dan dialog antaragama.
Melalui perjalanan-perjalanan apostoliknya, Paus Fransiskus terus menunjukkan komitmennya terhadap perdamaian, keadilan, dan kepedulian terhadap isu-isu global yang mendesak, serta menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia. [UN]