Ilustrasi/antarafoto

Koran Sulindo – Kementerian BUMN mengklarifikasi rekaman percakapan antara Menteri BUMN Rini Soemarno dengan Direktur Utama PLN (Persero) Sofyan Basir yang beredar di media sosial Twitter dan Instagram.

“Menanggapi beredarnya penggalan percakapan antara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir yang sengaja diedit sedemikian rupa dengan tujuan memberikan informasi yang salah dan menyesatkan, Kementerian BUMN menegaskan bahwa percakapan tersebut bukan membahas tentang ‘bagi-bagi fee’  sebagaimana yang dicoba  digambarkan dalam penggalan rekaman suara tersebut,” tulis rilis media Kementerian BUMN, yang ditandatangani Sekretaris Kementerian BUMN, Imam Apriyanto Putro, di Jakarta, Sabtu (28/4/2018).

Kemen BUMN membenarkan pertemuan keduanya, untuk mendiskusikan rencana investasi proyek penyediaan energi yang melibatkan PLN dan Pertamina.

“Dalam diskusi tersebut, baik Menteri BUMN Rini Soemarno maupun Dirut PLN Sofyan Basir memiliki tujuan yang sama, yaitu memastikan bahwa investasi tersebut memberikan manfaat maksimal bagi PLN dan negara, bukan sebaliknya untuk membebani PLN.”

Menurut Imam, percakapan utuh yang sebenarnya terjadi ialah membahas upaya Dirut PLN Sofyan Basir dalam memastikan bahwa sebagai syarat untuk PLN ikut serta dalam proyek tersebut adalah PLN harus mendapatkan porsi saham yang signifikan. Sehingga PLN memiliki kontrol dalam menilai kelayakannya, baik kelayakan terhadap PLN sebagai calon pengguna utama, maupun sebagai pemilik proyek itu.

Percakapan itu diketahui terjadi tahun lalu.

Sofyan diangkat menjadi Dirut PLN pada 23 Desember 2014, hanya 2 bulan setelah Joko Widodo menjadi Presiden RI.

Pada percakapan itu, Rini mengatakan hal yang utama ialah BUMN dapat berperan maksimal dalam setiap proyek yang dikerjakan sehingga dapat mandiri.

Proyek penyediaan energi tersebut pada akhirnya tidak terealisasi karena memang belum diyakini dapat memberikan keuntungan optimal, baik untuk Pertamina maupun PLN.

Terkait dengan penyebaran dan pengeditan rekaman pembicaraan yang jelas dilakukan dengan tujuan untuk menyebarkan informasi yang salah dan menyesatkan kepada masyarakat, Kemen BUMN akan mengambil upaya hukum.

Rekaman percakapan tersebut pertama kali diunggah di media sosial Instagram oleh akun walikota_parung pada Jumat (27/4/2018) dengan memberikan caption ‘Dashyaaatttt…!!!! Mau kelanjutanhya? Om butuh 1000 likes #MafiaMigas #RIwayarpertaminakiNI’.

Dalam cover akun walikota_parung tertulis nama Menteri BUMN Rini Soemarno dan Dirut PLN, Sofyan Basir. Dalam rekaman itu, keduanya menyinggung seseorang bernama Pak Ari.

Tidak berapa lama, giliran akun Twitter @digembok yang ikutan mengunggah juga rekaman percakapan ini. Malah @digembok sampai membuat dalam 3 part.

“Gue nemu rekaman ini. (part 1) cc: @KPK_RI Suaranya Rini dengan Sofyan Basir Dengerin Yuk Ngomongin Persen-persenan#RiwayatpertaminakiNI.

Akun ini mempunyai jumlah follower 90 ribu ini

Berikut cuplikannya:

Pria (P): Kemarin gini. Saya juga kaget kan Bu, saya mau cerita sama Ibu, beliau kan panggil saya, pagi kemarin kan saya baru pulang.

Wanita (W): Ya, ya, kemarin ngomong sama bapak kemarin, yang penting gini lah, udah lah yang seharusnya ngambil ini Pertamina sama PLN, jadi dua-duanya punya saham lah pak, saya bilang begitu

P: Dikasih kecil kemarin saya bertahan Bu, ya kan, beliau ngotot

W: …Sama PLN…

P: PLN. Waktu itu kan saya ketemu Pak Ari juga bu, saya bilang Pak Ari mohon maaf, masalah share ini kita duduk lagi lah Pak Ari. Ibu setuju bu

W: Saya terserah bapak-bapak lah, saya memang kan konsepnya sama-sama Pak Sofyan. Yang penting ginilah, sudahlah, kan yang harus ambil kan dua, Pertamina sama PLN.

P: Saya kemarin bertahan Bu, kan beliau ngotot. ‘Kamu gimana sih, Sof?’ Lho kan, Pak, kalo enggak ada PLN kan Bapak enggak ada juga tuh buat bisnis.

W: Menurut saya banyak yang nerusin, cuma saya bilang sama kakak saya yang satunya, biasanya kalau dia sudah enggak mau ngomong, saya ngomong sama yang satunya supaya nyambung ke sana gitu kan.

P: Betul, betul. [DAS]