Koran Sulindo – Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan mengingatkan tidak ada satupun partai politik di koalisi pengusung Prabowo Subianto yang memaksakan satu nama tertentu menjadi calon wakil presiden.
Penegasan itu disampaikan Zulkifli Hasan menanggapi kabar bahwa Partai Keadilan Sejahtera bersikeras agar cawapres Prabowo adalah hasil ijtimak ulama yakni Salim Segaf Al-Jufri atau Ustaz Abdul Somad.
“Kita jangan kukuh-kukuhan. Capres itu bakal memilih pendamping. Pada akhirnya capres yang menentukan,” kata Zulkifli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/7).
Zulkifli menyebut, PAN juga tak memaksakan cawapres pendamping Prabowo. Ia menambahkan partainya bakal melaksanakan rapat kerja nasional yang rencananya digelar pada 5 Agustus mendatang.
“Nah, di situ akan didengarkan aspirasi dari masing-masing pengurus wilayah partai itu. Dari sana, semuanya akan bersidang untuk menentukan satu sikap akhir,” kata Ketua MPR RI itu.
Dari informasi awal yang diperoleh oleh Zulkifli, bisa dibayangkan bahwa kader PAN dalam rakernas bakal menyerahkan sepenuhnya kepada siapa capres yang akan didukung.
Adapun dua nama bakal capres, yakni Jokowi dan Prabowo. Meskipun sejauh ini PAN lebih dekat dengan koalisi pendukung Prabowo. “Nanti di rakernas, kita serahkan pada capresnya, kata besan Amien Rais itu.
Sebelumnya, Sekjen PKS Mustafa Kamal mengatakan, pihaknya akan memperjuangkan rekomendasi ijtimak Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama terkait pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019. Alasannya, ulama mempunyai peran besar dalam perjalanan PKS.
“Ya itu jelas, kita partai yang dilahirkan oleh para ulama, selain ada aktivis di kampus, para birokrat,” kata Mustafa, Senin (30/7) malam.
PKS, kata dia, sangat peka dan menjunjung tinggi suara ulama yang mewakili umat dan suara Indonesia. Apalagi, suara ulama ini mempunyai irisan dengan rekomendasi Majelis Syuro PKS.
“Alhamdulillah kita bersyukur bahwa ternyata ada irisan dari putusan ijtimak ulama yaitu pada sosok ketua Majelis Syuro kami habib Salim Segaf Al Jufri,” kata Mustafa.
Seperti diketahui, ijtimak ulama merekomendasikan duet Prabowo Subianto dengan Abdul Somad Batubara atau duet Prabowo Subianto-Salim Segaf Al-Jufri. Mereka didapuk ulama untuk maju pada Pilpres 2019.
Menolak
Namun, penunjukan sebagai calon cawapres itu ditampik Abdul Somad. Melalui akun Instagramnya, @ustadzabdulsomad, ia justru mengunggah poster yang berisi wajah Prabowo Subianto dan Salim Segaf Aljufri.
Dalam poster itu pasangan tersebut disebutnya sebagai ‘DUET MAUT TENTARA-ULAMA Pimpin & Jaga NKRI.’
“Prabowo-Habib Salim pasangan tawazun (seimbang) antara ketegasan tentara dan kelembutan ulama, Jawa non-Jawa, nasionalis-religius, plus barokah darah nabi dalam diri Habib Salim,” tulis Abdul Somad.
Seimbang yang disebutnya itu termasuk mencakup Jawa-non-Jawa, nasionalis-religius dan plus barokah darah Nabi dalam diri Habib Salim.
Ia justru mengatakan ingin fokus di bidang pendidikan dan dakwah dan tetap berkomunikasi dengan Habib Salim atau Prabowo. Ia menyebutnya tetap ingin mejadi suluh di tengah kelam, setetes embun di tengah sahara.
“Setelah Sayyidina Umar bin Khattab wafat, sebagian Sahabat ingin membaiat Abdullah -anak Sayyidina Umar- sebagai pengganti. Beliau menolak lembut, karena bidang pengabdian ada banyak pintu,” tulis Abdul Somad mentamsilkan penolakannya itu.
Penolakan Abdul Somad Batubara atas rekomendasi ijtimak ulama sebagai calon wakil presiden Prabowo Subianto bakal menuai teguran. Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mengaku bakal menegur Abdul Somad karena sikapnya tersebut.
Menurutnya, kesempatan membenahi negara mestinya jangan ditolak. Apalagi ustaz itu dianggap memiliki punya banyak kelebihan termasuk dari sisi agama yang dianggapnya sangat baik.
Amien menganggap sikap Abdul Somad itu mirip-mirip dengan Nabi Yunus. “Andaikata saya ketemu Pak Abdul Somad, akan saya ingatkan, jangan (seperti) Nabi Yunus, kata Amien di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (30/7).
“Beliau ahli agama, lebih bagus dari saya, ini mudah-mudahan ada yang terdengar (oleh) Abdul Somad, mudah-mudahan ada perubahan.”
Lebih lanjut bekas Ketua MPR itu menyebut Abdul Somad adalah sosok kritis yang dianggap peduli dengan keadaan bangsa. Amien menyebut dengan berkuasa di pemerintahan, Abdul Somad dapat mewujudkan kritik-kritiknya tersebut. [CHA/TGU]