Koran Sulindo – Gairah pelaku ekonomi di sektor usaha mikro kecil dan menengah di tengah terjangan pandemi Covid-19 terus meningkat. Hal ini terlihat di sejumlah UMKM, khususnya di wilayah Jabar dan Banten, seperti Kota Bandung.

Para pelaku UMKM terlihat lebih bersemangat untuk berupaya mendapatkan bantuan suntikan dan dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional yang disalurkan pemerintah melalui bank bjb.

Salah satunya Kopi Seru. Di tengah wabah Covid-19 merebak dan memukul para pelaku UMKM, Kopi Seru mampu menunjukkan kinerja bisnis yang terus meningkat. Bahkan, berencana melakukan ekspansi bisnis ke luar negeri.

”Hadirnya bantuan suntikan dana dari bank bjb membuat usaha saya bukan saja mampu bertahan di tengah pandemi, namun juga makin berkembang sampai ada rencana membuat cabang di luar negeri, tepatnya di Perth Australia,” kata pemilik Kopi Seru Dave Julian Soepriyadi, saat ditemui di tempat usahanya, Jalan Sarimanis, Kota Bandung, beberapa waktu lalu.

Dave menyebutkan, sejak dibuka pertama kali pada 2018, Kopi Seru sebetulnya mampu berkembang dengan baik hingga mampu membuka beberapa cabang di Kota Bandung. Setelah itu, Kopi Seru pun mampu melakukan ekspansi ke luar Bandung seperti Jakarta, Solo, Semarang, Bahkan ke Manado.

Sayang, kehadiran pandemi Covid-19, sempat membuat usahanya tersendat. Meski pun tetap mampu bertahan. Padahal, ia sendiri memiliki keinginan untuk membuka usaha lagi ke luar negeri.

Di tengah progres usahanya yang tersendat pandemi, bank bjb kemudian hadir memberikan solusi suntikan dana PEN untuk membuat Kopi Seru tetap bertahan dan mampu berkembang lagi. Ini membuat semangat Dave tumbuh kembali dan menatap masa depan pengembangan Kopi Seru dengan lebih optimistis.

”Bantuan dari bank bjb sangat saya butuhkan untuk pengembangan usaha. Karena jika usaha saya berkembang, tentunya akan banyak terdampak juga ke sektor lain. Misal membuat lowongan pekerjaan, pemberdayaan para petani kopi, serta tentunya seluruh pihak yang terlibat dalam rantai pasok kebutuhan bisnis ini tentunya,” kata Dave.

Sebagaimana diketahui, bank bjb sendiri konsisten berkontribusi dalam agenda percepatan pemulihan ekonomi nasional lewat berbagai agenda dan program yang dijalanlan, menyalurkan bantuan kebencanaan, melakukan pelatihan dan pendampingan kepada para pelaku usaha UMKM serta distribusi dan ekspansi kredit kebermanfaatan porsi penempatan uang negara sebagaimana PMK nomor 104/PMK.05/2020 tentang penempatan Dana Dalam Rangka Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional.

Suntikan permodalan kepada sektor produktif merupakan implementasi dari pernyaluran dana program PEN yang dicanangkan pemerintah. bank bjb optimis target leverage dana PEN dari Rp 2,5 triliun yang ditempatkan dapat terpenuhi sesuai target mengingat capaian penyaluran saat ini ditorehkan dalam waktu singkat. Dalam perwujudan komitmen bank bjb untuk mendorong laju perekomian, khususnya di jabar melalui program bjb PENtas (penguatan Ekonomi Nasional Tangguh dan Sejahtera) yang merupakan inisiasi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan Acuviarta Kartabi mengapresiasi kebijakan yang sudah berjalan berkaitan dengan penyaluran dana PEN di bank bjb. Namun, bank bjb menurutnya perlu kebijakan out off the box untuk menyikapi kondisi saat ini.
Menurut Acuviarta, captive market Jawa Barat itu 90 persennya adalah UMKM. Makanya, hal itu menjadi prioritas dan effort lebih, untuk mencapainya. ”Saya optimistis, bank bjb bisa lebih baik dari bank Himbara. Tinggal memberikan beragam kemudahan untuk UMKM di Jabar, namun tetap terukur,” kata Acuviarta.

