Koran Sulindo – Di tengah prestasi pelaksanaan Asian Games, Asian Para Games dan Annual Meeting IMF-World Bank telah membanggakan bangsa.
Terbukti kerendahan hati Presiden Joko Widodo dalam menyuarakan semangat nasionalisme telah menyatukan perbedaan.
Menurut Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, hal itulah yang sebenarnya menjadi landasan prestasi: bahwa tiga event sekaligus tersebut berkaitan dengan nama harum bangsa.
Ketika semua pihak menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya, maka disability pun berubah menjadi ability.
‘Api ability untuk tanah air inilah yang membakar semangat dan menorehkan prestasi. Menempatkan Indonesia pada peringkat kelima dengan perolehan 37 medali emas. Dan itu di atas target,” kata Hasto di Jakarta, Minggu (14/10).
Diungkapkan Hasto, PDI Perjuangan sungguh sangat berbangga. Bukan karena pujian Presiden Asian Paralympic Committee (APC), Majed Rashed yang mengapresiasi Indonesia sebagai penyelenggara terbaik.
“Pujian sudah selayaknya ditujukan bagi seluruh atlet, relawan, dan supporters yang tergerak mata hatinya untuk mengatakan: “kami mampu, dan kami tidak pernah menyerah; kami berprestasi untuk bangsa dan negara Indonesia Tercinta”.
Hasto melanjutkan, peradaban sebuah bangsa dapat di lihat dari api semangat untuk bekerja kolektif, membangun sistem, mengejar prestasi, respek terhadap proses dan hadirnya budaya penemuan bagi kemajuan bangsanya.
“Saya sungguh bergetar dan terharu melihat semangat yang ditunjukkan oleh para atlet. Itulah yang saya rasakan ketika melihat bagaimana para atlet Indonesia di cabang olahraga voli duduk bertanding,” ujar Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-KH Ma’ruf Amin itu.
Menurutnya, hal Ini tidak sekadar perjuangan memperoleh medali tapi pertunjukkan semangat para atlet difabel yang memiliki ability. Sungguh sebuah atmosfir yang menggetarkan dengan menonton langsung.
“Itulah sebabnya, saya waktu itu mengajak semua pihak untuk menonton Asian Para Games. Para atlet Indonesia mempertontonkan nasionalismenya yang jelas-jelas butuh dukungan. Tapi di sisi lain ada pihak yang justru mengarahkan massanya ke kepolisian, hanya karena tidak mau bertanggung jawab sendirian atas kebohongan terencana yang dijalankannya,” terang Hasto.
Hasto mengatakan, keberhasilan menggelar dua ajang olahraga bersifat multi nasional akan menjadi pengalaman berharga bagi Indonesia.
“Kini kita menatap dengan lebih percaya diri, bahwa sejatinya kita adalah bangsa pelopor, bangsa pejuang dan bangsa yang bisa berprestasi,” kata Hasto. [CHA]