Koran Sulindo – Pemerintah jangan hanya memperhatikan sekolah-sekolah negeri, namun juga perlu memberikan perhatiannya ke sekolah-sekolah swasta. Terlebih, 70% sekolah yang ada di Indonesia adalah sekolah-sekolah swasta.
Demikian dikatakan Prof Dr Siswandari, SStats, Kepala Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Indonesia, saat menjadi narasumber dalam seminar pendidikan bertajuk “Revitalisasi Peran Kepala Sekolah/Madrasah dalam Pengembangan Pendidikan Muhammadiyah”, Rabu lalu (11/5). “Jadi kalau pemerintah hanya memikirkan sekolah negeri, Indonesia tidak akan maju,” kata Guru Besar Universitas Sebelas Maret (UNS) ini.
Perhatian yang bisa diberikan oleh pemerintah, lanjut Siswandari, bisa dengan meningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) bagi kepala sekolah atau guru-guru di sekolah swasta. Dikatakan Siswandari, meningkatan kualitas SDM menjadi penting karena sekolah merupakan pusat keunggulan. Juga mengingat saat ini Indonesia masih kalah kreatif dengan negara lain dan masih kalah rajin dengan bangsa-bangsa yang maju.
“Karena itu, SDM kita harus bagus, unggul, dan kreatif. Jangan hanya gedung atau ruang kelas saja yang diperbaiki, tapi SDM-nya juga harus diperbaiki setiap waktu. Kalau kita hanya memperbaiki fisik luarnya, kita tidak akan menang bersaing dengan negara lain,” katanya.
Sayangnya, menurut Siswandari, masih banyak orang yang tidak melihat pentingnya kualitas SDM. Mereka berpikir, melakukan investasi terhadap SDM itu tidak kelihatan hasilnya. “Padahal, hasilnya itu akan bisa terlihat dalam beberapa tahun yang akan datang untuk kemajuan bangsa,” paparnya.
Sementara itu, menurut Prof Baedhowi, MSi, Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sekolah swasta, khususnya sekolah-sekolah Muhammadiyah, harus menjadi sekolah yang berkualitas dan berkarakter, tidak kalah dengan sekolah-sekolah negeri. Apalagi, sekolah-sekolah Muhammadiyah memiliki keunggulan dibandingkan sekolah lain, yakni dari segi kurikulum dan mata pelajarannya, dari segi pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahannya. “Jika pembelajaran dengan menggunakan kedua aspek tersebut bisa dilakukan secara terus-menerus, kita akan bisa memenuhi tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Menurut Baedhowi, pendidikan yang dijalankan sekolah-sekolah Muhammadiyah harus bisa menjawab tuntutan masyarakat. Lulusannya punya kepastian karir di masa yang akan datang, punya kompetensi agar bisa bersaing dengan siswa-siswa dari sekolah lain, dan yang bisa mendidik siswanya menjadi anak-anak cerdas, terampil dan berkarakter baik yang dapat menjadi contoh bagi orang lain. Dan untuk mewujudkan itu adalah dengan menyiapkan calon kepala sekolah yang baik, punya jiwa kreatif, inovatif, dan entrepreneur, agar bisa menata sekolahnya dengan baik dan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Selain digelar seminar, dalam acara tersebut juga dilakukan peluncuran Lembaga Penyelenggara Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah/Madrasah (LPPPCKS/M). Adapun tugas LPPPCKS/M menyelenggarakan program diklat untuk para calon kepala sekolah dengan memberikan pelatihan bagaimana memanajemen sekolah dan persoalan yang dihadapi sekolah.
“Saat ini sudah ada 146 orang peserta Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah yang dinyatakan lulus dan akan mendapatkan Sertifikat serta Nomor Unik Kepala Sekolah (NUKS). NUKS ini penting dimiliki oleh kepala sekolah, karena kedepannya pemerintah akan menilai kompeten tidaknya kepala sekolah itu dari NUKS tersebut,” ujar Dr Arif Budiraharjo, MSi., Ketua Majelis Dikdasmen PW Muhammadiyah Yogyakarta.
Arif menambahkan, Muhammadiyah akan terus mempersiapkan kepala sekolah bagi sekolah-sekolah Muhammadiyah yang ada di bawah Majelis Dikdasmen. Karena, kebutuhan akan kepala sekolah masih akan terus bertambah, apalagi dengan adanya aturan dari Kementerian Agama yang akan menarik guru dan kepala sekolah pegawai negeri sipil yang ada di sekolah-sekolah swasta.
“Kami masih memiliki 10 persen kepala sekolah yang berstatus pegawai negeri. Jadi, ke depannya, kami masih akan terus menyiapkan kepala sekolah untuk sekolah-sekolah yang ada di bawah kami. Selain itu, kami juga akan terus meningkatkan kualitas pendidikan kepala sekolah tersebut dengan memberikan mereka beasiswa untuk melakukan studi lanjut bagi yang belum menempuh pendidikan S2,” tuturnya. [YUK]