Koran Sulindo – Dengan jumlah penduduk Indonesia mencapai kurang lebih 265 juta jiwa, generasi milenial menjadi bagian populasi terbesar yakni hampir mencapai 85 juta orang.

Meski tak ada batas waktu yang pasti untuk awal dan akhir dari kelompok ini, para ahli dan peneliti sepakat menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran hingga pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir.

Mereka inilah yang bakal menjadi kelompok penentu kemenangan para kandidat dalam Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2019.

Lalu bagaimana strategi menggaet mereka?

Sebelum menerapkan strategi untuk menggaet mereka yang harus dilakukan sebenarnya memahami apa saja tipologi pemilih milenial tersebut. Setidaknya ada lima tipologi pemilih milineal yaitu;

Pertama, anti-milenial mereka ini sebenarnya secara fisik dan umurnya saja yang milenial tapi karakter tidak. Kelompok ini tidak kreatif, tidak percaya diri dan tak terlalu peduli dengan sosial media. Model ini jumlahnya mencakup 18,19 persen dari total populasi generasi milineal.

Kedua nerd-milenial, kelompok ini meskipun pinter dan kreatif tetapi dia sama sekali tidak masuk golongan yang gaul. Mereka ini meski kreatif luar biasa namun jarang berinteraski baik di media sosial maupun kehidupan nyata. Mereka inilah yang menulis status di media sosial seminggu sekali atau lebih.

Ketiga alay milenial, mereka ini meskipun tak terlalu pintar atau kreatif tetapi terihat sangat aktif sekali di sosial media. Definisi alay ini tak boleh dipandang dalam konotasi yang negatif.

Keempat adalah true milenial yang biasanya menjadi trend setter. Mereka ini umumnya bisa berupa youtuber, selebgram, atau selebtweet. Kelompok ini umumnya menggunakan internet lebih dari tujuh jam sehari.

Ciri paling khas dari kelompok ini adalah mereka yang bangun tidur dan pertama kali dicari adalah gadget-nya dan gadget jugalah yang diletakkan terakhir sebelum tidur. Kelompok praktis tak bisa dipisahkan kehidupannya dengan gadget. Hampir setiap lima menit mereka akan mengambil smartphone-nya untuk mengecek notifikasi.

Kelima adalah mass milenial dan ini adalah populasi terbesar dari generasi milenial.

Strategi paling generiknya untuk merangkul generasi milineal adalah mengerti, beradaptasi dan intim dengan mereka baik secara online maupun offline. Harus diperbanyak pertemuan-pertemuan dan komunikasi karena generasi ini tak bisa didekati dengan informasi satu arah atau  doktrin.

Beberapa strategi mendekati kelompok ini di antaranya adalah setiap janji politik harus membumi dan terukur serta tak bisa menggunakan bahasa-bahasa yang mengawang. Bagi mereka janji-janji yang abstrak dianggap berebelit-belit dan cenderung tak bakal ditepati.

Mendekati kelompok ini mesti menawarkan sesuatu yang otentik seperti ketika orang memilih Jokowi karena ia dianggap suka blusukan, sederhana dan dekat dengan massa.

Hal lain yang harus ditawarkan kepada kelompok ini adalah kebaruan, interaktif dan kreatif baik online maupun offline. Kehadiran kandidat di sosial media menjadi sebuah kemestian.

Jadi ketika membicarakan sebuah substansi kepada generasi ini harus narasi kebaruan, bagaimana mengemasnya termasuk selain harus selain otentik dan  kreatif tapi sekaligus juga praktis.[TGU]