Presiden RI saat membuka Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue 2019 (BPMI Setpres/Muchlis Jr)
Presiden RI saat membuka Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue 2019 (BPMI Setpres/Muchlis Jr)

Jakarta – Sebagai upaya nyata untuk mempererat kerja sama antara Indonesia dan Afrika di berbagai tingkatan dan bidang, Indonesia akan menyelenggarakan beberapa acara pendukung (side events) dalam rangkaian kegiatan Indonesia-Africa Forum (IAF) ke-2 yang akan berlangsung di Bali pada 1—3 September 2024.

Acara pendukung ini disiapkan oleh berbagai kementerian dan lembaga, dengan tujuan memperluas jejaring, mendiskusikan potensi kerja sama, serta mengeksplorasi peluang ekonomi yang saling menguntungkan.

Beberapa side events yang direncanakan dalam forum ini antara lain Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF), Country Specific Business Forum, Penandatanganan MoU Artisanal Mining antara Indonesia dan Kenya, Penandatanganan MoU antara EMP dan GUMA, Pertemuan Konsul Kehormatan Indonesia di Kawasan Afrika, Workshop on Downstreaming Mining with Value Added Indonesia-Africa, Diskusi Panel Tony Blair Institute tentang AfCFTA, serta penandatanganan beberapa MoU lainnya dengan total nilai yang diperkirakan mencapai USD 3,5 miliar.

Direktur Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Dewi Justicia Meidiwaty, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan side events ini akan menjadi kesempatan bagi Indonesia dan negara-negara Afrika untuk saling bertukar pengalaman dan praktik terbaik, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam, kerja sama ekonomi bilateral dan regional, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia.

“Forum ini juga akan dimanfaatkan untuk bertukar pengalaman dan praktik terbaik, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam, kerja sama ekonomi bilateral dan regional, serta penguatan kapasitas sumber daya manusia,” ujar Meidiwaty pada Kamis (29/8/2024) di Jakarta dilansir dari laman resmi kemenparekraf.go.id.

Dengan mengusung tema “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063”, IAF ke-2 akan mengundang perwakilan dari 54 negara di Afrika untuk bersama-sama membahas potensi kerja sama di berbagai bidang yang saling menguntungkan.

Kegiatan ini juga akan dirangkai dengan penyelenggaraan High Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP), yang diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara kedua belah pihak.

Penyelenggaraan IAF 2024 ini merupakan kelanjutan dari kesuksesan IAF pertama yang dilaksanakan pada 2018. Forum ini bertujuan untuk mengimplementasikan modalitas Bandung Spirit yang digagas oleh para pendiri bangsa, dengan fokus pada kemanfaatan ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat di Indonesia dan Afrika melalui kerja sama pembangunan yang saling menguntungkan.

Dalam forum ini, Indonesia dan negara-negara Afrika akan memperkuat kolaborasi di empat sektor prioritas yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan, dan ketahanan mineral.

“Kami mengundang seluruh pihak untuk berpartisipasi dalam IAF II dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia dan Afrika,” tutup Meidiwaty. [UN]