Ilustrasi: Sekretaris Jendral PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kedua dari kiri) memberikan keterangan pers menjelang pelaksanaan Kongres V PDI Perjuangan yang akan digelar di Bali pada 8-10 Agustus mendatang/CHA

Koran Sulindo – PDI Perjuangan siap menyelenggarakan kongres di Bali pada 8-10 Agustus nanti. PDI Perjuangan telah menyelesaikan rangkaian konferensi daerah (konferda) dan konferensi cabang (konfercab) di seluruh wilayah di Indonesia, kecuali Aceh, yang baru dilaksanakan pada 3 Agustus lusa.

“Kongres V PDI Perjuangan dengan tema ‘solid bergerak untuk Indonesia Raya, dengan sub tema Mewujudkan PDI Perjuangan sebagai partai pelopor,” kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, dalam konferensi pers di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jl. Diponegoro 58, Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Tema ini mengandung makna bahwa soliditas partai melalui langkah kaderisasi kepemimpinan partai secara kelembagaan dan sistemik telah membangun kesadaran ideologi Pancasila, serta kesadaran politik untuk memberikan dedikasi bagi rakyat bangsa dan negara. Selain itu, kesadaran organisasi partai untuk terus mengedepankan kepentingan kolektif dan semangat gotong royong daripada kepentingan orang perorang dan kelompok. Dan kesadaran untuk menyelesaikan masalah rakyat.

“Soliditas bergerak bersifat aktif dan progresif guna menegaskan tujuan berpartai sebagai penerang dalam gerak kemajuan bangsa dan negara Indonesia,” katanya.

Kongres juga dilaksanakan sebagai bagian dari perwujudan agenda strategis PDI Perjuangan sebagai pengusung utama pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin.

“Tidak ada daerah yang merupakan basis PDIP yang tidak memenangkan pasangan itu. PDIP mencatat, rata-rata kemenangan Jokowi-Ma’ruf adalah 69 persen di 113 DPC tingkat II. Tentu ada peran partai lain, tapi PDI Perjuangan paling solid dalam memberikan dukungan itu,” kata Hasto.

Turut hadir dalam acara itu antara lain Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Organisasi Djarot Saiful Hidayat, Andreas Hugo Pareira, dan Wakil Sekjen Eriko Sotarduga.

Sementara itu Djarot mengatakan, PDI Perjuangan Aceh terlebih dahulu melakukan pembekalan sebelum konsolidasi organisasi dilaksanakan. Itu sebabnya Konferda dan Konfercab mundur.

“Kenapa Aceh terlambat itu karena kami kedepankan semangat untuk merangkul tokoh masyarakat. Bahkan di Aceh kita menemukan tokoh yang punya militansi. Di sana kami menemukan bahwa GAM itu adalah Gerakan Anak Megawati, itu pada saat pergerakan pemerintahan Orde Baru,” kata Hasto.

Konferda dan konfercab merupakan pra kongres di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Artinya, sebelum ketua umum dan pengurus pusat baru dibentuk di kongres nanti, maka jajaran pengurus provinsi manpun kabupaten/kota harus sudah terpilih. Ajang itu juga melakukanevaluasi, konsolidasi, dan sinkronisasi program yang akan dibawa ke kongres nanti. [CHA/Didit Sidarta]