Pendiri WikiLeaks Julian Assange [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Kedutaan Besar Ekuador di London telah memberikan kebebasan terbatas kepada Julian Assange untuk mengakses internet. Sebelumnya, pemerintah Ekuador telah melarang pendiri situs pembocor WikiLeaks untuk menggunakan internet sejak 6 bulan lalu.

Lewat akun twitter-nya, situs WikiLeaks menyebutkan, pemerintah Ekuador sudah memberikan akses internet kepada Assange walau secara terbatas. Greg Barns, penasihat hukum Assange seperti yang dilaporkan teleSUR menyambut baik perubahan kebijakan Ekuador terhadap kliennya.

Perubahan kebijakan terhadap Assange itu terjadi setelah pertemuan antara 2 pejabat senior PBB dan Presiden Ekuador Lenin Moreno. Setelah pertemuan itu, kepada WikiLeaks, Ekuador memastikan akan mencabut larangan penggunaan internar oleh Assange.

Pemimpin perusahaan WikiLeaks, Kristinn Hrafnsson mengatakan, perubahan kebijakan Ekuador itu adalah hal positif meski melalui intervensi PBB. Karenanya, Ekuador mengakhiri pelarangan Assange untuk menggunakan internet untuk mengekpresikan kebebasannya walau masih terbatas.

PBB juga menyebut Assange merupakan korban dari penahanan yang sewenang-wenang. Situasi ini tidak bisa diterima dan harus segera diakhiri. Pemerintah Inggris diminta untuk mematuhi keputusan PBB dan menjamin Assange untuk meninggalkan Kedutaan Besar Ekuador dengan aman.

Selain internet, Assange juga diberukan akses menggunakan telepon seluler dan menerima kunjungan dari pihak luar. Keputusan ini dilakukan setelah Ekuador melarang Assange secara penuh untuk mengakses internet, telepon seluler dan kunungan dari pihak luar sejak Maret lalu.

Larangan itu dilakukan lantaran Assange kerap berkomentar di media sosial yang dapat merusak hubungan diplomatik antara Ekuador dengan Rusia, Inggris termasuk Spanyol. Assange memohon suaka politik ke negara Amerika Latin itu pada 2012 untuk menghindari ekstradisi ke Swedia karena dituduh telah melakukan kejahatan seksual. [KRG]