Dian Sastrowardoyo dalam film Kartini
Dian Sastrowardoyo dalam film Kartini/Didang

Koran Sulindo — Tidak seperti pada tahun-tahun sebelumnya, perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia saat ini sedikit berbeda. Ruang dalam mengekpresikan HUT RI yang ke 75 tahun ini pun harus dibatasi karena pademi virus corona atau Covid-19.

Namun, bukan berarti semangat 17-an ikut menurun ditengah pademi virus corona yang saat ini melanda ke seluruh dunia ini. Kalian tak perlu mati gaya, sebab ada film-film perjuangan yang membangkitkan jiwa nasionalisme.

Film-film bertema perjuangan atau nasionalisme secara tidak langsung membangkitkan semangat cinta Tanah Air. Banyak orang yang terinspirasi dari kisah tokoh pahlawan dan melanjutkan perjuangan dengan cara yang berbeda.

Berikut ini adalah sejumlah film yang mampu membangkitkan semangat kemerdekaan untuk mengisi waktu libur 17-an saat di rumah.

Trilogi Merah Putih

Merah Putih merupakan sebuah film trilogi perjuangan rakyat Indonesia melawan Belanda setelah kemerdekaan. Memiliki latar belakang tahun 1947, film ini mengisahkan tentang para pemuda dari berbagai suku yang berjuang mempertahankan kemerdekaan Tanah Air.

Trilogi Merah Putih dibintangi oleh Darius Sinathrya (Marius), Donny Alamsyah (Tomas), Rahayu Saraswati (Senja), Lukman Sardi (Amir), Joe Sims (Sergeant De Graffe).

Film pertama Merah Putih rilis pada 2009, menyusul sekuel selanjutnya Darah Garuda pada 2010 dan Hati Merdeka 2011.

Soekarno

Film yang sempat menjadi kontroversi ini di sutradarai Hanung Bramantyo pada 2013. Dibintangi oleh Ario Bayu sebagai sang proklamator. Film Soekarno berkisah tentang masa kecil Presiden pertama RI yang bernama Kusno, masa remaja, kisah cinta hingga saat memperjuangkan kemerdekaan bangsa.

Dalam film tersebut juga ditampilkan pidato-pidato Soekarno yang membakar semangat nasionalisme, masa-masa pengasingan hingga detik-detik proklamasi kemerdekaan Indonesia yang membuat haru.

Jendral Soedirman

Dirilis pada tahun 2015, film garapan Viva Westi ini berkisah tentang Jendral Soedirman, yang diperankan oleh Adipati Dolken, ketika melawan Belanda secara gerilya meski sedang sakit paru-paru.

Film tersebut juga memperlihatkan taktik dan strategi perjuangan Jendral Soedirman yang membuat Belanda kehabisan logistik dan waktu. Dia juga bersembunyi di balik hutan-hutan Jawa untuk melakukan penyerangan.

Guru Bangsa Tjokroaminoto

Dirilis tahun 2015, Guru Bangsa Tjokroaminoto berkisah tentang Haji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto yang memiliki andil besar pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Di sini diperlihatkan perjuangan Tjokroaminoto yang menyadarkan masyarakat untuk merebut kemerdekaan.

Kala itu, pendidikan masih minim, rakyat miskin di mana-mana dan tidak ada sekolah untuk rakyat. Tjokroaminoto pun mendirikan organisasi Sarekat Islam untuk melakukan aksi dan sosialiasi yang tujuannya mengajak masyarakat terlibat dalam usaha kemerdekaan.

Guru Bangsa Tjokroaminoto dibintangi oleh Reza Rahardian (Tjokroaminoto), Alex Abbad (Abdullah), Putri Ayudya (Soeharsikin), Maia Estianty (Mrs. Mangoenkoesoemo), Didi Petet (Haji Hasan), Chelsea Islan (Stella) dan lainnya. Film ini juga disutradarai oleh Garin Nugroho.

Kartini

Film yang di sutradarai Hanung Bramantyo ini merupakan biografi dari RA Kartini yang mengupayakan kesetaraan hak untuk perempuan khususnya di bidang sosial dan pendidikan.

Kartini yang dibintangi Dian Sastro Wardoyo tumbuh dengan menyaksikan ibu kandungnya, Ngasirah yang terbuang di rumahnya sendiri. Kartini merupakan keturunan ningrat sehingga berkesempatan mengenyam pendidikan.

Dia kemudian menulis surat-surat dalam upaya menyediakan lapangan kerja dan kesetaraan bagi perempuan di Jepara. Selain Dian Sastro, film yang dirilis tahun 2017 ini juga dibintangi oleh Acha Septriasa serta Ayushita.

Wage

Film ini merupakan biografi dari pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, Wage Rudolf Soepratman yang dirilis pada 2017. Lagu ini pertama kali dikumandangkan pada 28 Oktober 1928 dalam Kongres Pemuda 2 atau yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.

Dalam pembuatannya, lagu Indonesia Raya”
merupakan perwujudan dari bangkitnya kesadaran pemuda-pemuda Indonesia dalam melawan penjajah. Semangat itulah yang membuat Wage berani meninggalkan segala kemewahan yang didapatnya di Makassar dan kembali ke tanah Jawa.

Wage kemudian aktif dalam pergerakan kemerdekaan dan menjadi jurnalis sebagai penyambung suara rakyat. Film ini juga memperlihatkan Wage yang merasakan ditahan oleh Belanda karena terlalu vokal dan hingga akhir hayatnya saat menderita penyakit paru-paru.

Film arahan sutradara John De Rantau ini dibintangi oleh Rendra Bagus Pamungkas dan Prisia Nasution.

Perburuan

Film yang diangkat dari novel karya Pramoedya Ananta Toer dengan judul sama ini bercerita tentang enam bulan setelah kegagalan PETA melawan Jepang. Hardo (Adipati Dolken) diburu oleh tentara Jepang karena dianggap sebagai otak dari pemberontakan.

Dalam sebuah pengejaran selama satu hari dan satu malam menjelang proklamasi kemerdekaan, sebuah drama perjuangan terungkap. Kekejaman Jepang, pengkhianatan ayah tunangannya serta sahabat tak membuat Hardo patah semangat merebut kemerdekaan.

Film rilisan tahun 2019 ini disutradarai oleh Richard Oh dan diperankan oleh Ayushita, Ernest Samudra, Khiva Ishak dan Michael Kho. [WIS]