Acuviarta mengungkapkan, sektor konstruksi infrastruktur diketahui juga banyak dibiayai dana PEN. Sebab, sektor kontruksi juga banyak menyerap tenaga kerja dan menambah gerakan roda ekonomi yang lainnya pula. Begitu pun penyaluran kredit. Dengan dorongan program dana PEN, serta program kredit KUR dan lainnya, pasti berdampak signifikan kepada masyarakat.

”Terlebih dengan kondisi seluruh bank saat ini harus mengalami relaksasi seluruh angsuran kredit, menyebabkan ruang penyaluran kredit menjadi sempit. Selain memperhatikan prudent terhadap sektor-sektor usaha yang banyak terdampak dan ketidakinginan atau menunda penambahan modal dari ajuan kredit,” kata Acuviarta.

Sebagai informasi, skema penyaluran pinjaman dana PEN dari bank bjb, untuk penyaluran kredit di antaranya Pertanian, Perburuan, Kehutanan sebesar Rp 154 miliar, lalu Industri Pengolahan Rp 794 miliar.
Kemudian, Konstruksi Rp 1,35 triliun, Pedagang Besar dan Eceran Rp 1,34 triliun dan Sektor Lainnya Rp 1,69 triliun. Sedangkan berdasarkan sektor, pencairan dan PEN tersebut diurai dari sektor Korporasi dan Komersial, BPR, KPR, Konsumer dan UMKM. ”Setiap sektor juga kan memiliki multiplier effect. Saling berkaitan, sekecil apa pun usaha di UMKM bisa menarik sumberdaya yang lain,” ujarnya.

Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan, dukungan keuangan ini disalurkan untuk mendorong upaya mendongkrak laju perekonomian, khususnya di Jabar. ”bank bjb selalu siap menjadi mitra berbagai pihak dalam mendorong pembangunan daerah. Kami memiliki peran sebagai agen pembangunan yang selalu diimplementasikan dengan dukungan-dukungan nyata. Terutama dorongan keuangan yang akan memberi dampak ekonimi dan sosial dalam skala lebih luas,” ujar Yuddy.

Pembiayaan ini diharapkan akan menghadirkan multiplier effect yang mendorong yang mendorong geliat aktivitas ekonomi. Dampak ekonomi dapat dirasakan selama proses pemanfaatan dana dapat menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas. Serta dapat menyerap produk-produk dalam negeri.

Pencairan Kredit Usaha Rakyat dan Kredit Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera) terus digencarkan untuk segmen produktif dan padat karya. Kucuran pembiayaan ini merupakan bentuk implementasi komitmen bank bjb dalam mendukung penuh program percepatan PEN lewat penyaluran permodalan di berbagai sektor usaha produktif, khususnya UMKM.

”Pada prinsipnya, kami selalu mendukung penuh berbagai program pemerintah yang berorientasi pada peningkatan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat, dunia usaha dan pemerintah daerah untuk memanfaatkan fasilitas pembiayaan yang kami keluarkan guna mendukung program mau pun usaha yang dijalankan agar memberikan hasil optimal,” jelas Yuddy.

Sebagai infomasi, berdasarkan catatan perseroan per 18 Oktober 2020, bank bjb sudah menyalurkan dana PEN sebesar Rp5,34 triliun. Artinya, target leverage 2 kali lipat sebesar Rp5 triliun telah terlampaui dalam hitungan kurang dari tiga bulan sejak gelontoran dana sebesar Rp2,5 triliun diterima perseroan pada akhir Juli 2020. Angka realisasi kredit PEN bank bjb hingga pertengahan Oktober itu mencapai 106% dari target. [Adv]