Koran Sulindo – Rombongan dari Ibukota itu seperti artis yang berkunjung ke daerah. Bus besar dan iring-iringan kendaraan yang membawa rombongan berangkat dari kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Jakarta, itu seolah rombongan tur yang hendak istirah. Tapi tidak. Mereka justru sedang berkelililing daerah, melintasi jalur utara Jawa, menelusuri lintas selatan pulau terpadat penduduknya di tanah air itu, untuk menyapa “kader” paling militan yang sangat penting dalam laga pemilihan umum tahun depan: Rakyat, rakyat, rakyat.
Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri sudah sejak lama selalu menegaskan Pileg dan Pilpres pada April 2019 itu adalah dalam satu tarikan nafas perjuangan.
“Waktunya sudah tepat untuk melakukan konsolidasi internal, memperkuat seluruh struktur partai, serta menyapa rakyat yang ditemui di sepanjang perjalanan. Elektabilitas pasangan calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden KH Ma’ruf Amin terus kami tingkatkan melalui gerak serempak Tiga Pilar Partai,” kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, di Jakarta, akhir pekan lalu.
Dalam tur yang diberi tajuk Safari Kebangsaan tersebut, Hasto didampingi sejumlah elite PDI Perjuangan seperti Djarot Saiful Hidayat serta perwakilan sayap partai. Perjalanan itu dimulai Sabtu (17/11) hingga Senin (19/11), dan melewati 8 titik: Kabupaten Bekasi, Karawang, Indramayu, Cirebon, Lamongan, Bojonegoro, dan Surabaya.
Safari Kebangsaan itu menindaklanjuti rekomendasi Rakernas Tim Kampanye Nasional Jokowi-KH Ma’ruf Amin yang menyepakati pencapaian target Pilpres sebesar 7 persen. Seluruh partai politik dalam koalisi Indonesia Hebat bertekad menggerakkan seluruh elemen kepartaiannya baik struktur partai, kepala daerah dan wakil kepala daerah, seluruh anggota legislatif di semua tingkatan, serta seluruh anggota partai untuk bergerak serentak memenangkan pasangan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin.
Sepekan kemudian Hasto dan kawan-kawan melanjutkan turne itu, dan katakanlah, kini bertajuk Safari Kebangsaan Jilid II. Kali ini menyusuri daerah-daerah di lintas selatan Jawa, mulai dari Bandung Barat, Garut, Pangandaran, Cilacap, Magelang, Borobudur, Sleman, dan berakhir di Yogyakarta.
“Setelah pekan lalu menelusuri jalur utara Jawa, Ibu Megawati Soekarnoputri kembali memberikan instruksi kepada partai untuk menggelar safari via jalur selatan Jawa. Sepanjang perjalanan nanti, selain menyerap aspirasi dari kader partai dan masyarakat yang kami temui. Singkatnya, PDIP total dalam menghadapi pileg dan pilpres,” kata Hasto.
Safari Kebangsaan ini melanjutkan pengecekan pada tiga pilar partai. Langkah PDI Perjuangan, kata Hasto, dalam waktu dekat akan diikuti seluruh parpol pengusung Jokowi-Ma’ruf.
“Dengan safari ini PDI Perjuangan bermaksud mengecek kondisi riil di masyarakat, menangkap aspirasi dan harapan masyarakat kepada partai dan paslon 01,” kata Hasto.
Rumah Rakyat
PDI Perjuangan selalu meyakini kantor partai adalah rumah rakyat sekaligus pusat penggemblengan kader dan pusat kebudayaan bagi partai dalam membangun relasi dengan rakyat.
“Sebagai rumah rakyat, kantor ini dibuka kepada masyarakat untuk berbagai keperluan rakyat, mulai dari kaderisasi, untuk keperluan rapat ibu-ibu PKK, sampai pemberdayaan ekonomi rakyat dengan adanya warung di halaman kantor,” kata Hasto, di Lamongan, akhir pekan lalu, saat meresmikan kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Lamongan.
Gedung baru bercat merah dan putih berlantai dua itu terletak dekat dengan perumahan masyarakat di sekitarnya.
Menurut Hasto, keberadaan kantor partai adalah cerminan konsistensi PDI Perjuangan sebagai partai pelopor yang terus memperkuat manajemen kepartaian, khususnya sebagai partai modern dengan roh kerakyatan.
“Sebagai partai yang modern secara organisasional, PDIP memang terus membangun berbagai kantor partai dan semua kantor itu bukanlah milik pribadi, namun atas nama DPP PDI Perjuangan,” katanya.
Semua aset partai yang telah diinventarisasi akan menjadi aset permanen partai yang tak bisa dipindahfungsikan. Dengan aset tetap ini, menunjukkan bahwa PDIP adalah partai yang akan tetap hidup bersama rakyat.
Menurut Hasto, hal itu juga sebagaimana lima butir isi perintah harian dari Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang ditandatangani 19 November 2018 lalu. “Perintah harian kembali menegaskan partai tidak boleh ada keraguan mana lebih penting pileg atau pilpres. Dua-duanya penting bagai kepingan mata uang,” katanya.
Kerja kepartaian harus menunjukkan kekompakan partai dari Sabang sampai Merauke.
“Kerja bersama rakyat adalah jati diri PDIP,” kata Hasto.
Turba
Di Karawang, rombongan DPP PDI Perjuangan itu menggoyang kota di Pantura itu dengan berjoget diiringi lagu “Ayo Pilih Jokowi (Satu Kali Lagi)” yang dinyanyikan Sandrina. Goyang “Jokowi 1 Kali Lagi” itu dilakukan bersama-sama. Hasto dan Djarot bergoyang di atas panggung, sementara lebih dari seribu kader partai ikut bergoyang di depan panggung. Semuanya asyik bergoyang sambil mengepalkan 1 jempol jari, simbol pasangan nomor urut 01, Jokowi-KH Ma’ruf Amin.
Hasto mengimbau, kader di semua tingkatan harus solid. “Sejatinya satu saudara perjuangan, satu saudara se-ideologi. Sebagai partai politik harus bisa menjadi satu kesatuan gerak. Kita tahu Jabar jumlah pemilihnya paling banyak. Kami turun ke bawah ini bagian dari upaya pemenangan,” kata Hasto.
Djarot Saiful Hidayat menambahkan bahwa perjalanan itu dilakukan juga demi memerkuat konsolidasi organisasi partai.
“Kita ingin memastikan seluruh kader PDI Perjuangan sampai dengan tingkat anak ranting, PAC, DPC, kemudian legislatif bergerak untuk memenangkan Pilpres maupun Pileg,” kata Djarot.
Strategi yang dilakukan PDIP ini adalah untuk memberikan semangat kepada kader partai untuk terus bekerja. Kerja-kerja pemenangan tidak bisa dilakukan orang-perorang, dan para kader agar tiada hari tanpa turun ke bawah menyapa rakyat.
PDI Perjuangan akan terus bekerja bersama rakyat, mengecek kondisi riil di masyarakat, menangkap aspirasi dan harapan masyarakat kepada partai dan paslon 01, dan terus kerja, kerja, kerja. [Irwansyah/Didit Sidarta]