Koran Sulindo – Jalan di kawasan Sumber Artha yang merupakan pos penyekatan untuk kendaraan yang melintas dari arah Jakarta menuju Bekasi terpantau macet.

Pengamatan di lokasi pada pukul 09.00 WIB, Senin (5/7) antrean kendaraan mencapai sekitar satu kilometer menjelang pos penyekatan atas pemberlakuan PPKM darurat.

Petugas gabungan dari TNI, Polri, Dishub, hingga Satpol PP memutar balik kendaraan dari Jakarta yang menuju ke arah Bekasi. Sejumlah pengendara kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang tak dapat melintas pun terpaksa berputar arah hingga menimbulkan kemacetan yang cukup panjang.

Tampak sejumlah pengendara berusaha untuk dapat melewati pos penyekatan dengan berbicara kepada petugas kepolisian yang berjaga.

“Pak saya tinggal di Bekasi mau pulang ke rumah, tapi KTP saya masih Jakarta,” kata salah satu pengendara sepeda motor.

Namun petugas kepolisian yang berjaga tidak membiarkan pengendara tersebut melewati pos penyekatan. Terdengar suara klakson kendaraan bersahutan akibat kemacetan tersebut.

Polda Metro Jaya melakukan penyekatan di 63 titik keluar-masuk Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi terkait kebijakan PPKM darurat Jawa-Bali.

“Ada 63 titik yang kita jaga terdiri dari 28 titik yang ada di batas kota dan jalan tol kemudian 21 titik di pembatasan mobilitas di lokasi rawan pelanggaran yang memang selama ini masih berjalan,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo.

Penyekatan itu akan mulai diberlakukan mulai Sabtu pukul 00.00 WIB. Individu yang masih boleh beraktivitas di luar rumah hanya yang bekerja di sektor esensial.

Tak hanya itu, penyekatan juga dilakukan di sejumlah jalan alternatif menuju Jalan MH Thamrin. Berdasarkan pantauan, si jalan itu juga sempat terjadi kepadatan yakni di perempatan lampu merah kawasan Harmoni dari arah Juanda menuju Tomang.

Kepadatan kendaraan sepanjang 700 meter terjadi karena adanya penyekatan atau pengalihan lalu lintas dari Jalan H Juanda menuju Jalan Veteran III, atau jalur rute yang biasa digunakan pengendara ke arah Istana Negara atau Jalan Merdeka Barat.

Selain itu, pengalihan juga terjadi di Jalan Majapahit. Hanya pengendara atau warga yang memiliki kartu identitas Sekretariat Kabinet saja yang dipersilakan melewati jalan tersebut.

“Ojek daring boleh masuk jalan sini kalau penumpangnya punya id card sekretariat kabinet. Selain itu tidak boleh,”kata Yuliandri, salah satu petugas jaga di jalan tersebut.

Ada pun pengendara yang hendak menuju kantor di sekitar Jalan Merdeka Barat dan Jalan MH Thamrin dapat melewati Jalan Abdul Muis.

Meski terdapat penyekatan di pertigaan jalan menuju Museum Nasional, serta Jalan Budi Kemulyaan menuju bundaran Patung Kuda, lalu lintas di Jalan Abdul Muis terpantau lengang. Beralih ke perempatan Jalan MH Thamrin dan Jalan Kebon Sirih, petugas juga terlihat berjaga di simpang jalan tersebut.

Terlihat hanya Transjakarta dan ojek daring, serta sejumlah kendaraan pribadi yang bisa melintas. Petugas juga terlihat menanyakan setiap pengendara yang hendak melintas untuk memastikan hanya pekerja atau warga yang memang memiliki kepentingan yang diperbolehkan.

“Kebanyakan yang lewat sini kantornya di sekitaran Jalan Thamrin, sisanya ada yang mau naik transportasi umum,” kata Indra, salah satu petugas Dinas Perhubungan yang berjaga di perempatan Sarinah.

Namun demikian, meski pemerintah telah menerapkan WFH, sejumlah gedung perkantoran dan kementerian di Jakarta Pusat tetap buka.

Meskipun sebagian besar pegawai bekerja dari rumah, kantor kementerian di Jalan Merdeka Barat terpantau masih beroperasi. Belasan petugas keamanan di Kementerian Desa PDTT pun terlihat masih melakukan “briefing” di halaman parkir mobil.

“Seluruh pekerja hari ini 100 persen WFH, tetapi memang briefing petugas rutin dilaksanakan setiap hari,” kata Indra Susanto, salah satu petugas pos jaga di Kementerian Desa PDTT Jakarta Pusat.

Indra mengatakan bahwa hanya pekerja yang memiliki kepentingan mendesak yang bisa masuk ke dalam gedung, dengan pengawalan dari petugas dan waktu yang dibatasi.

Berbeda dengan itu, Kementerian Perhubungan masih terlihat adanya pegawai yang masuk, meskipun jumlahnya sangat sedikit.

“Saya kebetulan gilirannya masuk hari ini. Kemungkinan memang tidak banyak karena lebih dari 75 persen yang WFH,” kata Anisa, salah satu pegawai.

Sementara itu, lobi perkantoran di Oil Center, Pertamina Lubricant, terlihat sepi. Berdasarkan penuturan pegawai resepsionis, hanya ada tiga pegawai yang masuk.

Pegawai pun dipastikan memiliki keterangan hasil tes usap maupun PCR negatif sebelum memasuki gedung perkantoran.

Gedung Perkantoran Sinarmas di Jalan MH. Thamrin juga beroperasi dan membuka pintu masuk sejak pukul 07.00 WIB, meskipun umumnya pegawai melaksanakan WFH.

“Dari pagi sejak saya berjaga jam 07.00 tidak banyak yang datang, kemungkinan kurang dari 10 orang,” kata Kamaluddin, salah satu petugas keamanan di Gedung Sinarmas.[Wis]